Geodetic Slip Rate dan Locking Depth Sesar Semangko Berdasarkan Pengamatan GPS

Forrestiawan, Adetya Tino (2024) Geodetic Slip Rate dan Locking Depth Sesar Semangko Berdasarkan Pengamatan GPS. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5016201083_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5016201083_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 April 2027.

Download (8MB) | Request a copy

Abstract

Indonesia terletak di zona tektonik aktif yang dipengaruhi oleh tiga lempeng utama, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Eurasia. Interaksi antara lempeng-lempeng ini memicu aktivitas seismik yang signifikan, terutama di wilayah Sumatra yang merupakan bagian dari Lempeng Eurasia. Zona konvergensi antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia membentuk palung subduksi yang menyebabkan deformasi kerak bumi serta pembentukan sesar aktif, termasuk Sesar Sumatra. Sesar Sumatra, dengan panjang sekitar 1900 km, terbagi menjadi 19 segmen, termasuk Sesar Semangko yang terletak di bagian selatan Sumatra dan terbagi menjadi Sesar Semangko Timur dan Sesar Semangko Barat. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan laju geser geodetik (geodetic slip rate) dan kedalaman penguncian (locking depth) pada Sesar Semangko dengan menggunakan data GPS yang dikumpulkan dari jaringan stasiun CORS, TPG, dan SuGAr selama periode 2014 hingga 2023. Data GPS diolah menggunakan perangkat lunak GAMIT/GLOBK untuk menghasilkan kecepatan horizontal dan vertikal dari titik-titik pengamatan, yang kemudian dianalisis untuk menentukan karakteristik deformasi sesar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada segmen Semangko Timur-A, ditemukan slip rate sebesar 8.6 mm/tahun dengan kedalaman penguncian 19.2 km. Sementara itu, pada segmen Semangko Barat-B, yang merupakan segmen mayor, didapatkan slip rate sebesar 9.4 mm/tahun dengan kedalaman penguncian 24.1 km. Selain itu, potensi gempa bumi di sepanjang Sesar Semangko juga diperkirakan berdasarkan hasil analisis aktivitasi sesar. Pada segmen Semangko Timur-A, diprediksi potensi gempa dengan magnitudo 6.7 M, sedangkan pada segmen Semangko Barat-B, potensi gempa diperkirakan mencapai magnitudo 6.8 M. Perbedaan ini disebabkan oleh segmen Semangko Barat-B yang merupakan segmen mayor dengan seismic moment yang lebih besar dibandingkan segmen Semangko Timur-A. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami aktivitas tektonik di wilayah Sumatra dan dapat digunakan sebagai dasar mitigasi bencana gempa bumi yang lebih efektif, khususnya di wilayah yang dilalui oleh sesar aktif ini. Pemantauan deformasi sesar menggunakan data GPS memberikan tingkat presisi yang tinggi dalam mendeteksi pergerakan tanah dari waktu ke waktu. Informasi ini memungkinkan langkah-langkah mitigasi bencana diambil lebih dini untuk mengurangi dampak gempa bumi yang mungkin terjadi di masa mendatang.
=================================================================================================================================
Indonesia is located in an active tectonic zone influenced by three major plates: the Pacific Plate, the Indo-Australian Plate, and the Eurasian Plate. The interactions between these plates trigger significant seismic activity, particularly in the Sumatra region, which is part of the Eurasian Plate. The convergence zone between the Indo-Australian and Eurasian Plates forms a subduction trench that causes crustal deformation and the formation of active faults, including the Sumatran Fault. The Sumatran Fault, approximately 1,900 km in length, is divided into 19 segments, including the Semangko Fault located in southern Sumatra, which is further divided into the East Semangko Fault and the West Semangko Fault. This study aims to estimate the geodetic slip rate and locking depth of the Semangko Fault using GPS data collected from CORS, TPG, and SuGAr station networks during the 2014 to 2023 period. The GPS data were processed using the GAMIT/GLOBK software to derive horizontal and vertical velocities at observation points, which were then analyzed to determine the fault's deformation characteristics. The results show that the East Semangko Fault-A segment has a slip rate of 8.6 mm/year with a locking depth of 19.2 km. Meanwhile, the West Semangko Fault-B segment, which is the major segment, has a slip rate of 9.4 mm/year with a locking depth of 24.1 km. Additionally, the earthquake potential along the Semangko Fault was estimated based on fault activity analysis. The potential earthquake magnitude for the East Semangko Fault-A segment is predicted to be 6.7 M, while the West Semangko Fault-B segment has a predicted magnitude of 6.8 M. This difference is attributed to the West Semangko Fault-B being the major segment, with a higher seismic moment than the East Semangko Fault-A. This study provides valuable insights into the tectonic activity in the Sumatra region and can serve as a foundation for more effective earthquake hazard mitigation, particularly in areas traversed by active faults. Monitoring fault deformation using GPS provides a high level of precision in detecting ground movements over time. This information allows early mitigation measures to be taken to reduce the potential impact of future earthquakes.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Slip Rate, Locking Depth, CORS, SuGAr, TPG
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G109.5 Global Positioning System
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Adetya Tino Forrestiawan
Date Deposited: 10 Dec 2024 02:36
Last Modified: 10 Dec 2024 02:36
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/115932

Actions (login required)

View Item View Item