Faturrahman, Muhammad Rifad (2025) Penempatan Optimal Pembangkit Listrik Tenaga Surya Untuk Perbaikan Kualitas Daya Pada Sistem Kelistrikan Kalimantan Barat. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![[thumbnail of 5022211043_Undergraduate_Thesis.pdf]](http://repository.its.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
5022211043_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Sistem kelistrikan Kalimantan Barat diproyeksi mengalami peningkatan beban listrik sekitar 7,5% per tahun hingga tahun 2027, sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030. Selain itu, terdapat rencana pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) sebesar 100 MW di wilayah Ketapang pada tahun 2027, yang dalam penelitian ini dimodelkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Integrasi PLTS dengan sistem kelistrikan memerlukan perhatian khusus terhadap karakteristik kualitas daya, terutama profil tegangan dan susut daya (losses). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi optimal penempatan PLTS pada sistem kelistrikan Kalimantan Barat melalui dua pendekatan, yaitu: (1) penempatan PLTS terpusat berdasarkan RUPTL 2021–2030, dan (2) penempatan PLTS tersebar menggunakan metode Whale Optimization Algorithm (WOA) dan Sensitivity Analysis (SA). Metode WOA digunakan untuk meminimalkan susut daya dan memperbaiki profil tegangan, sedangkan SA berfokus pada identifikasi bus yang paling sensitif terhadap perubahan beban. Perhitungan WOA menghasilkan penempatan PLTS yang tersebar secara optimal di Seiraya (39 MW), Siantan (16 MW), dan Kotabaru (45 MW). Sementara itu, pendekatan SA dengan dependency load untuk kapasitas PLTS menghasilkan titik paling sensitif di Kendawangan (7 MW), Ketapang (69 MW), dan Sukadana (24 MW). Analisis kualitas daya dilakukan pada dua kondisi operasional, yaitu saat kapasitas luaran maksimum PLTS pada pukul 12:00 Wilayah Indonesia Barat (WIB) dan pada beban puncak siang hari pada pukul 13:30 WIB. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penempatan PLTS secara tersebar lebih efektif dalam menurunkan rugi-rugi daya dan berhasil memperbaiki profil tegangan dibandingkan dengan penempatan secara terpusat, sehingga memberikan kontribusi yang lebih baik terhadap peningkatan kualitas daya pada sistem kelistrikan di Kalimantan Barat.
===================================================================================================================================
The electrical system of West Kalimantan is projected to experience an annual load growth of approximately 7.5% until 2027, as outlined in the 2021–2030 Electricity Supply Business Plan (RUPTL). Additionally, there are plans to develop a 100 MW renewable energy power plant in the Ketapang region by 2027, which is modeled in this study as a Solar Power Plant (PLTS). The integration of PLTS into the electrical system requires special attention to power quality characteristics, particularly voltage profiles and power losses. This study aims to determine the optimal location for PLTS placement in the West Kalimantan electrical system using two approaches: (1) centralized PLTS placement based on the 2021–2030 RUPTL, and (2) decentralized PLTS placement using the Whale Optimization Algorithm (WOA) and Sensitivity Analysis (SA). The WOA method is used to minimize power losses and improve voltage profiles, while SA focuses on identifying the buses most sensitive to load changes. The WOA calculations result in optimal decentralized PLTS placement in Seiraya (39 MW), Siantan (16 MW), and Kotabaru (45 MW). Meanwhile, the SA approach with load dependency for PLTS capacity identifies the most sensitive points at Kendawangan (7 MW), Ketapang (69 MW), and Sukadana (24 MW). Power quality analysis is conducted under two operational conditions: during maximum PLTS output capacity at 12:00 PM Western Indonesia Time (WIB) and at peak daytime load at 1:30 PM WIB. Simulation results show that decentralized PLTS placement is more effective in reducing power losses and improving voltage profiles compared to centralized placement, thereby contributing more positively to the improvement of power quality in the West Kalimantan electrical system.
Actions (login required)
 |
View Item |