Desain Pabrik Metanol dari Gas Alam di Teluk Bintuni sebagai Bahan Baku Lanjutan

Pramudita, I Gusti Putu Reyhananda and Videstra, Klemens Novan (2024) Desain Pabrik Metanol dari Gas Alam di Teluk Bintuni sebagai Bahan Baku Lanjutan. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5008201051_5008201124-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5008201051_5008201124-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Metanol memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan ekonomi global, khususnya dalam meningkatkan devisa pada bidang industri kimia. Sebagai bahan baku utama industri, konsumsi metanol di seluruh dunia dari tahun 2021 hingga 2044 diperkirakan terus meningkat, dengan peningkatan sekitar 1,81% setiap tahunnya. Peningkatan permintaan ini berpotensi memengaruhi harga metanol di pasar global. Sementara konsumsi metanol dalam negeri juga mengalami peningkatan, pemerintah juga aktif mengusulkan proyek pembangunan pabrik methanol dan petrokimia di Papua Barat. Dengan melihat terus meningkatnya tingkat konsumsi metanol di dalam negeri dan secara global, kenaikan harga metanol secara global dalam dua tahun terakhir, ketersediaan bahan baku yang melimpah, serta dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri metanol, metanol menjadi salah satu komoditas yang menjanjikan. Oleh karena itu, dirancanglah Desain Pabrik Metanol dari Gas Alam di Teluk Bintuni sebagai Bahan Baku Lanjutan untuk mengevaluasi prospek pendirian pabrik ini ke depan. Rencananya, pabrik ini akan beroperasi dengan kapasitas produksi 1.000.000 ton metanol per tahun dan akan berlokasi di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, sesuai dengan program yang didukung oleh pemerintah.
Proses produksi methanol terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu Syngas Generation, Methanol Synthesis, dan Methanol Purification. Bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi metanol ini melibatkan gas alam, uap, dan oksigen.Pabrik ini dijadwalkan akan mulai beroperasi pada tahun 2025 dengan umur pabrik selama 20 tahun. Sumber modal untuk pendirian pabrik diasumsikan berasal dari modal internal sebesar 30% dan pinjaman bank sebesar 70%, dengan masa konstruksi selama 2 tahun. Untuk memenuhi kapasitas produksi tahunan metanol di pabrik ini, diperlukan nilai OPEX (operating expenditures) sebesar $339.913.016 dengan nilai CAPEX (capital expenditures) sebesar $387.226.895. Dari analisis ekonomi yang dilakukan, ditemukan bahwa Internal Rate of Return (IRR) sebesar 24,37% dengan suku bunga deposito bank sebesar 8%. Waktu pengembalian modal atau Pay Out Time (POT) yang diperlukan dalam pendirian pabrik ini adalah 7 tahun 6 bulan. Berdasarkan perhitungan tersebut, ditemukan bahwa Break-Even Point (BEP) sebesar 34,33%, dan Nilai Net Present Value (NPV) sebesar $430.686.453. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut dalam analisis ekonomi, dapat disimpulkan bahwa pendirian pabrik metanol dari gas alam ini dapat dianggap layak.
=======================================================================================================================================
Methanol plays a crucial role in addressing global economic challenges, particularly in boosting foreign exchange in the chemical industry sector. As the primary raw material in the industry, global methanol consumption is expected to continue increasing from 2021 to 2044, with an estimated annual growth of approximately 1.81%. This rise in demand has the potential to impact methanol prices in the global market. While domestic methanol consumption is also on the rise, the government is actively proposing projects for methanol and petrochemical plant construction in West Papua. With the continuous increase in domestic and global methanol consumption, the recent global price surge in methanol over the past two years, abundant raw material availability, and government support for methanol industry development, methanol becomes a promising commodity. Therefore, a Design of a Methanol Plant from Natural Gas in Bintuni Bay has been developed as a Feedstock for further evaluation of establishing this plant in the future. The plan is for the plant to operate with an annual production capacity of 1,000,000 tons of methanol and will be located in the Bintuni Bay, West Papua, in line with government-supported programs.
The methanol production process consists of three main stages: Syngas Generation, Methanol Synthesis, and Methanol Purification. Raw materials involved in this methanol production process include natural gas, steam, and oxygen. The plant is scheduled to commence operations in 2025 with a plant lifespan of 20 years. Capital sources for the plant's establishment are assumed to come from internal capital (30%) and bank loans (70%), with a construction period of 2 years. To meet the annual methanol production capacity in this plant, an Operating Expenditure (OPEX) of $339.913.016 is required, along with a Capital Expenditure (CAPEX) of $387.226.895. Economic analysis reveals an Internal Rate of Return (IRR) of 24,37% with a bank deposit interest rate of 8%. The Pay Out Time (POT) needed for the plant's establishment is 7 years 6 months. Based on these calculations, the Break-Even Point (BEP) is found to be 34,33%, and the Net Present Value (NPV) is $$430.686.453. Considering these aspects in the economic analysis, it can be concluded that establishing a natural gas methanol plant is deemed feasible.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Biofuel, Methanol, Methanol Synthesis, Natural Gas, Bahan Bakar Nabati, Gas Alam, Metanol, Sintesis Metanol
Subjects: T Technology > TP Chemical technology > TP155.5 Chemical plants--Design and construction
Divisions: Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Klemens Novan Videstra
Date Deposited: 02 Aug 2024 08:42
Last Modified: 17 Sep 2024 07:26
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/110448

Actions (login required)

View Item View Item