Studi Perbandingan Perencanaan Desain Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Berdasarkan Metode Bina Marga dan Austroads (Studi Kasus Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap Exit Tol Garut Selatan – Singaparna STA. 72+000 – STA. 82+000)

Albi, Fiki (2024) Studi Perbandingan Perencanaan Desain Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Berdasarkan Metode Bina Marga dan Austroads (Studi Kasus Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap Exit Tol Garut Selatan – Singaparna STA. 72+000 – STA. 82+000). Diploma thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 2035221108-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
2035221108-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (17MB) | Request a copy

Abstract

Perencanaan suatu jalan menjadi aspek yang sangat penting dimana perencanaan yang baik dapat menentukan kualitas pelayanan beserta umur layan yang baik pula, sehingga hal tersebut dapat menciptakan efisiensi baik dari segi ekonomis maupun durabilitas suatu jalan. Dalam merencanakan jalan terdapat norma standar pedoman dan manual. Hasil dari suatu perencanaan jalan dapat berbeda bergantung pada standar yang digunakan. Di Indonesia terdapat standar yang menjadi acuan yaitu metode Bina Marga yang mengadopsi berbagai teori dari standar beberapa negara di dunia. Salah satu metode yang diadopsi oleh metode Bina Marga adalah metode Austroads. Pada Studi Kasus ini digunakan rencana proyek jalan tol Gedebage-Tasikmalaya Cilacap untuk membandingkan terkait dengan geometrik dan perkerasan jalan tol. Untuk perencanaan geometrik digunakan Pedoman Desain Geometrik Jalan 2021 dan Austroads Guide to Road Design 2021, sedangkan untuk perencanaan perkerasan jalan menggunakan standar Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 dan Austroads Guide to Pavement Technology 2017. Panjang trase jalan yang dihitung adalah 10 km meliputi STA 72+000 s.d. 82+000 dengan kecepatan rencana 80 km/jam. Trase jalan yang direncanakan mempunyai lengkung horizontal aktual berjumlah 6 buah tikungan dengan tipe lengkung full circle. Alinemen vertikal direncanakan dengan jumlah lengkung vertikal sebanyak 31 buah dengan kontur yang berbukit, kelandaian maksimum yang direncanakan yaitu 5%. Untuk perencanaan perkerasan digunakan JSKN sebesar 3,77 × 107 dari golongan kendaraan 5a – 7c dengan umur rencana selama 40 tahun. Dari hasi analisa perhitungan untuk metode Bina Marga dihasilkan superelevasi maksimum = 3,12%, tebal pelat beton = 29,5 cm, lapis pondasi LMC = 10 cm, dan lapis drainase = 15 cm dengan biaya total sebesar Rp. 734.760.894.000,00 (Tujuh ratus tiga puluh empat miliar tujuh ratus enam puluh juta delapan ratus sembilan puluh empat ribu rupiah), sedangkan pada metode Austroads dihasilkan superelevasi maksimum = 3,00%, tebal pelat beton = 20,5 cm, lapis pondasi LMC = 15 cm, dan lapis drainase = 15 cm dengan biaya total sebesar Rp. 707.460.664.000,00 (Tujuh ratus tujuh miliar empat ratus enam puluh juta enam ratus enam puluh empat ribu rupiah).
=================================================================================================================================
The road planning is a very important aspect where good planning can determine the quality of service along with a good service life, so that it can create efficiency both in terms of economics and durability of a road. In road planning, there are norms, standards, guidelines and manuals. The results of a road plan can differ depending on the standards used. In Indonesia, there is a reference standard, the Bina Marga Method, which adopt various theories from the standards of several countries in the world. One of the methods adopted by Bina Marga Method is Austroads Method. In this case study, the Gedebage-Tasikmalaya Cilacap toll road project plan is used to compare the geometrics and pavement of the toll road. Geometric planning used Pedoman Desain Geometrik Jalan 2021 and Austroads Guide to Road Design 2021, while pavement planning used the Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 and Austroads Guide to Pavement Technology 2017. The length of the designed road is 10 kilometres, across STA 72+000 to 82+000 with design speed of 80 km/h. The planned road alignment has an actual of 6 horizontal curves with full circle curve type. The vertical alignment is planned with a total of 31 vertical curves with hilly contours, the maximum slope planned of 5%. For pavement planning, HVAG of 3.77 × 107 from vehicle class of 5a – 7a is used with a design life periods of 40 years. From the calculation analysis result, the Bina Marga method resulted maximum superelevation = 3.12%, concrete slab thickness = 29.5 cm, LMC layer = 10 cm, and drainage layer = 15 cm with total cost of Rp. 734.760.894.000,00 (Seven hundred thirty-four billion seven hundred sixty million eight hundred ninety-four thousand rupiah), while the Austroads Method resulted maximum superelevation = 3.00%, concrete slab thickness = 20.5 cm, LMC layer = 15 cm, and drainage layer = 15 cm with total cost of Rp. 707.460.664.000,00 (Seven hundred seven billion four hundred sixty million six hundred sixty-four thousand rupiah).

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Perencanaan Jalan, Geometrik Jalan, Perkerasan Jalan Tol, Bina Marga, Austroads, Road Planning, Road Geometric, Highways Pavement, Bina Marga
Subjects: T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements > TE175 Road and highway design
T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements > TE250.P475 Pavements--Design and construction--Estimates.
T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements > TE7 Transportation--Planning
Divisions: Faculty of Vocational > Civil Infrastructure Engineering (D4)
Depositing User: Fiki Albi
Date Deposited: 19 Aug 2024 08:37
Last Modified: 19 Aug 2024 08:37
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/113474

Actions (login required)

View Item View Item