Studi Pengaruh Variasi Waktu Pretreatment Pada Proses Sintesis Cellulose Beads Dari Eceng Gondok

Anwar, Intan Fikriyah Lathifah (2022) Studi Pengaruh Variasi Waktu Pretreatment Pada Proses Sintesis Cellulose Beads Dari Eceng Gondok. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 02511840000064_UndergraduateThesis.pdf] Text
02511840000064_UndergraduateThesis.pdf

Download (6MB)

Abstract

Eceng gondok merupakan tumbuhan yan memiliki sifat perkembangbiakan yang cepat. Sehingga sering disebut tanaman gulma karena pertumbuhannya yang sangat pesat. Eceng gondok memiliki kandungan 60% selulosa yang memiliki potensi tinggi untuk dimanfaatkan. Selulosa eceng gondok dapat dapat diekstrak dan dimanfaatkan untuk cellulose beads. Cellulose beads adalah partikel bulat dengan diameter dalam skala mikro hingga milimeter yang digunakan dalam berbagai aplikasi tingkat lanjut seperti drug delivery. Pada penelitian ini, dilakukan analisa mengenai waktu pretreatment pada saat melakukan pelarutan selulosa sebelum menjadi cellulose beads. Karakterisasi yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya, pengamatan morfologi menggunakan mikroskop optik dan SEM. Pengamatan gugus fungsi selulosa dan cellulose beads menggunakan FTIR. Pengamatan puncak kristalin dengan XRD dan perhitungan kapasitas swelling dengan variasi waktu pretreatment selama 30, 60, 90, 120, 150 dan 180 menit. Proses ekstraksiselulosa dilakukan menggunakan larutan NaOH pada proses delignifikasi dan NaClO2 pada proses bleaching. Selulosa dikarakterisasi pada XRD untuk menghitung derajat kristalinitas dan FTIR untuk mengetahui gugus fungsi dengan perbandingan eceng gondok dan selulosa. Proses sintesis cellulose beads menggunakan larutan asam etanol hidroklorat sebagai larutan pretreatment, selanjutnya pulp selulosa dikeringkan hingga menjadi serbuk dan dilarutkan dengan NaOH-urea-air sebelum diteteskan ke larutan koagulan yaitu HNO3. Cellulose beads memiliki berat 0.03-0.05 gram dan diameter 3.6-4.3 mm. Selanjutnya, cellulose beads dikarakterisasi dengan SEM untuk memperlihatkan luasan pori dan struktur permukaan beads yang datanya akan diolah pada software ImageJ, FTIR untuk mengetahui perbandingan gugus fungsi yang terbentuk setelah menjadi beads, dan dilakukan pengujian kapasitas swelling untuk menunjukkan kapasitas adsorpsi pada seluruh sampel beads. Beads dengan waktu pretreatment selama 90 menit memilik hasil yang baik pada morfologi karena bentuknya yang bulat dan memiliki permukaan yang halus bila dilihat dibawah mikroskop optik, dan memiliki kapasitas swelling paling baik jika dibandingkan dengan variasi waktu pretreatment lainnya, yaitu pada 18.38%.
=================================================================================================================================
Water hyacinth is a plant that has fast breeding properties. So it is often called a weed plant because of its very rapid growth. Water hyacinth contains 60% cellulose which has a high potential to be utilized. Water hyacinth cellulose can be extracted and used for cellulose beads. Cellulose beads are spherical particles with diameters in the micro to millimeter scale which are used in various advanced applications such as drug delivery. In this study, an analysis of the pretreatment time was carried out when dissolving cellulose before it became cellulose beads. The characterizations carried out in this study included morphological observations using an optical microscope and SEM. Observation of the functional groups of cellulose and cellulose beads using FTIR. Observation of crystalline peaks by XRD and calculation of swelling capacity with variations in pretreatment time for 30, 60, 90, 120, 150 and 180 minutes. The cellulose extraction process was carried out using NaOH solution inthe delignification process and NaClO2 in the bleaching process. Cellulose was characterized on XRD to calculate the degree of crystallinity and FTIR to determine the functional groups with the ratio of water hyacinth and cellulose. The process of synthesizing cellulose beads using a solution of ethanol hydrochloric acid as a pretreatment solution, then the cellulose pulp is dried to a powder and dissolved in NaOH-urea-water before being dropped into a coagulant solution, namely HNO3. Cellulose beads have a weight of 0.03-0.05 grams and a diameter of 3.6-4.3 mm. Furthermore, the cellulose beads were characterized by SEM to show the pore area and surface structure of the beads whose data will be processed in ImageJ, FTIR software to determine the comparison of functional groups formed after becoming beads, and swelling capacity testing was carried out to show the adsorption capacity of all beads samples. Beads with a pretreatment time of 90 minutes had good results on morphology becauseof their round shape and smooth surface when viewed under an optical microscope, and had the best swelling capacity when compared to other variations of pretreatment time, at 18.38%.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSMt 661.802 Anw s-1 • 2022
Uncontrolled Keywords: Eceng Gondok, Selulosa, Cellulose Beads, Waktu Pretreatment. Water Hyacinth, Cellulose, Cellulose Beads, Pretreatment Time
Subjects: Q Science > QD Chemistry > QD320 Cellulose. Hydrolysis
Divisions: Faculty of Industrial Technology > Material & Metallurgical Engineering > 28201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Mr. Marsudiyana -
Date Deposited: 17 Dec 2024 04:15
Last Modified: 17 Dec 2024 04:15
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/115996

Actions (login required)

View Item View Item