Metabolomik dan Bioaktivitas Kayu Gaharu Inferior, serta Senyawa Marker dari Minyak Gaharu Buaya

Oktavianawati, Ika (2024) Metabolomik dan Bioaktivitas Kayu Gaharu Inferior, serta Senyawa Marker dari Minyak Gaharu Buaya. Doctoral thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 7004202002-Dissertation.pdf] Text
7004202002-Dissertation.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (12MB) | Request a copy

Abstract

Gaharu merupakan produk hutan berharga tinggi yang berupa resin terimpregnasi didalam jaringan kayu dari tanaman genus Aquilaria dengan beragam manfaat diantaranya sebagai bahan obat, sumber minyak atsiri untuk kebutuhan produksi parfum, bau-bauan dalam kegiatan seremonial dan religius (makmul atau dupa), dan kayunya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan seperti tasbih dan gelang. Secara komersial, gaharu terdapat dalam beberapa grade sesuai dengan kualitas resin yang dihasilkan, sehingga akan mempengaruhi harganya. Gaharu yang dihasilkan dari kayu gaharu genus Aquilaria dan Gyrinops sering disebut juga sebagai gaharu superior. Selain jenis kayu gaharu Aquilaria dan Gyrinops, dipasaran juga terdapat jenis kayu gaharu lainnya yang memiliki kualitas lebih rendah dan harga yang jauh lebih murah. Jenis kayu gaharu ini disebut sebagai gaharu inferior, diantaranya adalah kayu gaharu zebra, gaharu buaya (ramin), gaharu laka, dan gaharu lilin/merah. Faktanya, masih belum ada publikasi ilmiah yang membahas mengenai jenis gaharu inferior, baik dari segi perbedaan kualitas ataupun kesamaan fisik dan kandungan kimiawi dari keempat jenis kayu tersebut terhadap kayu gaharu superior. Penelitian ini mempelajari kemotaksonomi berdasarkan profil anatomi kayu, sekuens DNA, dan metabolomik dari keempat jenis kayu gaharu inferior tersebut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kayu gaharu inferior dengan nama lokal kayu gaharu buaya ramin, zebra, laka dan liliin/merah memiliki nama ilmiah secara bertururt-turut Gonystylus bancanus, Gonystylus forbesii, Dalbergia parviflora, dan Agathis borneensis. Hubungan kekerabatan berdasarkan kemotaksonomi menunjukkan kedekatan profil anatomi kayu dan metabolomik dari G. bancanus dan G. forbesii, diikuti kedekatannya dengan D. parviflora. Sedangkan A. borneensis berbeda kekerabatan dalam hal anatomi kayu, filogenetik dan kandungan komponen kimia. Namun keempat ekstrak metanol kayu ini memiliki 24 komponen kimia yang sama, diantaranya adalah isomer - dan -eudesmol, khususnya 10-epi--eudesmol yang faktanya juga terdapat dalam kayu gaharu superior Aquilaria malaccensis asli Indonesia. Senyawa marker ini telah berusaha diisolasi dari minyak atsiri kayu gaharu buaya dengan melalui kromatografi lapis tipis preparatif dari hasil fraksinasi kromatografi kolom cair vakum dan kromatografi kolom gravitasi. Ekstrak metanol empat kayu gaharu inferior dan minyak atsiri kayu gaharu buaya telah diuji bioaktivitasnya. Minyak gaharu buaya adalah sumber kayu gaharu inferior yang memiliki potensi antibakteri terbaik sebagai bakterisida melawan S. aureus, S. pyogenes, dan E. coli serta sitotoksik terhadap MCF-7. Kedepannya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam konservasi kayu gaharu inferior di Indonesia sesuai kebermanfaatannya bagi masyarakat dan negara Indonesia.
==================================================================================================================================
Agarwood is a high valuable forest product in a form of impregnated resin inside the wood of Aquilaria having many functional benefits, i.e. medical sources, essential oil for perfume production, aroma for ceremonial and religius spirit (incense), and the wood is processed as craft products such as prayer beads and bracelets. Commercially, agarwood is available in various grades depends on the quality of resin, hence affects the price of it. Agarwoods obtained from Aquilaria and Gyrinops genus are commonly known as superior agarwoods. Besides Aquilaria and Gyrinops, there are other forms of agarwoods which have lower qualities and prices than superior agarwoods in the market. These kind of agarwoods are called as inferior agarwoods, consisted of zebra agarwood, crocodile agarwood (bouya agarwood), laka agarwood, and red agarwood or candle agarwood. In fact, there is no scientific publication discussing about the comparison of quality and also physical and chemical properties of those inferior agarwoods. This research investigated the chemotaxonomy of those four inferior agarwoods based on their wood anatomy, DNA sequences, and metabolite profiles. The results show that inferior agarwood with the local name of gaharu ramin, zebra, laka and candle/red have scientific names of Gonystylus bancanus, Gonystylus forbesii, Dalbergia parviflora, and Agathis borneensis, respectively. According to the research results, chemotaxonomy confirms a close relationship between G. bancanus and G. forbesii in terms of their wood anatomy and chemical profiles, followed by D. parviflora. Meanwhile, A. borneensis shows a different chemical components from the big cluster of D. parviflora and the two Gonystylus species. However, the methanol extracts of these four woods comprise 24 identic chemical components, including the - and -eudesmol isomers, especially 10-epi--eudesmol, which it is also found in superior agarwood Aquilaria malaccensis from Indonesia. This marker compound has been attempted to be isolated from agarwood bouya oil using preparative thin layer chromatography of a fraction from vacuum and gravitation column chromatographys. The methanol extracts of four inferior agarwoods and agarwood bouya oil have also been tested for their bioactivities to show potential antibacterial effect as bactericide agent against S. aureus, S. pyogenes, and E. coli; and also cytotoxicity toward MCF-7 cell line. In the future, this research may become a basis for the conservation of inferior agarwood in Indonesia, according to its benefits for the Indonesian people and state.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Uncontrolled Keywords: kemotaksonomi, metabolomik, gaharu inferior, gaharu buaya, minyak atsiri, chemotaxonomy, metabolomic, inferior agarwood, agarwood bouya, essential oil
Subjects: Q Science > QD Chemistry > QD251.2 Chemistry, Organic. Biochemistry
Q Science > QD Chemistry > QD416 Essences and essential oils.
Q Science > QD Chemistry > QD63 Extraction
Q Science > QH Biology > QH75 Nature conservation. Landscape protection. Biodiversity conservation. Endangered species and ecosystems (General). Habitat conservation. Ecosystem management. Conservation biology
Divisions: Faculty of Science and Data Analytics (SCIENTICS) > Chemistry > 47001-(S3) PhD Thesis
Depositing User: Ika Oktavianawati
Date Deposited: 30 Jul 2024 08:40
Last Modified: 30 Jul 2024 08:40
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/109785

Actions (login required)

View Item View Item