Analisis Anomali Ionosfer akibat Gempa Bumi dengan Menggunakan Model Tomografi 3D untuk Uji Korelasi Ketinggian CID di Berbagai Wilayah

Lestari, Dwi Sri (2023) Analisis Anomali Ionosfer akibat Gempa Bumi dengan Menggunakan Model Tomografi 3D untuk Uji Korelasi Ketinggian CID di Berbagai Wilayah. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03311940000031-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
03311940000031-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 September 2025.

Download (11MB) | Request a copy

Abstract

Bencana gempa bumi merupakan bencana yang tidak dapat dicegah dan belum dapat diprediksi kisaran waktu terjadinya. Studi tentang analisa waktu terjadinya gempa merupakan upaya yang dapat dilakukan dalam mitigasi bencana gempa sehingga jatuhnya korban jiwa akibat gempa dapat diminimalisir (Hardjito 2018). Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mitigasi bencana gempa dengan menganalisa waktu terdeteksinya gempa bumi dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS). GNSS dapat digunakan untuk pemantauan perkembangan gempa melalui analisa pada perubahan nilai total electron content (TEC) di ionosfer akibat gelombang akustik gempa bumi. Sinyal GNSS berpropagasi dari satelit menuju receiver melewati lapisan ionosfer. Sinyal yang tertunda (delay) saat melalui melalui ionosfer dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan nilai (TEC). Dalam penelitian ini, GNSS dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi perubahan densitas ionosfer akibat gempa bumi dari 6 studi kasus gempa bumi. Gempa bumi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari gempa bumi New Zealand 2016 M7.8, Alaska 2018 M7.9, California 2005 M7.2, Turki 2023 M7.5, Sumatra 2012 M8.6, dan Sumatra 2012 M8.2.Untuk mendapatkan analisa spasial perubahan TEC akibat gempa dengan lebih akurat dilakukan pemodelan 3D tomografi yang dapat menganlisa perubahan TEC dalam variasi ketinggian di lapisan ionosfer. Uji akurasi papan catur juga dilakukan untuk melakukan uji resolusi dari model 3D tomografi. Uji korelasi ionisasi maksimum dari 6 gempa bumi yang memiliki kekuatan magnitudo yang berbeda. Uji korelasi ini bertujuan untuk mengetahui variasi ketinggian ionisasi maksimum di ionosfer akibat terjadinya gempa bumi. Hasil uji koefisien antara latitude dengan ketinggian ionisasi maksimum adalah 0.656 jika nilai latitude dipositifkan didaptkan korelasi sebesar 0.406. Hasil uji korelasi antara magnitudo gempa bumi dengan ketinggian ionisasi maksimum diperoleh hasil sebesar -0.218. Hasil uji korelasi antara waktu gempa bumi (waktu lokal) dengan ketinggian ionosasi maksimum menghasilkan nilai korelasi sebesar 0.009 sedangkan kedalaman dengan ketinggian ionosasi maksimum menghasilkan nilai korelasi sebesar 0.295.
=======================================================================================================================================
Earthquake is a disaster that cannot be prevented and cannot be predicted when it will occur. The study of the analysis of the time when an earthquake occurred is an effort that can be made in earthquake disaster mitigation so that the loss of life caused by the earthquake can be minimized (Hardjito 2018). One of the efforts that can be made in mitigating earthquake disasters by analyzing the time when an earthquake is detected can be done by utilizing the Global Navigation Satellite System (GNSS) technology. GNSS can be used to monitor earthquake progress through analysis of changes in the value of total electron content (TEC) in the ionosphere due to earthquake acoustic waves. The GNSS signal propagates from the satellite to the receiver through the ionosphere. The delayed signal (delay) when passing through the ionosphere can be used to obtain a value (TEC). In this study, GNSS was used to obtain information on ionospheric density changes due to earthquakes from 6 earthquake case studies. The earthquakes used in this study consisted of the 2016 M7.8 New Zealand earthquakes, the 2018 M7.9 Alaska, the 2005 M7.2 California, the 2023 M7.5 Turkey, the 2012 M8.6 Sumatra, and the 2012 M8.2 Sumatra. Spatial analysis of TEC changes due to earthquakes with more accuracy is carried out by 3D tomography modeling which can analyze TEC changes in variations in altitude in the ionosphere layer. A chessboard accuracy test was also carried out to test the resolution of the 3D tomography model. Maximum ionization correlation test of 6 earthquakes having different magnitude strengths. This correlation test aims to determine the variation in the maximum ionization height in the ionosphere due to earthquakes. The result of the coefficient test between latitude and the maximum ionization height is 0.656 if the latitude value is positive, a correlation of 0.406 is obtained. The results of the correlation test between the magnitude of the earthquake and the maximum ionization height obtained a result of -0.218. The results of the correlation test between the time of the earthquake (local time) and the maximum ionization height produce a correlation value of 0.009 while the the depth of the earthquake epicenterwith the maximum ionization height produces a correlation value of 0.295.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Ionosfer, Total Electron Content, Coseismic Ionospheric Disturbances, GNSS-TEC, Tomografi 3D
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G109.5 Global Positioning System
G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.217 Geospatial data
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Dwi Sri Lestari
Date Deposited: 02 Aug 2023 02:13
Last Modified: 02 Aug 2023 02:13
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/101440

Actions (login required)

View Item View Item