Analisis Optimasi Rute Transportasi Dengan Integrasi Landmark Menggunakan Metode Network Analyst (Studi Kasus : Kota Malang)

Pratiwi, Azahra (2025) Analisis Optimasi Rute Transportasi Dengan Integrasi Landmark Menggunakan Metode Network Analyst (Studi Kasus : Kota Malang). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5016211113-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5016211113-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (57MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan rute transportasi di Kota Malang melalui integrasi landmark menggunakan metode Network Analyst dalam Sistem Informasi Geografis (SIG). Sebanyak 100 landmark dianalisis, terdiri dari 36 landmark dalam kota dan 64 landmark di batas administrasi. Dari 36 landmark dalam kota, sebanyak 32 titik berada pada poros pergerakan kota dan 4 titik mewakili kawasan geografis utama. Klasifikasi tingkat popularitas landmark didasarkan pada tahun pendirian, yaitu Sangat Populer, Populer, dan Cukup Populer yang diklasifikasikan berdasarkan jumlah ulasan di Google Maps. Metode yang digunakan meliputi akuisisi data spasial dengan GPS Handheld, pengolahan jaringan jalan melalui validasi topologi dan pengisian atribut kecepatan mengacu pada Permenhub No. 111 Tahun 2015, serta analisis spasial menggunakan fitur Route Analysis dan Closest Facility Analysis. Hasil menunjukkan bahwa rute timur–barat lebih efisien dibandingkan rute utara–selatan, dengan rata-rata jarak tempuh 331,4 meter dan waktu 1,1 menit, sedangkan rute utara–selatan memiliki rata-rata jarak 563,1 meter dan waktu 1,4 menit. Analisis Closest Facility mencatat rata-rata jarak 1.536,9 meter dan waktu tempuh 2,4 menit. Pada klasifikasi tingkat popularitas, dari 32 landmark poros kota, 13 landmark (40,63%) termasuk kategori Sangat Populer, 10 landmark (31,25%) masuk dalam kategori Populer, dan 9 landmark (28,13%) tergolong Cukup Populer. Sementara itu, dari 4 landmark geografis, 3 landmark (75%) termasuk kategori Sangat Populer, dan 1 landmark (25%) masuk dalam kategori Cukup Populer. Pada rute Utara–Selatan, jarak terpanjang tercatat pada kategori SP–CP (3.086,4 m) diikuti oleh SP–SP (2.626,2 m), dengan waktu tempuh terlama juga pada keduanya, yaitu 6 menit. Rata-rata jarak tempuh rute ini sebesar 1.126,29 meter dengan rata-rata waktu tempuh 2,88 menit. Pada rute Timur–Barat, kategori P–SP memiliki jarak terpanjang (2.275,8 m) dengan waktu tempuh 5 menit, serta mendominasi jumlah rute dengan 4 rute. Rata-rata jarak tempuh rute ini sebesar 917,96 meter dengan rata-rata waktu tempuh 2,86 menit. Hasil Closest Facility menunjukkan rute SP–SP sebagai yang terpanjang (29.362,4 m; 45 menit) dan P–SP sebagai yang terpendek (12.889,3 m; 20 menit), dengan rata-rata keseluruhan 17.930,73 meter dan 28,33 menit. Temuan ini menunjukkan bahwa landmark dengan tingkat popularitas lebih tinggi cenderung memiliki aksesibilitas yang lebih baik.
=======================================================================================================================================
This study aims to optimize transportation routes in Malang City through the integration of landmark-based analysis using the Network Analyst method within a Geographic Information System (GIS) framework. This study aims to optimize transportation routes in Malang City by integrating landmark-based analysis using the Network Analyst method within a Geographic Information System (GIS) environment. A total of 100 landmarks were analyzed, comprising 36 located within the city and 64 at administrative boundaries. Of the 36 urban landmarks, 32 were positioned along the main city corridors, while 4 represented key geographic zones. Landmark popularity was classified into Highly Popular, Popular, and Moderately Popular, based on year of establishment and the number of Google Maps reviews. The methodology involved spatial data collection with handheld GPS, road network processing through topology validation and speed attribution based on Ministry of Transportation Regulation No. 111/2015, and spatial analysis using Route Analysis and Closest Facility Analysis tools. Results showed that east–west routes were generally more efficient than north–south routes, with average distances of 331.4 meters (1.1 minutes) and 563.1 meters (1.4 minutes), respectively. The Closest Facility Analysis recorded an average of 1,536.9 meters (2.4 minutes). Among the 32 corridor landmarks, 40.63% were Highly Popular, 31.25% Popular, and 28.13% Moderately Popular. For the 4 geographic landmarks, 75% were Highly Popular, and 25% Moderately Popular. On north–south routes, the HP–MP pair recorded the longest distance (3,086.4 meters; 6 minutes), while on east–west routes, the P–HP pair had the longest (2,275.8 meters; 5 minutes). The Closest Facility Analysis showed HP–HP routes as the longest (29,362.4 meters; 45 minutes) and P–HP as the shortest (12,889.3 meters; 20 minutes), with an overall average of 17,930.73 meters (28.33 minutes). These findings indicate that highly popular landmarks tend to have better accessibility and function as key mobility nodes within Malang City’s transport network.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Network Analyst, Landmark, Sistem Informasi Geografis (SIG), Rute Transportasi, Kota Malang; Network Analyst, Landmark, Geographic Information System (GIS), Transportation Route, Malang City
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.212 ArcGIS. Geographic information systems.
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Azahra Pratiwi
Date Deposited: 25 Jul 2025 06:34
Last Modified: 30 Jul 2025 04:25
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/121547

Actions (login required)

View Item View Item