Firdaus, Hanifah Nisrina and Harun, Muhammad Fauzan (2023) Pra Desain Pabrik Garam Farmasi Dari Garam Olahan Dengan Kapasitas Produksi 2000 Ton/Tahun. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
02211940000158_02211940000163-Undergraduate Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 September 2025. Download (9MB) | Request a copy |
Abstract
Saat ini industri farmasi Indonesia masih sangat tergantung pada bahan baku impor, dimana hampir 95% bahan baku obat (BBO) yang diperlukan masih harus diimpor. Salah satu bahan yang masih diimpor adalah garam farmasi. Dalam industri farmasi, garam farmasi merupakan bahan baku yang banyak digunakan antara lain sebagai bahan baku sediaan infus, produksi tablet, pelarut vaksin, sirup, oralit, cairan pencuci darah, minuman kesehatan dan lainlain. Suplai kebutuhan garam farmasi di Indonesia hingga saat ini sebagian besar masih dipenuhi oleh produk impor. Oleh karena itu, kebutuhan garam farmasi masih diimpor dari negara lain. Salah satu solusi yang dapat diterapkan, yakni dengan membangun beberapa pabrik garam farmasi yang baru dengan kapasitas yang cukup besar. Hal ini akan mengurangi ketergantungan akan impor garam farmasi sekaligus memanfaatkan garam rakyat berkualitas K-3 yang ketersediannya sangat melimpah di Indonesia. Pada Unit pemurnian bahan baku, garam olahan yang memiliki kadar NaCl sebesar 98% akan dilarutkan dengan air proses short contact dissolver. Kemudian, bahan baku Na2CO3 dan NaOH juka dilarutkan menggunakan air proses di mixing tank. Proses selanjutnya adalah menghilangkan kadar pengotor pada kandungan garam olahan dengan direaksikannya larutan brine dengan Na2CO3 dan NaOH di reaktor koagulasi. Selanjutnya larutan brine yang sudah dihilangkan kandungan pengotornya masuk ke dalam Ion Exchanger untuk dihilangkan kandungan K dan kemudian masuk ke dalam reaktor netralisasi untuk direaksikan dengan HCl guna meminimalisir kandungan NaOH. Kemudian, larutan brine dimasukka ke unit penguapan dimana proses evaporasi akan berlangsung pada suhu 120ºC untuk menguapkan aur. Hasil evaporasi akan menghasilkan NaCl dengan kemurnian 28,12%. Uap hasil penguapan akan dialirkan menuju crystallizer yang memiliki tekanan vakum pada suhu 80-90 ºC. Laruran keluar dari crystallizer dengan kemurnian sebesar 37%. Sentrifugasi kemudian dilakukan untuk memisahkan kirtal dari mother liquor. Kristal kemudian masuk kedalam unit pengeringan dan akan dikeringkan menggunakan rotary dryer pada suhu 120 ºC. Kristal garam dengan kemurnian 99,9% ukurannya akan dikecilkan menggunakan ball mill hingga ukuran 325 mesh. Produk garam farmasui kemudian akan masuk ke gudang garam farmasi dan siap digunakan. Pabrik garam farmasi ini memiliki kapasitas 2000 ton/tahun dengan waktu kerja . Diperlukan total investasi sebesar (TCI) Rp285.325.635.054,89 ; modal tetap (FCI) Rp10.929.958.517.059,70 ; biaya produksi per tahun (TPC) Rp12.954.107.538.634,00. Dengan estimasi penjualan per tahun Rp45.000.000.000,00 yang akan diperoleh IRR 23,4%; waktu pengembalian modal (POT) 5,4 tahun ; dan NPV positif sebesar Rp 46.141.825.519,23 yang menunjukkan bahwa pabrik garam farmasi ini layak didirikan .
=================================================================================================================================
Currently, the pharmaceutical industry in Indonesia is still heavily dependent on imported raw materials, with nearly 95% of the required pharmaceutical raw materials (BBO) needing to be imported. One of the imported materials is pharmaceutical salt. In the pharmaceutical industry, pharmaceutical salt is widely used as a raw material for infusion preparations, tablet production, vaccine solvents, syrups, oral rehydration solutions, blood cleansing solutions, health drinks, and others. The supply of pharmaceutical salt in Indonesia is predominantly met through imported products. Therefore, the demand for pharmaceutical salt is still reliant on imports from other countries. One possible solution is to establish several new pharmaceutical salt factories with sufficient capacity. This would reduce the dependence on imported pharmaceutical salt and utilize the abundant supply of high-quality K-3 salt available in Indonesia. n the raw material purification unit, processed salt with a NaCl content of 98% is dissolved using process water in a short contact dissolver. Then, Na2CO3 and NaOH raw materials are also dissolved using process water in a mixing tank. The next process is to remove impurities from the processed salt content by reacting the brine solution with Na2CO3 and NaOH in a coagulation reactor. The brine solution, which has had its impurities removed, then enters an ion exchanger to remove the K content and subsequently enters a neutralization reactor to react with HCl to minimize the NaOH content. The brine solution is then fed into an evaporation unit where evaporation occurs at a temperature of 120ºC to evaporate the water. The evaporation results in NaCl with a purity of 28.12%. The evaporated steam is directed to a crystallizer under vacuum pressure at a temperature of 80-90ºC. The solution exiting the crystallizer has a purity of 37%. Centrifugation is then performed to separate the crystals from the mother liquor. The crystals are then sent to a drying unit and dried using a rotary dryer at a temperature of 120ºC. The pharmaceutical salt crystals, with a purity of 99.9%, are further reduced in size using a ball mill to a size of 325 mesh. The pharmaceutical salt product then enters the pharmaceutical salt warehouse and is ready for use. This pharmaceutical salt factory has a capacity of 2,000 tons per year with working hours. The total required investment (TCI) is Rp285,325,635,054.89; fixed capital (FCI) is Rp10,929,958,517,059.70; and the annual production cost (TPC) is Rp12,954,107,538,634.00. With an estimated annual sales of Rp45,000,000,000.00, the project is expected to achieve an IRR of 23.4%, a payback period of 5.4 years, and a positive NPV of Rp46,141,825,519.23, indicating that the pharmaceutical salt factory is financially viable
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pharmaceutical Salt, Processed Salt, Recrystallization Garam Farmasi, Garam Olahan, Rekristalisasi |
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Hanifah Nisrina Firdaus |
Date Deposited: | 02 Aug 2023 02:58 |
Last Modified: | 02 Aug 2023 02:58 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/101131 |
Actions (login required)
View Item |