Scale-Up Produksi Hidroksiapatit Dari Laboratorium Ke Skala Pabrik Dengan Pemanfaatan Cangkang Keong Sawah Menggunakan Metode Presipitasi

Hadrani, Jihad Akbar and Zalsabila, Aulia and Hani, Regeta Salsabila Putri and Prameswari, Regita and Azizah, Nabila Wahyu and Azzahra, Shafa and Ulum, Muhamad Bahrul and Andrijanti, Cindy Dwi and Inayah, Yasmin (2024) Scale-Up Produksi Hidroksiapatit Dari Laboratorium Ke Skala Pabrik Dengan Pemanfaatan Cangkang Keong Sawah Menggunakan Metode Presipitasi. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 2041201031_2041201046_2041201048_2041201049_2041201052_2041201057_2041201061_2041201065_2041201071-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
2041201031_2041201046_2041201048_2041201049_2041201052_2041201057_2041201061_2041201065_2041201071-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Hidroksiapatit diprodoksi dari bahan baku yang mengandung senyawa CaCO3 yang memiliki sifat biokompatibel terhadap tulang dan gigi manusia. Hidroksiapatit telah dipelajari secara ekstensif dan diterapkan dalam berbagai aplikasi medis, termasuk ortopedi, kedokteran gigi, dan farmasi. Sifat-sifat unik hidroksiapatit membuatnya berguna dalam kedokteran gigi untuk rekonstruksi jaringan tulang, penyusun gigi, rekayasa jaringan lunak, dan lain-lain. Bahan utama pembuatan hidroksiapatit adalah CaCO3, yang banyak terdapat pada cangkang keong sawah. Cangkang ini mengandung CaCO3 dengan kadar tinggi, mencapai 95-99%. Secara keseluruhan, jumlah total penderita osteoporosis mencapai 58.005.509 jiwa. Berdasarkan data ini, serta data jumlah penduduk, dapat diperkirakan kebutuhan hidroksiapatit untuk penyembuhan penderita osteoporosis. Jika setiap penderita memerlukan 400 gram hidroksiapatit untuk menggantikan tulang yang rusak akibat kekurangan kalsium, dan 50% dari seluruh penderita mengalami patah tulang yang memerlukan bantuan hidroksiapatit dalam proses penyembuhan, maka total kebutuhan hidroksiapatit adalah sekitar 11.600 ton. Mengingat tingginya permintaan dan keterbatasan hidroksiapatit, penulis berencana mendirikan pabrik hidroksiapatit dengan kapasitas 3.500 ton per tahun pada tahun 2024, untuk memenuhi kebutuhan hidroksiapatit di Indonesia sebesar 44%. Metode yang digunakan untuk memproduksi hidroksiapatit adalah metode presipitasi kimia basah dengan cara mereaksikan kalsium hidroksida dengan asam fosfat sehingga menghasilkan hidroksiapatit dan H2O. Scale Up Produksi Hidroksiapatit ke skala pabrik dengan pemanfaatanCangkang Keong Sawah ini direncanakan akan beroperasi 330 hari/ tahun,24/jam/hari. Dengan hasil Analisa ekonomi IRR investasi pabrik sebesar 33%, nilai BEP sebesar 24,97%, NPV sebesar $190.103.391, CAPEX sebesar $107.008.058, Nilai OPEX sebesar $28.729.288.
=======================================================================================================================================
Hydroxyapatite is produced from raw materials containing CaCO3 compounds that are biocompatible with human bones and teeth. Hydroxyapatite has been extensively studied and applied in various medical applications, including orthopedics, dentistry, and pharmaceuticals. The unique properties of hydroxyapatite make it useful in dentistry for bone tissue reconstruction, tooth building, soft tissue engineering, and others. The main ingredient for hydroxyapatite is CaCO3, which is abundant in the shells of rice snails. These shells contain high levels of CaCO3, reaching 95-99%. Overall, the total number of people with osteoporosis reaches 58,005,509. Based on this data, as well as population data, we can estimate the need for hydroxyapatite to cure osteoporosis sufferers. If each patient requires 400 grams of hydroxyapatite to replace damaged bones due to calcium deficiency, and 50% of all patients have fractures that require the help of hydroxyapatite in the healing process, then the total hydroxyapatite demand is around 11,600 tons. Given the high demand and limited hydroxyapatite, the author plans to establish a hydroxyapatite plant with a capacity of 3,500 tons per year by 2024, to meet the needs of hydroxyapatite in Indonesia by 44%. The method used to produce hydroxyapatite is the wet chemical precipitation method by reacting calcium hydroxide with phosphoric acid to produce hydroxyapatite and H2O. Scale Up Hydroxyapatite Production to factory scale by utilizing the Conch Shell is planned to operate 330 days / year, 24 / hour / day. With the results of economic analysis of plant investment IRR of 33%, BEP value of 24.97%, NPV of $190,103,391, CAPEX of $107,008,058, OPEX value of $28,729,288.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Asam fosfat, Cangkang keong sawah, Hidroksiapatit, Presipitasi Kimia Basah, Phosphoric Acid, Snail Shells. Hydroxyapatite, Precipitation
Subjects: T Technology > TP Chemical technology > TP155.5 Chemical plants--Design and construction
Divisions: Faculty of Vocational > 24305-Industrial Chemical Engineering Technology
Depositing User: Aulia Zalsabila
Date Deposited: 01 Aug 2024 13:53
Last Modified: 18 Sep 2024 01:40
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/109815

Actions (login required)

View Item View Item