Putra, Ferril Pamungkas Maramba (2020) Elemen Citra Kawasan Ampel Surabaya Dalam Perspektif Historik dan Arkeologi. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
08211640000108_Undergraduate_Thesis.pdf Download (5MB) | Preview |
Abstract
Kota Surabaya memiliki berbagai kawasan cagar budaya yang memiliki nilai sejarah. Salah satunya adalah Warisan Islam di daerah Ampel yang memiliki nilai sejarah Islam. Namun, situs tersebut mengandung fitur, struktur, serta artefak yang tidak sesuai dengan karakteristik negara maghrib. Makalah ini bertujuan untuk menguji pengaruh akulturasi dalam aspek desain perkotaan situs Ampel dan implikasi pertumbuhan masa depan daerah tersebut. Dipersembahkan oleh pendekatan etnologi, penelitian ini menemukan bahwa selain Islam, ada beberapa pengaruh Hindu dan juga Jawa (budaya lokal) yang membentuk situs warisan Islam ini.
Pengaruh Islam di daerah Ampel, ditemukan dalam beberapa aspek berikut: 1). path, komponen ini dibuat oleh kombinasi pola sirkulasi grid-linear yang terdiri dari jalan utama (syari), jalan kecil (fina), dan pola buntu (cul-de-sac); 2). pada area publik, fungsi ini sebagai komponen simpul yang dapat diakses oleh siapa saja. Itu terletak di sekitar area ekspansi Masjid Ampel; 3). ujungnya, komponen ini adalah pasar lokal (suq), yang juga ada di banyak negara maghrib; 4). distrik, komponen ini terdiri dari tiga bagian, yang merupakan distrik pemukiman, distrik ibadah, dan distrik suqs berorientasi ke Masjid Ampel; 5). terakhir, komponen Landmark adalah Masjid Ampel sebagai pusat wilayah.
Sedangkan aspek desain perkotaan mengadopsi pengaruh Islam, ornamen, warna, dan simbol mewakili pengaruh Hindu sebagai warisan Kerajaan Majapahit. Pertama, pada komponen tepi, adalah warisan Kerajaan Majapahit dalam bentuk gerbang (paduraksa) sebagai daerah transisi menuju ruang suci di masjid, konsep ini hampir tidak digunakan pada desain perkotaan Islam. Kedua, penggunaan ornamen Kerajaan Majapahit Surya Wilwatika yang berarti kekuatan dan kemenangan, tanaman memanjang yang berarti kesuburan, kuncup bunga yang berarti banyak biji, delapan di mahkota bunga.
Pengaruh Jawa ditemukan di Masjid Ampel (tengara). Ini adalah bentuk atap bertingkat tiga konsep kosmologis. Konsep ini mencoba menginternalisasi tiga tindakan (rasio-akal-hati), maka akan menyatukan untuk membentuk atap yang disebut atap Tajug. Kedua, pengaruh Jawa juga ditemukan di ujung atap Masjid Ampel sebagai mustika (mahkota), ciri khas budaya Jawa, dan mendefinisikan otoritas tertinggi untuk Tuhan.
=========================================================
The city of Surabaya has various cultural heritage areas that have historical value. One of them is the Islamic Heritage in the Ampel area that has Islamic historical value. However, the sites contain features, structures as well as artifacts that are not suitable with the maghrib country characteristics. This paper aimed to examine the influence of the acculturation in urban design aspects of the Ampel site and the implications of the future growth of the area. Deducted by an ethnology approach, this study has found that other than Islam, there are several Hindu influenced as well as Javanese (local culture) that forming this Islamic heritage site.
The Islamic influences in the Ampel area, found in some following aspects: 1). path, this component created by a combination of grid-linear circulation patterns that consist of the main road (shari), small roads (fina), and dead-end (cul-de-sac) pattern; 2). the public area, this function as a node component that can be accessed by anyone. It located around the Ampel Mosque expansion area; 3). the edge, this component is the local market (suqs), that also existed in many maghrib countries; 4). the district, this component consists of three-part, which are settlement districts, worship districts, and district suqs oriented to the Ampel Mosque; 5). lastly, the Landmark component is the Ampel Mosque as the center of the region.
While the aspects of the urban design are adopting the Islamic influences, the ornament, color, and also the symbol represented the Hindu influence as a legacy of Majapahit Kingdom. First, on the edge component, is a legacy of the Majapahit Kingdom in the form of a gate (paduraksa) as a transitional area towards sacred space on the mosque, this concept barely used on the Islamic urban design. Secondly, the use of the Majapahit Kingdom ornament Surya Wilwatika which means strength and victory, elongated plants meaning fertility, flower buds meaning many seeds, eight on the flower crown.
The Javanese influence found in the Ampel Mosque (landmark). It is a three-tiered overlapping roof form of the cosmological concept. This concept tried to internalize the three actions (ratio-sense-heart), then it will unite to form a roof called the roof Tajug. Secondly, the Java influence also found on the tip of the roof of the Ampel Mosque as a mustika (crown), the hallmark of Javanese culture, and defines the highest authority for God.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Elemen Citra, Akulturasi, Kawasan Islam, Urban Heritage, Acculturation, Islamic Sites |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GR Folklore |
Divisions: | Faculty of Architecture, Design, and Planning > Architecture > 23201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Ferril Pamungkas Maramba Putra |
Date Deposited: | 19 Aug 2020 07:07 |
Last Modified: | 27 May 2023 14:28 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/79182 |
Actions (login required)
View Item |