Studi Kelayakan Rasio Air – Semen dalam Praktik Lapangan menggunakan Semen OPC , PPC Dan PCC untuk Konstruksi Bangunan Tahan Gempa

William, Kevin (2025) Studi Kelayakan Rasio Air – Semen dalam Praktik Lapangan menggunakan Semen OPC , PPC Dan PCC untuk Konstruksi Bangunan Tahan Gempa. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03111940000112-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
03111940000112-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 April 2027.

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Indonesia, yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik utama—Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik—merupakan wilayah dengan tingkat kejadian gempa bumi yang sangat tinggi. Data pada tahun 2023 mencatat Indonesia sebagai negara dengan frekuensi gempa terbanyak, mencapai 2.211 kali. Sebagai respons terhadap ancaman gempa yang terus-menerus, kebijakan pemerintah yang diwujudkan melalui Peraturan Presiden (PP) No. 16 Tahun 2021, juga mendorong penerapan konstruksi tahan gempa, khususnya di daerah rawan gempa, dengan mewajibkan penggunaan ketentuan konstruksi tahan gempa pada bangunan rumah tinggal. Dalam konstruksi beton, faktor air-semen (FAS) dan pemilihan material sangat menentukan kualitas beton yang dihasilkan. Panduan teknis yang tercantum dalam PP No. 16 Tahun 2021 menyarankan penggunaan rasio FAS 0.5 dan penambahan air "secukupnya". Namun, variabilitas ini berpotensi mengarah pada ketidakterkontrolan kondisi lapangan yang seharusnya lebih terstandarisasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi komposisi beton sesuai dengan peraturan yang ada, khususnya dengan mengkaji perbedaan penggunaan semen OPC, PPC, dan PCC sdalam pembuatan beton untuk struktur tahan gempa. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa temuan krusial: pertama, kebutuhan air beton pada kondisi lapangan yang tidak dalam keadaan Saturated Surface Dry (SSD) dan perbedaan berat volume air, memerlukan penggunaan nilai FAS sebesar 0.6 untuk mencapai kualitas beton yang optimal; kedua, jenis semen non-OPC, seperti PPC dan PCC, menunjukkan keunggulan baik dari sisi nilai slump maupun kekuatan tekan jika dibandingkan dengan OPC; ketiga, penerapan PP No. 16 Tahun 2021 dapat dilaksanakan dengan komposisi 1 Semen : 2 Pasir : 3 Kerikil + 0.6 air, guna mempertimbangkan peningkatan kebutuhan air yang disebabkan oleh kondisi agregat yang tidak ideal dan variasi berat volume air. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih konkret dan aplikatif bagi praktisi konstruksi dalam menghasilkan beton dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan standar ketahanan gempa yang ditetapkan.
==============================================================================================================================
Indonesia, located at the intersection of three major tectonic plates—the Indo-Australian, Eurasian, and Pacific plates—is a region with a very high frequency of seismic activity. Data from 2023 recorded Indonesia as the country with the highest frequency of earthquakes, reaching 2,211 occurrences. In response to the ongoing threat of earthquakes, the government has implemented policies through Presidential Regulation (PP) No. 16 of 2021, which promotes the adoption of earthquake-resistant construction, particularly in seismic-prone areas, by requiring the use of earthquake-resistant construction standards for residential buildings. In concrete construction, the water-cement ratio (W/C) and material selection are crucial factors in determining the quality of the resulting concrete. The technical guidelines outlined in PP No. 16 of 2021 recommend a W/C ratio of 0.5 and the addition of water "as needed." However, this variability has the potential to lead to uncontrolled field conditions that should be more standardized. Therefore, this study aims to evaluate concrete compositions in accordance with existing regulations, particularly by examining the differences in the use of OPC, PPC, and PCC cement in the production of concrete for earthquake-resistant structures. The results of this study reveal several key findings: first, the water demand in the field, when aggregates are not in a Saturated Surface Dry (SSD) state and there are differences in water volume, requires a W/C ratio of 0.6 to achieve optimal concrete quality; second, non-OPC cements such as PPC and PCC show advantages in both slump value and compressive strength compared to OPC; third, the application of PP No. 16 of 2021 can be implemented with the composition of 1 Cement : 2 Sand : 3 Gravel + 0.6 water, considering the increased water demand due to the non-ideal aggregate conditions and variations in water volume. This research is expected to provide a more concrete and practical guide for construction practitioners in producing concrete with accountable quality, in accordance with the established earthquake resistance standards.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Bangunan Sederhana Tahan Gempa, Praktisi Lapangan, Faktor Air - Semen (FAS), OPC, PPC, PCC, Simple Earthquake Resistant Building, Field Practicioner, Water – Cement Ratio, OPC, PPC, PCC
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Kevin William
Date Deposited: 01 Feb 2025 12:30
Last Modified: 01 Feb 2025 12:30
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/117261

Actions (login required)

View Item View Item