Pengaruh Teratogen Ekstrak Etanol Buah Mentah Pisang Kayu (Musa paradisiaca L. Var. Kayu) Terhadap Perkembangan Fetus Mencit (Mus musculus) Galur ddY

Malik, Fajri (2024) Pengaruh Teratogen Ekstrak Etanol Buah Mentah Pisang Kayu (Musa paradisiaca L. Var. Kayu) Terhadap Perkembangan Fetus Mencit (Mus musculus) Galur ddY. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5005201055-Undergraduate_thesis.pdf] Text
5005201055-Undergraduate_thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Buah mentah pisang kayu (M. paradisiaca L. Var. Kayu) dikenal sebagai obat herbal yang memiliki khasiat antidiare karena memiliki kandungan senyawa fenolik. Senyawa fenolik terbukti memiliki manfaat seperti antidiare, antibakteri, antioksidan, antijamur, dan antiinflamasi. Standarisasi farmasitikal obat tradisional merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pengembangan obat tradisional Indonesia. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan menjelaskan bahwa serangkaian uji toksisitas nonklinik secara in vivo perlu dilakukan salah satunya adalah uji teratogenik. Penelitan ini menguji efek teratogen ekstrak etanol buah mentah pisang kayu untuk mengetahui efek teratogen terhadap fetus mencit (M. musculus) sebagai syarat Obat Herbat Terstandar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak etanol buah mentah pisang kayu (M. paradisiaca L. Var. Kayu) menyebabkan malformasi pada fetus M. musculus yang dilihat dari pengamatan panjang, berat, penulangan dan organ. Metode uji teratogen dilakukan pada mencit betina saat usia kehamilan hari ke 6-15. Mencit sebanyak 28 ekor dikelompokkan menjadi 7 kelompok (Kontrol I, Kontrol II, Dosis I, Dosis II, Dosis III, Dosis IV dan Dosis V). Perlakuan yang diberikan adalah kontrol akuades, kontrol CMC-Na 0,5%, dan pemberian sediaan 50; 100; 200; 400 dan 800 mg/kg BB yang diberikan secara oral. Pada kehamilan hari ke 17, mencit dibedah dan dilakukan pengamatan pada fetus. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa ekstrak etanol buah mentah pisang kayu (M. paradisiaca L. Var. Kayu) tidak menyebabkan malformasi pada fetus mencit (M. musculus). Hal ini terlihat dari tidak adanya penurunan panjang fetus dan berat fetus. Selain itu, tidak terjadinya malformasi juga terlihat dari tidak adanya perbedaan yang siginifikan pada semua kelompok perlakuan (P>0,05) yang dilihat dari pengukuran panjang dan penimbangan berat fetus. Selain itu, tidak adanya malformasi juga terlihat dari tidak adanya kelainan yang dilihat dari pengamatan penulangan dan bentuk organ yang dibandingkan dengan kelompok kontrol.================================================================================================================Unripe wooden banana (M. paradisiaca L. Var. Kayu) is known as a herbal medicine with anti-diarrheal properties due to its phenolic compound content. Phenolic compounds have been proven to offer benefits such as anti-diarrheal, antibacterial, antioxidant, antifungal, and anti-inflammatory effects. Pharmaceutical standardization of traditional medicine is crucial for the development of Indonesian traditional medicine. According to the regulations of the Indonesian Food and Drug Authority, a series of non-clinical toxicity tests including teratogenicity testing in vivo need to be conducted. This study investigated the teratogenic effects of ethanol extract from raw wood banana fruit to determine its impact on the fetuses of mice (Mus musculus) as a requirement for Standardized Herbal Medicine. The objective was to determine whether the ethanol extract of unripe wooden banana fruit (M. paradisiaca L. Var. Kayu) caused malformations in M. musculus fetuses based on observations of length, weight, skeletal development, and organ formation. The teratogenicity test was conducted on pregnant female mice from days 6 to 15 of gestation. A total of 28 mice were divided into 7 groups (Control I, Control II, Dose I, Dose II, Dose III, Dose IV, and Dose V). Treatments included aquades control, 0.5% CMC-Na control, and oral administration of extract at doses of 50; 100; 200; 400; and 800 mg/kg body weight. On day 17 of pregnancy, the mice were dissected, and fetal observations were performed. Data were analyzed descriptively. Based on the research findings, it was concluded that the ethanol extract of unripe wooden banana fruit (M. paradisiaca L. Var. Kayu) did not cause malformations in M. musculus fetuses. This conclusion was drawn from the absence of decreases in fetal length and weight. Additionally, there were no significant differences (P > 0.05) observed in all treatment groups concerning fetal length and weight measurements. Moreover, the absence of malformations was evident from the lack of abnormalities in skeletal development and organ morphology compared to the control group.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Fetus, Malformasi, Pisang kayu, Teratogen, Fetus, Malformation, Teratogen, Wooden Banana
Subjects: Q Science > QH Biology
Divisions: Faculty of Science and Data Analytics (SCIENTICS) > Biology > 46201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Fajri Malik
Date Deposited: 02 Aug 2024 06:43
Last Modified: 02 Aug 2024 06:43
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/111442

Actions (login required)

View Item View Item