Analisis Peran Kolaborasi Multi-Stakeholder Penta-Helix Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Studi Kasus Kampung Keren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri

Yesfani, Gresya Maura (2025) Analisis Peran Kolaborasi Multi-Stakeholder Penta-Helix Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Studi Kasus Kampung Keren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5033211036-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5033211036-Undergraduate_Thesis.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (10MB) | Request a copy

Abstract

Kampung Kreatif dan Independen (Keren) merupakan sebuah program pengembangan kawasan kreatif berbasis potensi lokal yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Kediri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pasca pandemi Covid-19 melalui kolaborasi berbagai pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kolaborasi multi-stakeholder penta-helix berbasis pemberdayaan masyarakat lokal dan faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan masyarakat di Kampung Keren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Titik lokasi penelitian ini ada di tiga Kampung Keren, yakni Kampung Wisata Sumber Banteng, Kampung Tani Jamsaren, dan Kampung Harmoni Betta. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menemukan bahwa kelima elemen dalam kolaborasi penta-helix memiliki peran yang saling melengkapi dan strategis. Analisis matriks stakeholder power vs interest grid menunjukkan bahwa para pemangku kepentingan terbagi dalam empat kuadran dengan peran dan tingkat pengaruh berbeda. Kuadran I-Key Players meliputi Pemerintah Kota Kediri, Kelurahan, Pokdarwis, akademisi, dan pelaku usaha yang menjadi penggerak utama dan pengambil keputusan strategis. Kuadran II-Subjects terdiri dari masyarakat lokal seperti pelaku UMKM, kelompok tani, Kelompok Wanita Tani, dan petani ikan cupang yang memiliki kepentingan tinggi namun kekuasaan rendah. Kuadran III-Context Setters ditempati oleh media yang berperan membentuk opini publik dengan ketertarikan rendah pada pelaksanaan harian program. Meskipun kolaborasi telah terbentuk, dinamika antar aktor masih menghadapi tantangan seperti ketimpangan kapasitas teknis, koordinasi yang belum optimal, serta perbedaan visi dan kepentingan. Faktor pendukung pemberdayaan antara lain semangat kolaborasi warga, tokoh penggerak, komunitas kreatif, dan dukungan kelembagaan. Namun, keterbatasan sumber daya manusia, minimnya anggaran, serta lemahnya regenerasi kader menjadi penghambat utama. Oleh karena itu, keberhasilan pemberdayaan sangat bergantung pada sinergi lintas sektor, penguatan kapasitas lokal, dan dukungan kebijakan yang adaptif dan inklusif.
==================================================================================================================================
The Creative and Independent Village (Keren) is a creative area development program based on local potential, initiated by the Kediri City Government to improve the welfare of the community after the Covid-19 pandemic through collaboration between various stakeholders. This study aims to analyze the role of multi-stakeholder penta-helix collaboration based on community empowerment and the supporting and hindering factors of community empowerment in Keren Village, Pesantren District, Kediri City. The research locations are three Keren Villages: Sumber Banteng Tourism Village, Jamsaren Farming Village, and Betta Harmony Village. The research method used is qualitative with a descriptive approach. Data collection was conducted through field observations, in-depth interviews, and documentation. The research findings reveal that the five elements in the penta-helix collaboration play complementary and strategic roles. The stakeholder power vs. interest grid matrix analysis shows that stakeholders are divided into four quadrants with different roles and levels of influence. Quadrant I-Key Players includes the Kediri City Government, Village Administration, Pokdarwis, academics, and business actors who are the main drivers and strategic decision-makers. Quadrant II-Subjects consists of local communities such as SME actors, farmer groups, Women Farmer Groups, and betta fish farmers who have high interests but low power. Quadrant III-Context Setters is occupied by the media, which plays a role in shaping public opinion but has low interest in the daily implementation of the program. Although collaboration has been established, dynamics among actors still face challenges such as technical capacity gaps, suboptimal coordination, and differences in vision and interests. Supporting factors for empowerment include community collaboration spirit, key leaders, creative communities, and institutional support. However, limitations in human resources, insufficient budgets, and weak cadre regeneration remain major obstacles. Therefore, the success of empowerment heavily depends on cross-sectoral synergy, strengthening local capacity, and adaptive and inclusive policy support.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Kampung Keren, Kolaborasi Multi-Stakeholder Penta-Helix, Pemberdayaan Masyarakat ======================================================================================================================== Kampung Keren, Multi-Stakeholder Penta-Helix Collaboration, Community Empowerment
Subjects: H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Divisions: Faculty of Creative Design and Digital Business (CREABIZ) > Developmental Studies > 60201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Gresya Maura Yesfani
Date Deposited: 23 Jul 2025 01:21
Last Modified: 23 Jul 2025 01:21
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/120601

Actions (login required)

View Item View Item