Hybrid Transport-Hub: Sebuah Eksperimentasi Simbiosis antara Masa Lalu dan Masa Sekarang

Arif, Regina Pingkan Sayyidhina (2024) Hybrid Transport-Hub: Sebuah Eksperimentasi Simbiosis antara Masa Lalu dan Masa Sekarang. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5013201008_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5013201008_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (9MB)

Abstract

Pada tahun 1980-an, banyak stasiun kereta api di Kota Lumajang ditutup akibat pembangunan kota yang sering mengorbankan jalur kereta api. Saat ini, beberapa stasiun di pinggiran kota mulai diaktifkan kembali, termasuk Stasiun Kota Lama (Stasiun Lumajang), yang direncanakan untuk direaktivasi melalui Perda No.2 Tahun 2013. Tapak stasiun ini menghubungkan stasiun-stasiun regional dalam kota, namun menghadapi tantangan serius karena perubahan besar pada elemen bangunan dan penghilangan beberapa bagiannya. Bagian fasad timur yang tertutup pertokoan hampir menghilangkan identitas asli stasiun.
Karya ini bertujuan mengeksplorasi konsep arsitektur hybrid untuk mendesain ulang transport hub di Lumajang. Konsep hybrid diharapkan dapat menggabungkan nilai historis dan modernitas, menghasilkan desain yang adaptif dan kaya akan nilai historis. Desain ini mengkombinasikan dua zona utama: stasiun sebagai representasi masa lalu dan terminal sebagai cerminan masa depan Lumajang sebagai kota wisata. Kedua zona ini dihubungkan melalui tourism-hub yang menampung Pusat Jajanan Rakyat (PJR), menggantikan aktivitas utama di kawasan tapak saat ini.
Desain yang dihasilkan bersifat adaptif terhadap bangunan eksisting Stasiun Lumajang Lama dan terintegrasi dengan baik dengan rel kereta api yang berada di tengah tapak. Fasad stasiun mempertahankan gaya monoton dan berulang dengan dominasi bentuk persegi bermaterial kayu, beradaptasi dengan bangunan eksisting. Fasad terminal di sisi barat dirancang megah untuk menggambarkan kemajuan Lumajang di sektor pariwisata. Lima sirkulasi utama. Jalur mobil, pejalan kaki, motor, kereta api, dan bus transmeru diintegrasikan dengan perbedaan level untuk menghindari crossing dalam sirkulasi. Interior direnovasi dengan ornamen tropis dan elemen air yang mencerminkan alam Lumajang, seperti air terjun Tumpak Sewu. Fasad luar menggunakan panel kayu sebagai sun shading dan penambah kesan privasi, mempertahankan tampilan asli bangunan eksisting.
===========================================================
===========================================================
In the 1980s, many train stations in Lumajang were closed due to urban development that often sacrificed the railway tracks. Currently, several stations on the city's outskirts are being reactivated, including the old Lumajang Station, planned for reactivation through Regional Regulation No. 2 of 2013. This station site connects regional stations within the city but faces significant challenges due to major alterations to its building elements and the removal of some parts. The eastern facade, covered by shops, almost obliterates the station's original identity.
This work aims to explore the concept of hybrid architecture to redesign the transport hub in Lumajang. The hybrid concept is expected to combine historical value and modernity, resulting in an adaptive design rich in historical significance. The design integrates two main zones: the station as a representation of the past and the terminal as a reflection of Lumajang's future as a tourist city. These zones are connected through a tourism hub housing a Public Food Center, replacing the primary activities currently taking place on the site.
The design is adaptive to the existing Lumajang Old Station building and integrates well with the railway tracks located in the site's center. The station's facade retains a monotonous and repetitive style with a dominance of square shapes made of wood, adapting to the existing building. The terminal facade on the west side is designed magnificently to reflect Lumajang's progress in the tourism sector. The five main circulations—car lanes, pedestrian paths, motorcycle lanes, railway tracks, and Transmeru bus lanes—are integrated at different levels to avoid crossings. The interior is renovated with tropical ornaments and water elements that reflect Lumajang's natural features, such as Tumpak Sewu waterfall. The exterior facade uses wooden panels as sun shading and adds a sense of privacy, maintaining the original appearance of the existing building.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Arsitektur, Hibrid, Permutasi, Stasiun Lumajang, Transportasi. Architecture, Hybrid, Permutation, Lumajang Station, Transportation.
Subjects: N Fine Arts > NA Architecture > NA6310 Railroad stations.
N Fine Arts > NA Architecture > NA6320 Bus terminals
Divisions: Faculty of Architecture, Design, and Planning > Architecture > 23201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Regina Pingkan Sayyidhina Arif
Date Deposited: 05 Aug 2024 02:26
Last Modified: 05 Aug 2024 02:26
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/113160

Actions (login required)

View Item View Item