Mauludya, Yanwa Evia Java (2024) Klasifikasi Fungsi Perkotaan di Wilayah Peri-Urban Bagian Selatan Kota Surakarta Berdasarkan Point of Interest (POI). Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
6015231007-Master_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2026. Download (8MB) |
Abstract
Kabupaten Sukoharjo merupakan memiliki tingkat urbanisasi paling tinggi dibanding wilayah peri-urban Kota Surakarta yang lain, yakni 63% pada tahun 2022. Urbanisasi menciptakan tantangan tata ruang yang kompleks terhadap perubahan fisik wilayah sehingga diperlukan analisis fungsi perkotaan untuk memahami kondisi fisik wilayah dan mendukung perencanaan yang lebih baik. Melibatkan data terbuka seperti Google Maps, Open Street Map (OSM), dan Point of Interest (POI), penelitian ini bertujuan mengidentifikasi fungsi perkotaan di lima kecamatan Kabupaten Sukoharjo dengan tingkat urbanisasi paling tinggi, yaitu Kecamatan Baki (70%), Kecamatan Gatak (69%), Kecamatan Grogol (91%), Kecamatan Kartasura (96%), dan Kecamatan Mojolaban (71%).
Sasaran pertama berfokus pada perhitungan bobot POI yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam bentuk kuesioner public awareness. Hasil dari sasaran pertama digunakan untuk menganalisis fungsi perkotaan dengan Kernal Density Estimation (KDE) dan Zonal Statistics, yang selanjutnya dibandingkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukoharjo. Terakhir, hasil dari klasifikasi fungsi perkotaan tersebut akan menunjukkan karakteristik masing-masing kecamatan sehingga dapat dijadikan masukan untuk merumuskan rekomendasi pengembangan wilayah peri-urban Kota Surakarta melalui analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pusat Perbelanjaan memiliki bobot POI tertinggi sebesar 93.1, sedangkan Asrama memiliki bobot POI terendah sebesar 31.55. Kecamatan Baki menunjukkan dominasi fungsi komersial dan bisnis yang kurang mendukung peran kawasan agropolitan. Kecamatan Gatak didominasi aktivitas permukiman dan pendidikan, kurang optimal sebagai kawasan industri dan agropolitan. Kecamatan Grogol berfungsi sebagai penyangga ekonomi dengan aktivitas komersial dan industri yang tinggi sebagai Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK). Kecamatan Kartasura memiliki fungsi campuran yang mendukung peran sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Kecamatan Mojolaban mendukung aktivitas ekonomi lokal dan industri, sesuai dengan arahan sebagai kawasan agropolitan dan kawasan peruntukan industri. Pengembangan kecamatan-kecamatan ini perlu dilakukan secara terpadu dengan meningkatkan kolaborasi antar kecamatan untuk membentuk jaringan agribisnis dan industri yang lebih kuat, serta perencanaan yang lebih baik dalam alokasi sumber daya dan pengembangan infrastruktur.
================
Sukoharjo Regency has the highest urbanization rate compared to other peri-urban areas of Surakarta City, at 63% in 2022. Urbanization creates complex spatial planning challenges due to physical changes in the area, necessitating an analysis of urban functions to understand the physical conditions and support better planning. This research involves open data sources such as Google Maps, Open Street Map (OSM), and Points of Interest (POI) to identify urban functions in the five districts of Sukoharjo Regency with the highest urbanization rates, namely Baki District (70%), Gatak District (69%), Grogol District (91%), Kartasura District (96%), and Mojolaban District (71%).
The first goal focuses on calculating the POI weights involving public participation in the form of public awareness questionnaires. The results from the first goal are used to analyze urban functions using Kernel Density Estimation (KDE) and Zonal Statistics, which are then compared with the Regional Spatial Planning (RTRW) of Sukoharjo Regency. Finally, the results of the urban function classification will show the characteristics of each district, providing inputs to formulate recommendations for developing the peri-urban area of Surakarta City through qualitative descriptive analysis.
The study results show that Shopping Centers have the highest POI weight of 93.1, while Dormitories have the lowest POI weight of 31.55. Baki District shows a dominance of commercial and business functions that do not support its role as an agropolitan area. Gatak District is dominated by residential and educational activities, making it less optimal as an industrial and agropolitan area. Grogol District functions as an economic buffer with high commercial and industrial activities as a Sub-District Service Center (PPK). Kartasura District has mixed functions supporting its role as a Local Activity Center (PKL). Mojolaban District supports local economic and industrial activities, consistent with its designation as an agropolitan and industrial area. The development of these districts needs to be integrated by enhancing inter-district collaboration to form a stronger agribusiness and industrial network, as well as better planning in resource allocation and infrastructure development.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | wilayah peri-urban, fungsi perkotaan, point of interest (POI), sistem informasi geografis (SIG), peri-urban area, urban functions, point of interest (POI), geographic information system (GIS) |
Subjects: | H Social Sciences > HA Statistics H Social Sciences > HA Statistics > HA30.6 Spatial analysis |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Regional & Urban Planning > 35101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Yanwa Evia Java Mauludya |
Date Deposited: | 07 Aug 2024 04:51 |
Last Modified: | 07 Aug 2024 04:51 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/112062 |
Actions (login required)
View Item |