ANALISIS PENGARUH PERSENTASE MASSA CO-FIRING SAMPAH TERHADAP PERILAKU KOROSI PADA ASTM A516 GRADE 70 DENGAN METODE BENAM UNTUK APLIKASI BOILER PC PLTU

Fitriani, Nabilah (2024) ANALISIS PENGARUH PERSENTASE MASSA CO-FIRING SAMPAH TERHADAP PERILAKU KOROSI PADA ASTM A516 GRADE 70 DENGAN METODE BENAM UNTUK APLIKASI BOILER PC PLTU. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5011201108_Nabilah Fitriani_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5011201108_Nabilah Fitriani_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

PLTU atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah jenis fasilitas pembangkit listrik yang menggunakan uap air sebagai medium untuk menghasilkan energi listrik. Proses ini melibatkan pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, atau gas alam untuk menghasilkan uap, yang nantinya digunakan untuk memutar turbin yang terhubung ke generator listrik. Saat ini pemanfaatan batu bara sebagai salah satu sumber energi utama masih mendominasi skala global, dimana penggunaan bahan bakar fosil tersebut dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berdampak pada pencemaran lingkungan. Sehingga dalam upaya mengurangi dampak lingkungan, pendekatan co-firing diimplementasikan sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan. Namun, penggunaan metode co-firing dalam industri pembangkit listrik, terutama pada PLTU, dapat menyebabkan risiko peningkatan reaksi korosif yang mengakibatkan potensi kegagalan pada sistem boiler. Adapun penggunaan co-firing pada PLTU secara komersial didasarkan pada uji coba yang menunjukkan kelayakan teknis dan dampak operasional yang dapat dikelola. Dalam hal tersebut penelitian ini menunjukkan bahwa korosi pada baja ASTM A516 grade 70 yang diuji dalam lingkungan campuran fly ash PC dan sampah mengalami peningkatan signifikan seiring dengan peningkatan persentase sampah dan suhu pembakaran. Mekanisme korosi aktif yang melibatkan pembentukan dan evaporasi klorida logam menyebabkan penurunan kualitas lapisan pelindung oksida, mempercepat proses korosi, dan meningkatkan kerentanan material terhadap kerusakan. Hasil karakterisasi sampel menunjukkan bahwa variasi 10% SA menghasilkan produk korosi dengan ketebalan dan tingkat kerusakan tertinggi, diikuti oleh variasi 5% SA, dan terakhir 100% PC. Berdasarkan variasi temperatur pengujian, korosi paling parah terjadi pada temperatur 700 ˚C, selanjutnya korosi yang cukup signifikan terlihat pada temperatur 600 ˚C, sementara tingkat korosi paling rendah terjadi pada temperatur 500 ˚C.
========================================================================================================================
PLTU or Steam Power Plant is a type of electricity generation facility that uses water vapor as a medium to produce electrical energy. This process involves burning fossil fuels such as coal, oil, or natural gas to produce steam, which is then used to spin a turbine connected to an electric generator. Currently, the use of coal as one of the main energy sources still dominates on a global scale, where the use of fossil fuels can produce greenhouse gas emissions which have an impact on environmental pollution. So, in an effort to reduce environmental impacts, the co-firing approach is implemented as a more sustainable alternative. However, the use of co-firing methods in the power generation industry, especially in PLTUs, can cause an increased risk of corrosive reactions which can result in potential failure of the boiler system. The commercial use of co-firing in PLTUs is based on trials that demonstrate technical feasibility and manageable operational impacts. This study demonstrates that corrosion in ASTM A516 grade 70 steel tested in an environment with a mixture of PC fly ash and waste increases significantly with higher percentages of waste and elevated combustion temperatures. The active corrosion mechanism, involving the formation and evaporation of metal chlorides, degrades the protective oxide layer, accelerates the corrosion process, and heightens the material's susceptibility to damage. Sample characterization results indicate that the 10% SA variation produces the thickest and most severely damaged corrosion products, followed by the 5% SA variation, and lastly, the 100% PC variation. Regarding temperature variations, the most severe corrosion occurs at 700 ˚C, with significant corrosion observed at 600 ˚C, and the lowest corrosion rate at 500 ˚C.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Co-firing, Fly Ash, Korosi Co-firing, Corrosion, Fly Ash
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD171.75 Climate change mitigation
T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD195.B56 Biomass energy
T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD899.S68 Steam power plants
T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering > TK1322.6 Electric power-plants
T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy > TN295 Fly ash
Divisions: Faculty of Industrial Technology > Material & Metallurgical Engineering > 28201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Nabilah Fitriani
Date Deposited: 09 Aug 2024 08:10
Last Modified: 09 Aug 2024 08:10
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/112014

Actions (login required)

View Item View Item