Aldiansyah, Firdaus Putra and Pratama, Cahya Nova Pamudia Putra (2025) Desain Pabrik Garam Farmasi dari Garam Olahan dengan Precipitating Agent Menggunakan Metode Rekristalisasi. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![]() |
Text
5008211086_5008211087-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Garam farmasi merupakan salah satu bahan baku penting dalam industri farmasi, terutama untuk larutan infus, hemodialisis, dan berbagai aplikasi medis lainnya. Saat ini, Indonesia masih bergantung pada impor garam farmasi karena keterbatasan produksi dalam negeri yang memenuhi standar farmakope. Pra-desain pabrik ini bertujuan untuk menghasilkan garam farmasi dari garam olahan menggunakan metode rekristalisasi dengan penambahan precipitating agent untuk menghilangkan pengotor seperti ion kalsium (Ca²⁺), magnesium (Mg²⁺), dan sulfat (SO₄²⁻). Metode rekristalisasi dipilih karena mampu meningkatkan kemurnian garam secara signifikan dengan efisiensi pemisahan pengotor yang tinggi. Lokasi pabrik dirancang di Kabupaten Gresik, yang memiliki akses mudah ke bahan baku dan infrastruktur pendukung. Pada unit pre-treatment, garam olahan 95% akan dilarutkan menggunakan air proses dan difilter untuk memisahkan komponen yang tidak larut dalam air. Proses koagulasi kemudian dilakukan untuk mengikat komponen pengotor, seperti Ca dan Mg dengan menggunakan bahan baku tambahan, seperti NaOH dan Na2CO3. Larutan kemudian dimasukkan ke crystallizer bertekanan vakum untuk menghasilkan larutan garam yang memiliki kemurnian 37%. Proses kristalisasi dilakukan sebanyak dua kali untuk memastikan tidak ada pengotor yang tertinggal, terutama SO4. Kandungan sulfat akan tetap larut dalam air, sedangkan garam akan mengendap. Setelah dilakukan pemisahan garam dengan mother liquor, kristal garam akan masuk dalam unit pengendalian produk untuk dikeringkan menggunakan rotary dryer menggunakan udara pada suhu 120oC. Kristal garam yang memiliki kemurnian 99,89% kemudian akan diseragamkan ukurannya dengan ball mill hingga menjadi 50 mesh. Produk garam farmasi akan masuk ke dalam gudang produk dan siap untuk didistribusikan. Pabrik garam farmasi ini memiliki kapasitas produksi sebesar 2000 ton/tahun dengan waktu operasi 330 hari kerja. Laju pengembalian modal atau IRR sebesar 17,27% dengan waktu pengembalian modal (POT) selama 6,3 tahun dan NPV positif sebesar Rp43,473,814,256 yang menunjukkan bahwa pabrik garam farmasi ini layak untuk didirikan.
======================================================================================================================================
Pharmaceutical salt is one of the essential raw materials in the pharmaceutical industry, particularly for infusion solutions, hemodialysis, and various other medical applications. Currently, Indonesia still relies on imported pharmaceutical salt due to limited domestic production that meets pharmacopeia standards. This pre-design of a plant aims to produce pharmaceutical salt from refined salt using a recrystallization method with the addition of a precipitating agent to remove impurities such as calcium ions (Ca²⁺), magnesium (Mg²⁺), and sulfate (SO₄²⁻). The recrystallization method is chosen because it can significantly increase the salt’s purity with high efficiency in impurity separation. The plant is designed to be located in Gresik Regency, which offers easy access to raw materials and supporting infrastructure. In the pre-treatment unit, 95% refined salt will be dissolved using process water and filtered to separate water-insoluble components. A coagulation process is then carried out to bind the impurities, such as Ca and Mg, using additional raw materials like NaOH and Na₂CO₃. The solution is then fed into a vacuum crystallizer to produce salt solution with 37% purity. The crystallization process is performed twice to ensure that no impurities remain, particularly sulfate. Sulfate will remain dissolved in water, while the salt will precipitate. After separating the salt from the mother liquor, the salt crystals are sent to the product handling unit to be dried using a rotary dryer with air at 120°C. The salt crystals, now at 99.89% purity, are then standardized in size using a ball mill to reach 50 mesh. The pharmaceutical salt product is then stored in the product warehouse and ready for distribution. This pharmaceutical salt plant has a production capacity of 2,000 tons per year with 330 working days of operation. The internal rate of return (IRR) is 17.27%, with a payback period (POT) of 6.3 years and a positive net present value (NPV) of IDR 43,473,814,256, indicating that the establishment of this pharmaceutical salt plant is financially feasible.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Garam Farmasi, Garam Olahan, Rekristalisasi, Pharmaceutical Salts, Processed Salt, Recrystallization |
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology > TP155.5 Chemical plants--Design and construction T Technology > TP Chemical technology > TP155.7 Chemical processes. T Technology > TP Chemical technology > TP156 Crystallization. Extraction (Chemistry). Fermentation. Distillation. Emulsions. |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Cahya Nova Pamudia Putra Pratama |
Date Deposited: | 29 Jul 2025 02:44 |
Last Modified: | 29 Jul 2025 02:44 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/122376 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |