Analisis Kekritisan Komponen dan Strategi Perawatan pada Sistem Permesinan Kapal Tunda

Zakaria, Aziz (2024) Analisis Kekritisan Komponen dan Strategi Perawatan pada Sistem Permesinan Kapal Tunda. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5019201108_Undergraduate Thesis.pdf] Text
5019201108_Undergraduate Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Kapal tunda merupakan kapal yang umumnya digunakan untuk memindahkan / memanuver,utamanya towing atau mendorong kapal lainnya pada pelabuhan, laut lepas,dan sungai supaya dapat masuk atau keluar. Kapal tunda telah menjadi elemen kunci di sekitar pelabuhan secara global untuk melaksanakan berbagai operasi.Kapal tunda memiliki risiko yang tinggi dalam terjadinya kecelakaan dikarenakan interaksi langsung dengan kapal-kapal yang memiliki pergerakan yang terbatas dan operasinya dalam perairan terbatas. Oleh karena itu, ketika kapal tunda menjalakan operasi dengan beban kerja yang berat, dapat memicu beberapa permasalahan seperti kegagalan mesin, atau tubrukan. Kegagalan pada sistem permesinan / propulsi merupakan salah satu penyebab kecelakaan kapal terbesar. Oleh karena itu,target perawatan yang tepat,terjadwal,dan strategis diperlukan supaya kinerja dari setiap sistem yang berada di atas kapal dapat bekerja dengan maksimal. Equipment Criticality Analysis (ECA) merupakan salah satu metode untuk mengetahui kekritisan suatu komponen. Dengan mengetahui kekritisan suatu komponen, perusahaan dapat mengetahui strategi perawatan yang tepat diterapkan pada peralatan dengan melihat probabilitas kegagalan serta konsekuensi dari kegagalan tersebut pada kategori seperti Health, safety and environment (HSE) dan Produksi. Dengan dibuatnya technical dan functional hierarchy dari setiap asset pada sistem propulsi kapal tunda maka dapat menentukan karakteristik dari setiap peralatan dalam melakukan tugasnya dan mendeskripsikan struktur dari suatu sistem. Tingkat kekrtisan komponen bisa didapatkan dengan menggunakan matriks risiko berdasarkan standar Norsok Z-008 dari kombinasi konsekuensi dan probabilitas kegagalan. Terdapat tiga tingkat kekritisan Hasil analisa dari kekritisan peralatan dapat memiliki 3 tingkatan yaitu : tinggi (H), sedang (M), rendah (L). dalam sistem propulsi kapal tunda yang dianalisa, terdapat 96 (53%) komponen dengan tingkat kekritisan rendah, 74 (41%) komponen dengan tingkat kekritisan menengah, 12 (7%) komponen dengan tingkat kekritisan tinggi. Untuk tingkat kekritsan rendah maka menggunakan strategi perawatan corrective maintenance,untuk tingkat kekritisan menengah menggunakan strategi perawatan preventive maintenance jika sesuai.dan untuk tingkat kekritisan tinggi menggunakan strategi perawatan preventive maintenance karena memerlukan perhatian pemeliharaan yang komprehensif supaya tidak mengganggu performa dan mencegah bahaya keselamatan serta lingkungan.
================================================================================================
Tugboats are vessels primarily used for moving or maneuvering, mainly towing or pushing other ships at ports, offshore, and rivers to help them enter or exit. Tugboats have become key elements around ports globally for carrying out various operations. Tugboats have a high risk of accidents due to direct interaction with ships that have limited movement and their operations in restricted waters. Therefore, when tugboats operate under heavy workloads, it can trigger several issues such as engine failure or collisions. Failures in the machinery/propulsion system are one of the biggest causes of ship accidents. Hence, proper, scheduled, and strategic maintenance is required to ensure the performance of each system on the vessel can operate optimally. Equipment Criticality Analysis (ECA) is one method to determine the criticality of a component. By knowing the criticality of a component, companies can determine the appropriate maintenance strategy to be applied to the equipment by considering the probability of failure and the consequences of that failure in categories such as Health, Safety, and Environment (HSE) and Production. By creating a technical and functional hierarchy of each asset in the tugboat propulsion system, it is possible to determine the characteristics of each equipment in performing its tasks and describe the structure of a system. The criticality level of components can be obtained using a risk matrix based on the Norsok Z-008 standard from the combination of failure consequences and probabilities. There are three levels of criticality. The results of the equipment criticality analysis can have three levels: high (H), medium (M), and low (L). In the analyzed tugboat propulsion system, there are 96 (53%) components with a low criticality level, 74 (41%) components with a medium criticality level, and 12 (7%) components with a high criticality level. For low criticality levels, a corrective maintenance strategy is used, for medium criticality levels, a preventive maintenance strategy is used if appropriate, and for high criticality levels, a preventive maintenance strategy is used because it requires comprehensive maintenance attention to avoid performance disruptions and prevent safety and environmental hazards.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Kapal Tunda, Konsekuensi, Perawatan, Sistem Propulsi, Tingkat Kekritisan,Tugboat, Consequence, Maintenance, Propulsion System, Criticality Level
Subjects: T Technology > T Technology (General)
T Technology > T Technology (General) > T174.5 Technology--Risk assessment.
V Naval Science > V Naval Science (General)
V Naval Science > VC Naval Maintenance > VC 270-279 Equipment of vessels, supplier,allowances,etc
V Naval Science > VC Naval Maintenance
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Marine Engineering > 36202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Aziz Zakaria
Date Deposited: 07 Aug 2024 02:39
Last Modified: 07 Aug 2024 02:39
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/113247

Actions (login required)

View Item View Item