Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Monumen dan Museum Reog Ponorogo Menggunakan Balok Pracetak U-Shell dan Pelat Lantai Half Slab

Qohar, Nur Ilham (2024) Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Monumen dan Museum Reog Ponorogo Menggunakan Balok Pracetak U-Shell dan Pelat Lantai Half Slab. Diploma thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 2035201009-Undergraduate_Thesis for D4 program.pdf] Text
2035201009-Undergraduate_Thesis for D4 program.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (46MB) | Request a copy

Abstract

Perkembangan beton pracetak di Indonesia terus mengalami perkembangan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya inovasi penggunaan beton pracetak di berbagai sektor konstruksi di Indonesia termasuk perumahan, infrastruktur transportasi, high rise building, dan masih banyak yang lainnya. Pengaplikasian metode pracetak ini dinilai efisien dalam mengurangi waktu dan biaya konstruksi serta pembuatan beton pracetak ini memungkinkan kontrol yang lebih baik terhadap kualitas dan waktu yang diperlukan untuk memproduksi beton pracetak yang dapat lebih diprediksi. Penggunaan metode pracetak pada elemen struktur balok dan pelat dinilai dapat mengefisiensi dari segi waktu dan biaya karena pada pelaksanaannya menggunakan metode in situ, pekerjaan struktur balok dan pelat membutuhkan waktu lama dalam pembuatannya karena balok dan pelat lantai memiliki bobot pekerjaan yang cukup besar dibandingkan dengan item pekerjaan konstruksi lainnya. Pemilihan sambungan dalam hal ini juga sangat penting dikarenakan sambungan pada beton pracetak harus bersifat monolit agar transfer beban terutama beban akibat gempa dapat terdistribusi secara efektif dan merata ke semua struktur.
Penulisan proyek akhir ini merencanakan modifikasi struktur pada pembangunan monumen dan museum reog ponorogo mengacu pada SNI 2847-2019, PCI Handbook 7th Edition, dan SNI 1726-2019. Kondisi eksisting bangunan menggunakan metode konvesional atau cast in place untuk semua komponen strukturnya sedangkan untuk modifikasi perencanaan sendiri dengan klasifikasi situs tanah berupa tanah keras (SC) dan memiliki Kategori Desain Seismik (KDS) D menggunakan sistem beton pracetak dengan luasan 625 m2 serta ketinggian 14 lantai struktur utama dengan modifikasi pada balok dan pelat menggunakan balok u-shell dan pelat half slab sedangkan untuk elemen struktur lainnya seperti kolom, tangga, dan dinding geser menggunakan metode cor in-situ serta dalam perencanaannya menggunakan sambungan basah untuk saling menghubungkan elemen strukturnya.
Hasil dari penulisan proyek akhir ini didapatkan distribusi gaya gempa untuk sistem dual system adalah 50,05% dinding geser dan 49,95% pada sistem rangka pada gempa arah X dan untuk gempa arah Y didapatkan distribusi gempa untuk dinding geser sebesar 50,89% dan untuk sistem rangka sebesar 49,11%. Selain itu juga didapatkan tipe pelat dan balok pracetak baik dimensi maupun penulangannya dibuat seminimal mungkin.
========================================================================================================================
The development of precast concrete in Indonesia continues to develop. This is marked by the increasing innovation in the use of precast concrete in various construction sectors in Indonesia, including housing, transportation infrastructure, high rise buildings, and many others. The application of this precast method is considered efficient in reducing construction time and costs and the manufacture of precast concrete allows better control over the quality and time required to produce precast concrete which can be more predictable. The use of the precast method for beam and slab structural elements is considered to be efficient in terms of time and costs because when implemented using the in-situ method, beam and slab structural work takes a long time to manufacture because beams and floor slabs have quite a large work weight compared to the work items other construction. The choice of connections in this case is also very important because the connections in precast concrete must be monolithic so that load transfer, especially loads due to earthquakes, can be distributed effectively and evenly throughout the structure.
The writing of the final project plans to modfy the structure for the construction of the Reog Ponorogo Monument and museum by referring ti SNI 2847-2019, the PCI Handbook 7th Edition, and SNI 1726-2019. The existing of the building uses conventional or cast in place methods for all its structural components, while the modified planning with a soil site classification of hard soil (SC) and a Seismic Design Category (KDS D), utilizing a precast concrete system with an area 625 m2 and height of 14 floors for the main structure. The modifications involve beams and slabs using U-Shell beams and Half Slab, while other structural elements such as columns, stairs, and shear walls use the cast in-situ method. Wet joints are used to connect the structural elements.
The results of this project show that the distribution of the earthquake forces for the dual system is 50,05% on the shear wall and 49,95% on the frame system for the X-direction earthquake, and for the Y-direction earthquake, the distribustion is 50,89% on the shear wall and 49,11% on the frame system. Additionally, the type and reinforcement of the precast slabs and beams are designed to be as minimal as possible.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Beton Pracetak, Sambungan, Balok U-Shell, Half Slab, Precast, Connection, U-Shell Beam, Half Slab Precast
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA645 Structural analysis (Engineering)
T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA683 Precast concrete construction. Prestressed concrete construction.
Divisions: Faculty of Vocational > Civil Infrastructure Engineering (D4)
Depositing User: Nur Ilham Qohar
Date Deposited: 09 Aug 2024 03:53
Last Modified: 09 Aug 2024 03:53
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/112870

Actions (login required)

View Item View Item