Studi Kasus Analisis Biaya Dampak Pengendalian Pencemaran Udara Pada Pabrik Makanan

Nabila, Nisa Hudani (2022) Studi Kasus Analisis Biaya Dampak Pengendalian Pencemaran Udara Pada Pabrik Makanan. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03211740000044-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
03211740000044-Undergraduate_Thesis.pdf

Download (2MB)

Abstract

Perkembangan perekonomian suatu daerah terhadap kondisi lingkungan di daerah tersebut tidak lepas daru pengamatan publik. Masyarakat mulai menyadari bahwa aktivitas perekonomian dapat memberikan dampak pada kondisi lingkungan, sehingga akan mempengaruhi kualitas lingkungan. Pencemaran udara merupakan hal yang harus cepat diatasi dikarenakan udara merupakan hal yang dibutuhkan oleh manusia untuk menjalani kegiatan sehari-hari. Kualitas udara dilingkungan semakin menurun. Aktivitas manusia merupakan faktor utama penyebab menurunnya kualitas udara di lingkungan. Sedangkan pada negara berkembang, industri sangat penting untuk memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang
semakin meningkat. Pabrik-pabrik industri yang ada di Indonesia saat ini kurang memperhatikan filter pada cerobong asap pabriknya, sehingga asap hasil pembakaran yang keluar dari cerobong asap pabrik tidak tersaring dengan baik. Hal ini dapat membahayakan udara disekitar pabrik, karena zat-zat dan kandungan logam berbahaya yang ada pada asap ikutmencemari udara. Jika cerobong asap pabrik tidak memiliki filter yang baik, maka asap akan mengeluarkan banyak debu serta bau yang tidak sedap.Partikel adalah salah satu jenis pencemardi udara begitu juga tentang kebisingan. Karena tingkat kebisingan rata-rata dan jumlah sumberkebisingan telah meningkat, pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk membuat soundscapes berkelanjutan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara selanjutnya mendefinisikan sumber pencemar sebagai setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sumber-sumber pencemar udara dapat bersifat alami maupun antropogenik (aktivitas manusia). Chandra (2006) selanjutnya mendefinisikan pencemaran udara yang terjadidipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu 1.Temperatur Pergerakan mendadak lapisan udara dingin ke suatu kawasan industri dapat menimbulkan inversi atmosfer. Inversi merupakan kondisi dimana udara. Beberapa senyawa yang terkadung adalah SO2, NO2. SO2 terkonversi di udara sebagai pencemar udara seperti aerosol sulfat. Aerosol yang dihasilkan oleh SO2 menjadi pencemar sekunder dimana unsur tersebut mempunyai ukuran yang sangat halus. Oleh karena itu, dapat terhirup oleh sistem pernapasan dan menyebabkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan. Sedangkan, Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau sedangkan nitrogen dioksida memiliki warna cokelat kemerahan dan
bau yang tajam. Nitrogen oksida berbahaya karena merupakan penyusun asap fotokimia dan jika kena mata bisaperih dan terhirup menyebabkan sesak nafas. Biasanya pabrik akan mengeluarkan biaya pengeluaran untuk pengelolaan pencemaran
lingkungan yang ditimbulkan oleh pabrik tersebut. Dihitung biaya lingkungan untuk mengidentifikasi kewajiban material keuangan perusahaan terhadap lingkungan. Tujuan adanya biaya lingkungan yaitu biaya lingkungan dipergunakan sebagai alat manajemen lingkungan dan sebagai sarana komunikasi dengan masyarakat. Biaya lingkungan juga dapat digunakan untuk menilai tingkat keluaran dan capaian limbah perusahaan tiap tahun untuk menjamin perbaikan kinerja lingkungan. Adapula biaya kesehatan yang harus dikeluarkan karena beberapa masyarakat sekitar mengalami sakit akibat dari pencemaran yang terjadi. Damak dari pencemaran udara terhadap kesehatan pada akhirnya akanmenimbulkan beban ekonomi (economic burden) yang harus ditanggung oleh masyarakat. Kementerian Kesehatan telahmenetapkan Permenkes nomor 69 tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan akan membayar kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan sistemkapitasi dan untuk fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutandengan sistem paket Indonesia Case Based Groups (INA- CBG’s). Adapula hal lain yang ditimbulkan oleh pabrik yaitu kebisingan. Kebisingan yang ditimbulkan oleh pabrik juga menganggu masyarat dan bisa sampai mempengaruhi kesehatan pendengaran masyarat sekitar. Dengan dipasangkan tanaman barrier di area pabrik dapat mengurangi kebisingan sekaligus bisa mengurangi kadar SO2 dan NO2 yang ada di area pabrik
=============================================================================================================================
