Pemetaan Potensi Hasil Sedimentasi Di Laut Sulawesi Dengan Menggunakan Metode TOPSIS (Technique For Other Preference By Similarity To Ideal Solution)

Lutfitansyah, Akmal (2024) Pemetaan Potensi Hasil Sedimentasi Di Laut Sulawesi Dengan Menggunakan Metode TOPSIS (Technique For Other Preference By Similarity To Ideal Solution). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5020201081_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5020201081_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (4MB)

Abstract

Laut Sulawesi merupakan salah satu laut dari bebrapa laut di Indonesia yang memainkan peran penting dalam pengelolaan ruang pesisir dan laut. Untuk memastikan bahwa pembangunan maritim berhasil, diperlukannya informasi tentang kondisi pesisir, seperti peta potensi hasil sedimentasi. Salah satu fungsi peta potensi hasil sedimentasi adalah membantu material dalam pengelolaan dan perencanaan wilayah pesisir. Dikarenakan banyak aktivitas kelautan yang terjadi di kawasan ini, terutama yang berkaitan tentang pembangunan infrastruktur daerah. Maka membangun informasi mengenai peta potensi hasil sedimentasi pada wilayah ini sangat penting. Setelah dilakukan penelitian didapatkan bahwa potensi terjadinya sedimentasi sangat tinggi terjadi sepanjang pesisir Talisayan, Kalimantan Timur sampai Tarakan, Kalimantan Utara. Hal ini dikarenakan parameter yang menunjukan bahwa potensi terjadinya sedimentasi terdapat pada daerah yang dekat dengan ekosistem pesisir dengan bobot parameter terbesar terdapat pada parameter ekosistem terumbu karang sebesar 0,215 dan kedalaman laut sebesar 0,135. Perubahan morfologi pada muara Sungai Pegat menunjukan bahwa terdapat pendangkalan sebesar 0,3 meter dalam satu bulan, sedangkan pada muara Sungai Amasangkar terjadi erosi sebesar 0,05 dalam satu bulan. Perubahan pada muara Sungai Pegat ini jika tidak ditangani dengan benar dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang berdampak pada masyarakat, terutama yang berprofesi sebagai nelayan. Sedangkan permasalahan pada muara Sungai Amasangkar dapat membahayakan infrastruktur daerah pesisir. Setelah dilakukan pemodelan pengerukan didapatkan bahwa tingkat sedimentasi berkurang menjadi 0,1 meter dan didapatkan volume sebesar 1.300.000 m^3 . Hasil pembersihan sedimen yang dilakukan pada muara Sungai Pegat yang berupa lumpur dapat dimanfaatkan untuk rehabilitasi pesisir dan yang berupa pasir dapat digunakan sebagai material untuk pembangunan infrastruktur, contohnya pada Balikpapan yang dapat digunakan untuk reklamasi seluas 82,9 Ha dan Manado seluas 2,9 Ha.

=====================

The Sulawesi Sea is one of several seas in Indonesia which plays an important role in the management of coastal and marine space. To ensure that maritime development is successful, information about coastal conditions is needed, such as maps of potential sedimentation results. One of the functions of a map of potential sedimentation results is to provide material assistance in the management and planning of coastal areas. Because there are many marine activities taking place in this area, especially those related to regional infrastructure development. So building information regarding a map of potential sedimentation results in this area is very important. After conducting research, it was found that the potential for sedimentation to occur was very high along the coast of Talisayan, East Kalimantan to Tarakan, North Kalimantan. This is because the parameters show that the potential for sedimentation occurs in areas close to coastal ecosystems with the largest parameter weights found in coral reef ecosystem parameters of 0.215 and sea depth of 0.135. Morphological changes at the mouth of the Pegat River show that there is shallowing of 0.3 meters in one month, while at the mouth of the Amasangkar River there is erosion of 0.05 in one month. Changes to the Pegat River estuary, if not handled properly, can cause various problems that impact the community, especially those who work as fishermen. Meanwhile, problems at the Amasangkar River estuary could endanger coastal area infrastructure. After dredging modeling, it was found that the sedimentation level was reduced to 0.1 meters and a volume of 1,300,000 m^3 was obtained. The results of sediment cleaning carried out at the mouth of the Pegat River in the form of mud can be used for coastal rehabilitation and in the form of sand can be used as material for infrastructure development, for example in Balikpapan which can be used for reclamation of 82.9 Ha and Manado of 2.9 Ha.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Laut Sulawesi, Sedimentasi, Pemetaan, TOPSIS, Ekosistem, Morfologi, Sungai Pegat, Pendangkalan, Sungai Amasangkar, Erosi. Sulawesi Sea, Sedimentation, Mapping, TOPSIS, Ecosystem, Morphology, Pegat River, Shallowing, Amasangkar River, Erosion
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.5.I4 Remote sensing
Q Science > QE Geology > QE571 Sedimentation and deposition. Sediment transport. Erosion.
T Technology > T Technology (General) > T57.62 Simulation
T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC187 Dredging
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Ocean Engineering > 38201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Lutfitansyah Akmal
Date Deposited: 05 Aug 2024 02:40
Last Modified: 05 Aug 2024 02:40
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/109862

Actions (login required)

View Item View Item