Desain Kemiringan Lereng Untuk Optimalisasi Biaya Pemotongan Dan Perkuatan Lereng. Studi Kasus : Jalan Tol Lingkar Pekanbaru Junction Pekanbaru STA 205+150 – 205+725

Prasetiyo, R. Fiansyah Dwi (2025) Desain Kemiringan Lereng Untuk Optimalisasi Biaya Pemotongan Dan Perkuatan Lereng. Studi Kasus : Jalan Tol Lingkar Pekanbaru Junction Pekanbaru STA 205+150 – 205+725. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Text 6012231077_Master_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 April 2027. Download (11MB) | Request a copy

Abstract

Proyek jalan Tol Trans-Sumatera yang sedang dalam tahap proses konstruksi yaitu proyek pembangunan jalan Tol Ruas Rengat – Pekanbaru seksi Lingkar Pekanbaru. Lokasi tersebut memerlukan pekerjaan galian yang cukup dalam serta memerlukan pembebasan lahan yang cukup lebar karena kemiringan lereng yang landai. Hal ini menyebabkan biaya yang mahal untuk pembebasan lahan. Oleh sebab itu, penggunaan kemiringan lereng dengan sudut yang lebih curam perlu dilakukan agar didapatkan ROW jalan yang lebih sempit; hanya saja perlu ditambahkan perkuatan agar lereng tidak longsor. Hal ini berarti perlu dicari kemiringan lereng yang paling optimum ditinjau dari lebar lahan dan jumlah perkuatan yang dibutuhkan.
Untuk itu, analisis stabilitas setiap kemiringan lereng yang dicoba yaitu 1:1 dan 2:1 dilakukan dengan menggunakan program bantu. Selain kemiringan lereng yang bervariasi, elevasi ketinggian muka air tanah juga dibuat bervariasi yaitu berada di dasar galian, sesuai dengan data sekunder, dan di puncak galian. Analisis stabilitas dilakukan dengan menggunakan metode konvensional dan pendekatan fenomena cracked soil. Perkuatan lereng direncanakan dengan menggunakan ground anchor yang dikombinasi dengan manajemen air hujan; namun untuk kondisi elevasi MAT dipuncak galian, tidak diperlukan manajemen air hujan.
Hasil studi menunjukkan bahwa semakin tegak kemiringan lereng, semakin sempit lahan yang dibutuhkan dan semakin hemat biaya pelaksanaan pekerjaan galian. Hanya saja, kebutuhan ground anchor sebagai perkuatan semakin banyak dengan semakin tegaknya kemiringan lereng. Dari analisis yang telah dilakukan, desain alternatif yang paling hemat dari segi biaya adalah kemiringan lereng dengan sudut 2:1 untuk kondisi muka air tanah di dasar galian walaupun diperlukan ground anchor sebanyak 383 titik untuk tambahan perkuatan yang dikombinasi dengan manejemen air hujan.
==================================================================================================================================
The Trans-Sumatra Toll Road project, currently under construction, includes the Rengat–Pekanbaru section of the Pekanbaru Ring Road. The project site requires deep excavation and extensive land acquisition due to the gentle slope, resulting in high acquisition costs. Therefore, adopting a steeper slope is necessary to achieve a narrower road right-of-way (ROW); however, reinforcement is required to prevent slope failure. This necessitates identifying the most optimal slope in terms of land use efficiency and reinforcement requirements.
To address this, a stability analysis was conducted for two slope inclination 1:1 and 2:1 using an auxiliary program. In addition to varying the slope angles, the water table elevation was also considered at two levels: at the bottom of the excavation (based on secondary data) and at the top of the excavation. The stability analysis employed both conventional methods and a cracked soil phenomenon approach. Slope reinforcement was designed using ground anchors in combination with stormwater management. However, for the condition where the maximum allowable water level (GWL) is at the top of the excavation, stormwater management was not required.
The study results indicate that steeper slopes reduce the required land area and make excavation work more cost-effective. However, the need for ground anchor reinforcement increases with steeper slopes. Based on the analysis, the most cost-effective design alternative is the 2:1 slope angle with the groundwater table at the bottom of the excavation, requiring 383 ground anchor points for reinforcement, combined with rainwater management.

Item Type:	Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords:	kemiringan lereng, cracked soil, ground anchor, muka air tanah, penghematan biaya, Key words: slope, cracked soil, groundwater level, cost savings
Subjects:	T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements > TE175 Road and highway design T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements > TE278.D523 Pavements, Concrete--Testing. T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements > TE7 Transportation--Planning
Divisions:	Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22101-(S2) Master Thesis
Depositing User:	R. Fiansyah Dwi Prasetiyo
Date Deposited:	28 Jan 2025 03:35
Last Modified:	28 Jan 2025 03:35
URI:	http://repository.its.ac.id/id/eprint/116963

Actions (login required)

View Item