Ryvalda, Dhea Septyanonie and Aditama, Narendra Yudha (2023) Pra Desain Pabrik Surfaktan Methyl Ester Sulfonate (MES) dari Waste Cooking Oil (WCO). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
02211940000123_02211940000189-Undegraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2025. Download (6MB) | Request a copy |
Abstract
Surfaktan atau surface active agent merupakan senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang dapat diproduksi melalui sintesis kimiawi atau biokimiawi. Sintesis surfaktan umunya berasal dari turunan minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui. Surfaktan jenis ini juga mampu menimbulkan pencemaran lingkungan karena setelah digunakan akan menjadi limbah yang sulit terdegradasi dan tidak dapat diperbaharui. Maka dari itu, pencarian surfaktan berbahan baku non minyak bumi mulai dicari dan dikembangkan. Alternatif baru yang ditemukan untuk mengganti bahan baku turunan minyak bumi dalam pembuatan surfaktan adalah pemanfaatan minyak nabati maupun minyak hewani. Salah satu surfaktan anionik yang berbahan baku minyak nabati serta ramah terhadap lingkungan dan dapat diperbaharui adalah Metil Ester Sulfonat (MES). Kebutuhan pasar global juga meningkat seiring dengan bertambahnya tahun. Hal ini dipicu oleh adanya kesadaran terhadap pencemaran lingkungan sehingga eksplorasi terhadap produk recycle sangat diminati. Peluang untuk mengembangkan potensi surfaktan utamanya MES masih cukup besar di Indonesia. Hal ini dapat dilihat melalui data kebutuhan surfaktan Indonesia yang mencapai sekitar 95 ribu ton per tahun, sedangkan kapasitas produksi dalam negeri hanya 55 ribu ton per tahun, sehingga ada kekurangan sebesar 40 ribu ton surfaktan yang harus diimpor oleh Indonesia. Penumpukan pada limbah minyak goreng juga semakin meningkat disetiap tahunnya. Sehingga perlu diadakan sistem pengolahan yang menguntungkan, ramah lingkungan, dan memiliki proses yang mudah untuk dilaksanakan. Limbah minyak goreng memiliki kadar Free Fatty Acid (FFA) yang tinggi. Selain harganya yang murah, hal ini menjadi salah satu alasan digunakannya Waste Cooking Oil (WCO) sebagai bahan pabrik ini. Tujuan utama didirikannya pabrik surfaktan Methyl Ester Sulfonate (MES) adalah mengolah kembali limbah minyak goreng menjadi produk yang dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari dengan proses yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan. Surfaktan MES terbukti dari beberapa peneliti bahwa adalah surfaktan yang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Kapasitas yang diterapkan adalah 10,000 ton/tahun dengan prakiraan memenuhi stock dalam negeri sehingga mengurangi angka impor Indonesia 2026 melalui prediksi sebesar 12.8%. Pabrik ini didirikan di Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah dengan banyak pertimbangan. Proses utama yang diterapkan yaitu transesterifikasi untuk mengubah WCO menjadi FAME, kemudian dilanjutkan dengan sulfonasi untuk mengubah FAME menjadi Methyl Ester Sulfonate (MES) serta ada beberapa proses lainnya untuk mengoptimalkan kinerja konversi produk. Jika ditinjau dari segi teknis, pabrik ini layak didirikan karena mampu untuk menghasilkan proses yang efisien untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Jika ditinjau dari segi ekonomi juga pabrik ini layak untuk didirikan, sebab berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada NPV, IRR, BEP, POT, dan sensitivitas menunjukkan status bahwa pabrik ini sangat menguntungkan.
=======================================================================================================================================
Surfactants or surface active agents are surface tension-lowering active compounds that can be produced through chemical or biochemical synthesis. Surfactant synthesis generally comes from non-renewable petroleum derivatives. This type of surfactant is also capable of causing environmental pollution because after use it will become waste that is difficult to degrade and cannot be renewed. Therefore, the search for surfactants made from non-petroleum raw materials began to be sought and developed. A new alternative found to replace petroleum-derived raw materials in the manufacture of surfactants is the use of vegetable oils and animal oils. One of the anionic surfactants made from vegetable oils and is environmentally friendly and renewable is Methyl Ester Sulfonate (MES). The needs of the global market are also increasing as the years increase. This is triggered by awareness of environmental pollution so that exploration of recycled products is in great demand. The opportunity to develop surfactant potential, especially MES, is still quite large in Indonesia. This can be seen through data on Indonesia's surfactant needs which reach around 95 thousand tons per year, while the domestic production capacity is only 55 thousand tons per year, so there is a shortage of 40 thousand tons of surfactants that must be imported by Indonesia. The accumulation of cooking oil waste is also increasing every year. So it is necessary to have a processing system that is profitable, environmentally friendly, and has an easy process to implement. Waste cooking oil has high levels of Free Fatty Acid (FFA). In addition to its low price, this is one of the reasons for the use of Waste Cooking Oil (WCO) as an ingredient for this factory. The main purpose of establishing a Methyl Ester Sulfonate (MES) surfactant factory is to reprocess waste cooking oil into products that can be used in daily activities with an environmentally friendly and harmless process. MES surfactants are proven from some researchers that are surfactants that do not cause environmental pollution. The capacity applied is 10,000 tons / year with a forecast to meet domestic stocks, thereby reducing Indonesia's import figures in 2026 through a prediction of 12.8%. This factory was established in Tugu District, Semarang City, Central Java with many considerations. The main process applied is transesterification to convert WCO into FAME, then continued with sulfonation to convert FAME into Methyl Ester Sulfonate (MES) and there are several other processes to optimize product conversion performance. When viewed from a technical point of view, this factory is worth establishing because it is able to produce an efficient process to obtain the desired product. When viewed from an economic point of view, this factory is also worthy of being established, because based on the analysis that has been carried out on NPV, IRR, BEP, POT, and Sensitivity shows the status that this plant is very profitable.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Surfaktan, Ramah Lingkungan, Sulfonasi, Surfactant, Environmentally Friendly, Sulfonation |
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology > TP155.5 Chemical plants--Design and construction T Technology > TP Chemical technology > TP994 Surface active agents. |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Dhea Septyanonie Ryvalda |
Date Deposited: | 01 Aug 2023 03:25 |
Last Modified: | 01 Aug 2023 03:25 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/100456 |
Actions (login required)
View Item |