Aplikasi Metode Magnetik Untuk Identifikasi Bawah Permukaan Dalam Eksplorasi Timah Pada Lapangan “X” Belitung Timur

Ash-Siddieqy, Muhammad Abduh (2024) Aplikasi Metode Magnetik Untuk Identifikasi Bawah Permukaan Dalam Eksplorasi Timah Pada Lapangan “X” Belitung Timur. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5017201079-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5017201079-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Pada tahun 1710, suku Sekak di Pulau Bangka pertama kali menemukan timah saat partikel logam putih keperakan muncul di permukaan tanah bekas lahan yang terbakar, kemudian memulai penambangan timah di pulau ini. Indonesia kemudian menjadi produsen timah terbesar kedua di dunia dengan produksi sekitar 80.000 ton per tahun, dan hampir seluruhnya berasal dari Provinsi Bangka-Belitung yang merupakan bagian dari sabuk timah Asia Tenggara. Pulau Bangka dan Belitung terletak di antara mikrokontinen Sibumasu dan Indocina, dekat sutur Raub-Bentong. Kolisi tektonik sekitar 200-220 juta tahun lalu menyebabkan pembentukan granitoid kaya timah yang menjadi sumber utama timah di daerah ini. Untuk memenuhi kebutuhan timah, perlu dilakukan eksplorasi guna memetakan kondisi bawah permukaan dan mengidentifikasi potensi keberadaan timah. Metode magnetik dapat memetakan anomali medan magnet yang berguna untuk mengidentifikasi kondisi geologi, seperti zona struktur dan persebaran zona alterasi yang mengontrol mineralisasi timah. Penentuan zona prospek timah melibatkan analisis data anomali medan magnet, informasi mengenai alterasi dan geologi, serta persebaran kadar Sn pada permukaan. Metode ini penting dalam eksplorasi timah untuk memetakan struktur geologi, mengidentifikasi alterasi, dan menemukan batuan pembawa timah. Berdasarkan hasil pengolahan anomali medan magnet, filter FHD dan SVD menemukan 6 pendugaan sesar pada bawah permukaan yang menjadi kontrol zona alterasi. Batas satuan batuan juga terlihat melalui peta anomali magnetik total yang membatasi batupasir hingga perselingan slate-batupasir. Anomali residual menunjukkan keberadaan kadar Sn diatas 500 ppm yang didapatkan dari XRF berada pada anomali tinggi (0,2 nT – 21,2 nT) dan terdapat alterasi yang mengindikasikan keberadaan timah. Zona prospek timah ditemukan pada bagian utara daerah penelitian dengan anomali residual 0,2 nT – 21,2 nT, diindikasikan dengan adanya alterasi kaolin, ilite, silika, turmalin, serta keterdapatan kadar Sn yang tinggi pada permukaan. Pemodelan 3D dilakukan pada anomali residual dan memperlihatkan zona prospek timah pada bagian utara daerah penelitian dengan magnetisasi berkisar 0,026 A/m hingga 0,059 A/m.
==============================================================================================================================
In 1710, the Sekak tribe on Bangka Island first discovered tin when silvery-white metal particles appeared on the surface of burned land, and then started tin mining on this island. Indonesia then became the second largest tin producer in the world with production of around 80,000 tons per year, and almost all of it came from the Bangka-Belitung Province which is part of the Southeast Asian tin belt. The islands of Bangka and Belitung are located between the Sibumasu and Indochina microcontinents, near the Raub-Bentong suture. Tectonic collisions around 200-220 million years ago caused the formation of tin-rich granitoids which became the main source of tin in this area. To meet the need for tin, exploration needs to be carried out to map subsurface conditions and identify the potential presence of tin. Magnetic methods can map magnetic field anomalies which are useful for identifying geological conditions, such as structural zones and the distribution of alteration zones that control tin mineralization. Determining tin prospect zones involves analysis of magnetic field anomaly data, information about alteration and geology, as well as the distribution of Sn levels on the surface. This method is important in tin exploration to map geological structures, identify alteration, and find tin-bearing rocks. Based on the results of magnetic field anomaly processing, the FHD and SVD filters found 6 predicted faults in the subsurface which control the alteration zone. The rock unit boundaries are also visible through the total magnetic anomaly map which limits the sandstone to the slate-sandstone interbed. The residual anomaly shows the presence of Sn levels above 500 ppm obtained from XRF which is at a high anomaly (0.2 nT – 21.2 nT) and there is alteration which indicates the presence of tin. The tin prospect zone was found in the northern part of the research area with a residual anomaly of 0.2 nT – 21.2 nT, indicated by the presence of alteration of kaolin, illite, silica, and tourmaline, as well as the presence of high levels of Sn on the surface. 3D modeling was carried out on residual anomalies and showed a tin prospect zone in the northern part of the study area with magnetization ranging from 0.026 A/m to 0.059 A/m.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Alterasi, Magnetik, Timah, Alteration, Magnetic, Tin
Subjects: Q Science > QE Geology > QE1.F557 Magnetic anomalies--Measurement.
Q Science > QE Geology > QE601 Geology, Structural
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Geophysics Engineering > 33201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Muhammad Abduh Ash-Siddieqy
Date Deposited: 15 Aug 2024 08:32
Last Modified: 15 Aug 2024 08:32
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/114861

Actions (login required)

View Item View Item