Demand Analysis of Feeder Train as an New Alternative Transportation Mode for Tegalluar KCJB (Kereta Cepat Jakarta-Bandung) Station

Alfalaq, Mochammad Zaqi (2024) Demand Analysis of Feeder Train as an New Alternative Transportation Mode for Tegalluar KCJB (Kereta Cepat Jakarta-Bandung) Station. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5012201080-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5012201080-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (8MB) | Request a copy

Abstract

Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau WHOOSH merupakan proyek pengembangan moda kereta cepat angkutan umum massal yang menghubungkan kota Jakarta dan kota Bandung. Proyek ini memangkas sebagian besar waktu perjalanan Jakarta ke Bandung atau Bandung ke Jakarta menjadi hanya sekitar 30 menit. Saat ini, 3 stasiun sudah beroperasi. Ketiga stasiun tersebut berlokasi di Halim, Padalarang, dan Tegalluar. Meskipun sebagian besar stasiun memiliki transportasi umum yang terintegrasi dengan baik dan terhubung di dalam stasiun, Stasiun Tegalluar tidak memiliki transportasi umum yang terintegrasi dengan baik dan bersifat jangka panjang. Shuttle bus DAMRI merupakan moda transportasi yang disediakan jangka pendek hingga sistem transportasi umum jangka panjang selesai dan siap untuk kota Bandung. Oleh karena itu, diusulkan sistem transportasi Kereta Feeder baru dari Stasiun Tegalluar ke Stasiun Bandung. Sistem yang sama juga terlihat di Stasiun Padalarang yang sudah beroperasi. Kereta pengumpan yang digunakan adalah kereta api diesel listrik (KRDE) ME204 buatan Industri Kereta Api (INKA). Perhitungan dan analisis kebutuhan Kereta Feeder dapat dilakukan dengan banyak metode dan langkah. Diawali dengan perhitungan produksi perjalanan dan daya tarik perjalanan dari moda transportasi yang ada saat ini atau yang mungkin menjadi saingannya, yaitu Kereta Feeder dari Stasiun Padalarang, Trans Metro Pasundan (TPM) 2D, Commuter Line Bandung Raya, dan shuttle bus DAMRI. Semua moda transportasi tersebut memiliki tujuan akhir rutenya adalah Stasiun Bandung. Langkah selanjutnya adalah menghitung distribusi perjalanan dengan model gravitasi transportasi yang ada. Dengan rumus model gravitasi yang dibentuk dan dikalibrasi, waktu tempuh baru Kereta Pengumpan baru dapat diinput dan ditentukan jumlah pasti penumpangnya. Metode distribusi perjalanan analogi fluida selanjutnya dapat dilakukan untuk mengetahui total muatan penumpang Kereta Pengumpan baru ke setiap stasiun. Kemudian yang terakhir adalah perbandingan data seluruh perhitungan dan analisis Kereta Feeder baru dengan moda transportasi eksisting. Hal ini untuk menarik kesimpulan apakah KA Feeder baru ini lebih efisien dari segi durasi waktu dan biaya jika dibandingkan dengan moda transportasi yang ada saat ini.
==================================================================================
Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) or WHOOSH is a project to develop a fast train mode of mass public transportation that connects the city of Jakarta and the city of Bandung. The project cuts most of the time it took to travel from Jakarta to Bandung or Bandung to Jakarta to only around 30 minutes. Currently, 3 stations are operational. The 3 stations are located in Halim, Padalarang, and Tegalluar. While most of them have proper integrated public transportation connected within the station, Tegalluar station doesn’t have any that are properly integrated and long-term. DAMRI shuttle bus is the transportation mode that was provided short-term until a long-term public transportation system is finished and ready for the city of Bandung. Therefore, a new Feeder Train transportation system from Tegalluar Station to Bandung Station is proposed. The same system can be seen at the Padalarang station which is already operational. The feeder train that is being used is a diesel-electric train (KRDE) ME204 made by Industri Kereta Api (INKA). Calculation and analysis of the demand for Feeder Train can be done by many methods and steps. Start with calculation of trip production and trip attraction of the currently available or possible rivals’ mode of transportation, which are the Feeder Train from Padalarang station, Trans Metro Pasundan (TPM) 2D, Bandung Raya Commuter Line, and DAMRI shuttle bus. All of the transportation modes have the final destination of the route is Bandung Station. The next step would be calculating the trip distribution with gravity model of the existing transportations. With the formula of gravity model is formed and calibrated, the new travel time of the new Feeder Train can be inputted and the exact number of passengers is determined. The fluid analogy method of trip distribution then can be done to determine the total passenger load of the new Feeder Train to each station. Then finally, data comparisons of all the calculations and analysis for the new Feeder Train and the existing mode of transportation. It is to form the conclusion on whether the new Feeder Train is more efficient in time duration and cost if being compared to the existing mode of transportation.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Demand, Feeder Train, Fluid Analogy, Forecast, Gravity Model, Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Load Factor, Trip Distribution, WHOOSH.
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements > TE7 Transportation--Planning
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Mochammad Zaqi Alfalaq
Date Deposited: 02 Aug 2024 06:59
Last Modified: 02 Aug 2024 06:59
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/110867

Actions (login required)

View Item View Item