Gymnastiar, Faizal (2024) Analisis Penurunan Muka Tanah di Kota Surabaya Menggunakan Pengamatan GPS Geodetik Tahun 2017-2024. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
5016201101-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2026. Download (12MB) | Request a copy |
Abstract
Kota surabaya yang memiliki kepadatan penduduk terpadat kedua di Indonesia berkembang sangatlah pesat. Penduduk yang jumlahnya terus bertambah setiap tahunnya tentu akan diimbangi dengan maraknya pembangunan. Sumber daya air bersih untuk kebutuhan pemukiman, industri, dan perdagangan menjadi terbatas sehingga penggunaan air tanah akan meningkat. Air tanah yang diambil secara berlebihan dan berkelanjutan dapat berpengaruh pada permukaan tanah. Kota Surabaya berada pada ketinggian rata-rata 3-6 meter di atas permukaan air laut (dataran rendah), didukung dengan proses dinamika bumi dan kondisi geologi Kota Surabaya turut memicu terhadap kecepatan kecepatan land subsidence di Kota Surabaya. Land subsidence adalah perubahan permukaan tanah yang disebabkan oleh kompaksi tanah. Dimana hal tersebut dapat terjadi karena akibat efek dari longsor, gempa bumi, proses konsolidasi tanah, atau bahkan akibat aktifitas buatan manusia. Untuk mencegah dampak yang lebih buruk dari land subsidence, maka diperlukan pengamatan secara berkala. Dalam penelitian ini, digunakan teknik pengamatan langsung menggunakan Global Positioning System (GPS) lalu diolah menggunakan perangkat lunak GAMIT/GLOBK dan di validasi menggunakan Stasiun Pengamatan Penurunan Tanah miliki Badan Geologi. Land subsidence di Kota Surabaya telah menarik perhatian Badan Geologi, karena berdasarkan penelitian terdahulu didapatkan penurunan tanah yang tidak lazim pada wilayah utara dan selatan Kota Surabaya. Sehingga Badan Geologi menempatkan 2 titik stasiun pengamatan penurunan tanah yang terletak di wilayah utara dan selatan Surabaya untuk melihat perbedaan kecepatan yang terjadi. Dari hasil pengolahan GPS didapatkan nilai kecepatan penurunan tanah wilayah Kota Surabaya dari tahun 2017 – 2024 dengan pergeseran horizontal berkisar dari 16,878 mm/tahun hingga 202,770 mm/tahun mengarah ke tenggara dan pergeseran vertikal titik pengamatan di Kota Surabaya berkisar 0,110 mm/tahun hingga 36,310 mm/tahun. Sebagian besar wilayah Kota Surabaya mengalami subsidence, hal ini terjadi di wilayah utara Surabaya yang merupakan wilayah industri, wilayah selatan Surabaya yang juga merupakan wilayah industri dan didukung dengan karakteristik tanah yang bertipe aluvial, hal ini akan mempercepat kecepatan penurunan tanah di wilayah tersebut. Namun beberapa titik seperti pada GM04 dan BM34 mengalami penurunan secara lokal, hal ini menjadi dugaan awal adanya pengambilan air tanah secara berlebih di wilayah tersebut.
=================================================================================================================================
Surabaya, the second most populous city in Indonesia, is experiencing rapid development. This growth has led to increased construction and a higher demand for freshwater, putting a strain on the city's limited resources. As a result, groundwater extraction has intensified. Unsustainable groundwater withdrawal can have a significant impact on land subsidence. Situated at an average elevation of 3-6 meters above sea level (lowland), Surabaya's geological conditions and ongoing geological processes contribute to the rate of land subsidence in the city. Land subsidence is the downward movement of the Earth's surface, often caused by compaction of the underlying soil. This phenomenon can be triggered by landslides, earthquakes, soil consolidation processes, or even human activities. To mitigate the adverse effects of land subsidence, regular monitoring is crucial. This study employs direct observation techniques using Global Positioning System (GPS) data. The data is processed using GAMIT/GLOBK software and validated against the Geological Agency's Land Subsidence Observation Stations. Land subsidence in Surabaya has caught the attention of the Geological Agency, as previous studies have revealed unusual land subsidence in the northern and southern parts of the city. Consequently, the Geological Agency has installed two land subsidence observation stations in these areas to monitor changes. The processed GPS data reveals the rate of land subsidence in Surabaya from 2017 to 2024. The analysis indicates horizontal displacement ranging from 16.878 mm/year to 202.770 mm/year towards the southeast. Vertical displacement at observation points across the city ranges from 0.110 mm/year to 36.310 mm/year. Most areas in Surabaya are experiencing subsidence, particularly in the northern and southern industrial zones. The alluvial characteristics of the soil in these areas exacerbate the rate of land subsidence. However, localized subsidence is observed at points like GM04 and BM34, suggesting excessive groundwater extraction in these areas.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Land Subsidence, GPS, GAMIT/GLOBK |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G109.5 Global Positioning System G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.217 Geospatial data |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Faizal Gymnastiar |
Date Deposited: | 29 Jul 2024 04:56 |
Last Modified: | 29 Jul 2024 04:56 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/109406 |
Actions (login required)
View Item |