Tandiara, Muhammad Ridwan (2020) IMPLEMENTASI MODEL FUZZY AHP UNTUK ALAT BANTU KEPUTUSAN PEMILIHAN PROYEK PEMBANGKIT LISTRIK TERBAIK DI SOROWAKO RKEF PT VALE INDONESIA. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
Master_Tesis_Muhammad_Ridwan_2411850077037 .pdf Download (9MB) | Preview |
Abstract
PT. Vale Indonesia berencana membangun Rotary Kiln Electrode Furnace
(RKEF) untuk menghasilkan tambahan nikel 10 kT dalam setahun. Kebutuhan
daya 70 MW RKEF akan dipenuhi dari kelebihan daya dari 3 PLTA Vale saat
skenario water balance dijalankan dan tambahan 20 MW dari pembangkit listrik
lainnya. Pemilihan pembangkit listrik tambahan ini adalah hal yang rumit karena
proses seleksi melibatkan banyak kriteria yang saling bertentangan dan dapat
bersifat kualitatif ataupun kuantitatif, seperti adanya konflik antara pembangkit
listrik bertema renewable energy yang memiliki dampak lingkungan rendah
namun mempengaruhi sistem operasi pabrik dan sistem kelistrikan, serta
pembangkit listrik dengan biaya investasi lebih murah namun menghasilkan gas
rumah kaca yang besar, oleh karena itu pendekatan MCDM digunakan untuk
mendapatkan alternatif terbaik dengan menetapkan peringkat sesuai dengan
kriteria sehubungan dengan tingkat kepentingan relatif dan perhitungan bobot
masing-masing kriteria.
Pemilihan alternatif terbaik pembangkit listrik diusulkan menggunakan
analogi antara AHP dan metode geometric mean Fuzzy AHP. Dengan penggunaan
Fuzzy AHP diharapkan pendekatan permasalahan bisa lebih di pandang secara
objektif dan akurat karena para pengambil keputusan lebih yakin menentukan
pilihannya dengan memakai penilaian dalam imprecise value dibandingkan
penilaian dalam crisp value. Pemilihan ini dikelola dengan menggunakan enam
kriteria yaitu harga listrik atau LCOE, sumber pendanaan biaya investasi, efek gas
rumah kaca, ketersediaan sumber daya, efek ke operasional pabrik pengolahan
dan utilitas, dan durasi proyek. Terdapat empat alternatif yang dibandingkan yaitu
PLTD, PLTS, ORC (organic rankine cycle) dan PLTA, dan hasil dari pemilihan
tersebut menunjukkan bahwa PLTA memiliki prioritas tertinggi dan terpilih
sebagai alternatif terbaik. Adapun hasil analisa sensitivitas memperlihatkan bahwa
tidak ada alternatif yang robust dan urutan prioritas alternatif berubah seiring
berubahnya bobot kriteria. Namun demikian alternatif PLTS cenderung memiliki
prioritas lebih tinggi dibandingkan alternatif yang lain ketika bobot kriteria
diubah-ubah, sehingga ketika nantinya PLTA sulit untuk dibangun maka PT Vale
bisa beralih ke alternatif PLTS yang menduduki peringkat kedua pada prioritas
========================================================
PT. Vale Indonesia is planning to build a Rotary Kiln Electrode Furnace
(RKEF) to produce an additional 10 kT of nickel in a year. The 70 MW RKEF
power requirement will be met by excess power from 3 Vale hydropower when
the water balance scenario is being run and an additional 20 MW from other
power plants. The selection of additional power plants is complicated because the
selection process involves many conflicting criteria and can be qualitative or
quantitative, such as a conflict between renewable energy power plants that have a
low environmental impact but affect the factory operating system and the
electrical system, as well as power plants with lower investment costs but
produces large green house gases, therefore the MCDM approach is used to obtain
the best alternative by ranking according to criteria with respect to the relative
importance and weighting of each criterion
The selection of the best alternative power plant is proposed using the
analogy between AHP and Fuzzy AHP geometric mean methods. By using Fuzzy
AHP, it is expected that the problem approach can be viewed more objectively
and accurately because decision makers are more confident in determining their
choice by using valuation in imprecise value rather than valuation in crisp value.
This selection is managed using six criteria, namely the price of electricity or
LCOE, funding sources for investment costs, the effect of green house gases,
availability of resources, effects to the operations of the processing plant and
utilities, and the duration of the project. There are four alternatives that are
compared, namely PLTD, PLTS, ORC (organic rankine cycle) and PLTA, and the
results of the selection show that PLTA has the highest priority and was chosen as
the best alternative. The result of sensitivity analysis show that there is no robust
alternative and the priority of alternative is changed when the weight of criterion
was changed. However, the PLTS alternative tends to have a higher priority than
the other alternatives when the criteria weights are changed, so that when the
PLTA is difficult to be built, PTVI can switch to PLTS alternative which gets the
second higher of the priority
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | power plant, fuzzy AHP, alternatif, criteria |
Subjects: | T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering > TK1322.6 Electric power-plants |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Industrial Engineering > 26101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Muhammad Ridwan |
Date Deposited: | 23 Aug 2020 00:22 |
Last Modified: | 18 Dec 2023 03:16 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/80610 |
Actions (login required)
View Item |