Anshari, Aghnia Putri (2021) Kajian Risiko Bakteri E. coli Pada Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Benowo Dengan Metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
03211740000022-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Download (4MB) | Preview |
Abstract
Air merupakan zat yang paling penting yang dibutuhkan oleh
manusia setelah udara. Namun air juga merupakan zat yang paling
mudah mengalami pencemaran, penyakit yang menyerang
manusia dapat ditularkan melalui air. Semakin bertambah tahun,
kebutuhan akan konsumsi air minum juga akan semakin tinggi,
sehingga memanfaatkan peluang pemenuhan akan air minum
dengan membuka depot air minum isi ulang yang memiliki nilai
yang lebih praktis, dinilai higienis oleh masyarakat, serta didapat
dengan harga terjangkau. Tidak terkecuali Kecamatan Benowo
yang merupakan kawasan target pengembangan wilayah
Surabaya bagian barat. Namun saat ini masih banyak Depot Air
Minum Isi Ulang (DAMIU) yang belum memenuhi persyaratan
kualitas air minum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV2010 tentang persyaratan
kuaitas air minum, salah satu yang terpenting yaitu adanya
kandungan bakteri Escherechia coli karena termasuk kedalam
parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan
manusia. Depot Air Minum Isi Ulang yang terkontaminasi bakteri
E. coli dapat memberikan risiko bagi konsumen khususnya
kelompok rentan, yaitu balita, anak-anak, serta lanjut usia
Bakteri E. coli juga dapat menjadi indikator proses pengolahan air
minum isi ulang yang tidak efektif. Untuk mencari penyebab
kegagalanya hal pertama yang dilakukan adalah pengumpulan
data antara lain data analisis kualitas bakteri E. coli air hasil olahan
DAMIU, data kuisioner yang berisi wawancara pada
ii
pengelola/penjamah DAMIU, serta hasil wawancara dengan
petugas Puskesmas Benowo. Kemudian melakukan identifikasi
manajemen risiko dengan mengidentifikasi penyebab kegagalan
menggunakan metode fishbone analysis dan diuji korelasinya agar
dapat dilihat seberapa berhubungan aspek kegagalan yang
didapat dengan kandungan bakteri E. coli. Uji korelasi ini
digunakan untuk menentukan nilai pembobotan kepentingan risiko
tiap aspek kegagalan dari perhitungan RPN (Risk Priority Number)
dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA). Dimana nilai RPN (Risk Priority Number) didapat dengan
mengalikan nilai severity (tingkat keparahan), nilai occurrence
(peluang terjadinya kegagalan), dan nilai detection (deteksi
kegagalan).
Nilai RPN (Risk Priority Number) yang dihasilkan adalah bahwa
prioritas kegagalan yang terjadi adalah pada teknologi UV serta
faktor manusia, yaitu lama waktu kontak UV dengan air baku
dengan nilai RPN sebesar 100, umur UV, dan sosialisasi mengenai
pengolahan depot air minum isi ulang dengan nilai RPN yang
sama, yaitu 48 namun memiliki nilai bobot yang berbeda, karena
faktor umur UV memiliki hubungan yang lebih signifikan dengan
hasil kandungan E. coli dalam air hasil olahan dibandingkan
dengan sosialisasi mengenai pengolahan depot air minum isi ulang
yang juga dapat berdampak pada kualitas bekteriologis (bakteri E.
coli) air hasil olahan depot air minum isi ulang. Sehingga untuk
mencegah di kemudian hari terjadi hal yang serupa, saran yang
diberikan adalah menambah pemahaman dan pengetahuan
pengelola/penjamah atau praktisi depot air minum isi ulang dengan
adanya sosialisasi pengolahan depot air minum isi ulang.
=====================================================================================================
Water is the most important substance needed by humans after
air. But water is also a substance that is most susceptible to
contamination, a disease that attacks humans can be transmitted
through water. As the years go by, the need for drinking water
consumption will also increase, thus taking advantage of
opportunities to fulfill drinking water by opening refill drinking water
depots that have more practical value, are considered hygienic by
the community, and are obtained at affordable prices. No exception
to Benowo Subdistrict, which is the target area for the development
of the western part of Surabaya. However, currently there are still
many reffil drinking water depots that don’t meet the drinking water
quality requirements stipulated in the Regulation the Minister of
Health of the Republic of Indonesia No.
492/MENKES/PER/IV/2010 regarding the requirements for
drinking water quality, one of the most important is the presence of
Esherechia coli bacteria because it is included in the parameters
that are directly relate to human health. Refill dringking water
contaminated with E. coli bacteria can pose risks to consumers,
especially vulnerable groups, namely toddlers, children, and the
E. coli bacteria can also be an indicator of ineffective refill drinking
water treatment processes. To find the cause of the failure, the first
thing to do is collect data, including data on the quality of E. coli
bacteria in DAMIU processed water, questionnaire data containing
interviews with DAMIU managers/handlers and interviews with
Benowo Health Center Officers. Then identify risk management by
identifying the cause of failure using the fishbone analysis method
iv
and testing the correlation so that it can be seen how related the
aspects fo failure obtained are with content of E. coli bacteria. This
correlation test is used to determine the weighting value of the
importance of risk for each aspect of failure from the calculation of
the RPN (Risk Priority Number) using the Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA) method. Where the value of RPN (Risk Priority
Number) is obtained by multiplying the value of severity,
occurrence, value, and detection value.
The resulting RPN (Risk Priority Number) value is that the priority
of failure that occurs is in UV technology and human factors,
namely the length if UV contact time with raw water with an RPN
value of 100, UV age, and lack of knowledge of managers/handlers
due to lack of socialization regarding the treatment of refilled water
depots with same RPN values, which is 48 but has a different
weight factor, because UV age has a more significant relationship
with the results of the E. coli content in processed product
compared to socialization regarding reprocessing of drinking water
depots which can also have an impact on bacteriological quality (E.
coli bacteria). So to prevent something similar in the future, the
advice given is to increase the understanding and knowledge of
managers/handlers or practitioners of refill drinking water depots
by socializing the processing of refill drinking water depots.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Air Minum, Air Minum Isi Ulang, Diagram Fishbone, E. coli, FMEA, Drinking water, Refill drinking water, Fishbone diagram, E. coli, FMEA |
Subjects: | Q Science > QR Microbiology > QR74.8 Bacteria T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD259.2 Drinking water. Water quality T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD430 Water--Purification. |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Environmental Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Aghnia Putri Anshari |
Date Deposited: | 11 Aug 2021 06:29 |
Last Modified: | 14 May 2024 02:25 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/85427 |
Actions (login required)
View Item |