The economic development of a region on environmental conditions in the area cannot be separated from public observation. People are starting to realize that economic activity can have an impact on environmental conditions, so that it will affect the quality of the environment. Air pollution is something that must be addressed quickly because air is something that humans need to carry out their daily activities. Air quality in the environment is decreasing. Human activities are the main factor causing the decline in air quality in the environment. Meanwhile, in developing countries, industry is very important to broaden the foundation of development and meet the increasing needs of society. Industrial factories in Indonesia currently pay less attention to the filters in their factory chimneys, so the combustion smoke that comes out of the factory chimneys is not filtered properly. This can harm the air around the factory because harmful substances and metal content in the smoke also pollutes the air. If the factory chimney does not have a good filter, the smoke will emit a lot of dust and an unpleasant odor. Particles are one type of pollutant in the
air as well as noise. As average noise levels and the number of noise sources have increased, the government has taken various steps to make soundscapes sustainable. Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 41 of 1999 concerning Air Pollution Control further defines a pollutant source as any business and/or activity that releases pollutant materials into the air which causes the air to not function properly. Sources of air pollutants can be natural or anthropogenic (human activities). Chandra (2006) further defines air pollution that occurs is influenced by several factors, namely 1. Temperature The sudden movement of a layer of cold air into an industrial area can cause an atmospheric inversion. Inversion is a condition in which the air Some of the compounds contained are SO2, NO2. SO2 is converted in the air as air pollutants such as sulfate aerosols. The aerosol produced by SO2 becomes a secondary pollutant where the element has a very fine size. Therefore, it can be inhaled by the respiratory system and cause various respiratory tract diseases. Meanwhile, nitrogen monoxide is a colorless and odorless gas while nitrogen dioxide has a reddish-brown color and a sharp odor. Nitrogen oxide is dangerous because it is a constituent of photochemical fumes and if it comes into contact with the eyes, it can sting and be inhaled causing shortness of breath. Usually, the factory will incur expenses for the management of environmental pollution caused by the factory. Environmental costs are calculated to identify the company's material financial obligations to the environment. The purpose of the existence of environmental costs is that environmental costs are used as a tool for environmental management and as a means of communication with the community. Environmental costs can also be used to assess the level of output and output of the company's waste each year to ensure improvements in environmental performance. There are also health costs that must be incurred because some of the surrounding communities are sick as a result of the pollution. The impact of air pollution on health will ultimately lead to an economic burden that must be borne by the community. The Ministry of Health has stipulated Permenkes number 69 of 2013 concerning Standard Tariffs for Health Services at First Level Health Facilities and Advanced Health Facilities. The Health Social Security Administering Body will pay to first-level health facilities with a capitation system and for advanced-level referral health facilities with the Indonesia Case Based Groups (INA-CBG's) package system. There is also another thing caused by the factory, namely noise. The noise generated by the factory also disturbs the community and can affect the hearing health of the surrounding community. By installing barrier plants in the factory area, it can reduce noise while reducing SO2 and NO2 levels in the factory area

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSL 628.53 Nab s-1 2022
Uncontrolled Keywords: pencemaran udara, biaya lingkungan, kualitas udara, kebisingan, biaya kesehatan, tanaman barrier, air pollution, environmental costs, air quality, noise, health costs, plant barrier
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD883.5 Air--Pollution
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Environmental Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Mr. Marsudiyana -
Date Deposited: 28 Nov 2024 06:40
Last Modified: 28 Nov 2024 06:40
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/115852

Actions (login required)

View Item View Item