Ramdhanu, Rangga Wahyu (2025) Analisis Demand dan Moda pada LRT Kejawan Keputih Tambak - UNESA sebagai Transportasi Umum Kota Surabaya. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![]() |
Text
5012211023_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (9MB) | Request a copy |
Abstract
Kemacetan yang terjadi di Kota Surabaya merupakan permasalahan transportasi yang terus berulang seiring meningkatnya jumlah kendaraan pribadi. Meskipun Pemerintah Kota Surabaya telah menyediakan berbagai moda transportasi umum, ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi masih tinggi. Sebagai upaya peningkatan kualitas dan variasi moda transportasi, pemerintah merencanakan pengembangan moda Light Rail Transit (LRT) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi permintaan dan perpindahan moda dari kendaraan pribadi ke LRT rute Kejawan Keputih Tambak – UNESA, serta merancang aspek operasional seperti headway dan jumlah unit transit.
Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer berupa survei counting on board yaitu pencatatan jumlah penumpang yang naik dan turun dari moda bus eksisting Trans Semanggi K2L serta data traffic counting untuk kendaraan pribadi. Data sekunder seperti jumlah penduduk hinterland dan luas bangunan digunakan sebagai input dalam distribusi perjalanan.
Pada penelitian ini akan digunakan analisis trip distribution untuk kendaraan pribadi dan bus Trans Semanggi K2L sehingga didapat matriks asal tujuan masing-masing moda. Selanjutnya dilakukan analisis modal split untuk mendapatkan jumlah pengguna kendaraan pribadi yang berpindah ke moda LRT. Lalu dilakukan perhitungan headway serta penentuan jumlah unit transit yang dibutuhkan agar moda berfungsi secara optimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa demand tertinggi pada pagi dan sore hari berada pada zona 3-4 (Kecamatan Genteng dan Tegalsari menuju Kecamatan Sawahan dan Wonokromo) yaitu sebanyak 343 penumpang/jam, sedangkan untuk sore hari sebanyak 325 penumpang/jam. Perpindahan tertinggi pada pagi hari berada pada zona 2-3 (Kecamatan Gubeng dan Tambaksari menuju Kecamatan Genteng dan Tegalsari) dengan total 196 penumpang/jam. Sedangkan untuk sore hari berada pada zona 3-4 (Kecamatan Genteng dan Tegalsari menuju Kecamatan Sawahan dan Wonokromo) dengan total 134 penumpang/jam. Headway direncanakan selama 10 menit, dan jumlah unit transit yang dibutuhkan untuk melayani rute tersebut adalah sebanyak 11 rangkaian.
============================================================================================================================================
Traffic congestion in Surabaya remains a recurring transportation issue in line with the increasing number of private vehicles. Although the Surabaya City Government has provided various public transport options, the public’s reliance on private vehicles remains high. As part of efforts to improve the quality and diversity of transportation modes, the government plans to develop a Light Rail Transit (LRT) system as stated in Surabaya Regional Regulation No. 10 of 2016. This study aims to analyze the potential demand and mode shift from private vehicles to the LRT on the Kejawan Keputih Tambak – UNESA route, as well as to design operational aspects such as headway and the number of transit units.
The study uses both primary and secondary data. Primary data includes an on-board counting survey from the existing Trans Semanggi K2L bus and traffic counting for private vehicles. Secondary data such as hinterland population and building area are used as inputs in trip distribution analysis.
Trip distribution analysis is used to develop origin–destination matrices for both private vehicles and buses. A modal split analysis using a multinomial logit model is then conducted to estimate the number of users shifting from private vehicles to LRT. Headway and the number of required transit units are calculated to ensure optimal operations.
The results show that the highest demand occurs in zone 3–4 (Genteng–Tegalsari to Sawahan–Wonokromo) with 343 passengers/hour in the morning and 325 passengers/hour in the afternoon. The highest mode shift is observed in zone 2–3 (Gubeng–Tambaksari to Genteng–Tegalsari) with 196 passengers/hour in the morning and 134 passengers/hour in the afternoon for zone 3–4. The planned headway is 10 minutes, requiring 11 LRT units to serve the corridor.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Demand Analysis, Light Rail Transit, Headway, Transit Unit, Analisis demand, Light Rail Transit, Headway, Modal Split, Unit Transit |
Subjects: | H Social Sciences > HE Transportation and Communications > HE311.I4 Urban transportation T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements > TE7 Transportation--Planning |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Rangga Wahyu Ramdhanu |
Date Deposited: | 29 Jul 2025 01:30 |
Last Modified: | 29 Jul 2025 01:30 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/121871 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |