Cahyani, Putri Dwi (2025) Pengukuran Nilai Budaya Organisasi Berdasarkan Pengalaman Interaksi Pemangku Kepentingan Eksternal Menggunakan Modified Axelrod Model (Studi Kasus: Institut Teknologi Sepuluh Nopember). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![]() |
Text
5010211076-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Budaya organisasi merupakan fondasi penting dalam membentuk karakter dan arah strategis suatu institusi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember telah menetapkan seperangkat nilai budaya sebagai pedoman dalam mencapai visi dan misinya. Namun, pengukuran nilai budaya selama ini masih berfokus pada perspektif internal dan belum mempertimbangkan pengalaman pemangku kepentingan eksternal seperti alumni dan orang tua/wali mahasiswa. Dalam pendekatan Human Experience Management, pengalaman dan ekspektasi pemangku kepentingan eksternal sangat krusial karena mereka merupakan pengguna langsung dari layanan dan hasil pendidikan yang dihasilkan institusi yang menjadi tolok ukur ekspektasi publik terhadap reputasi dan pencapaian organisasi. Penelitian ini melakukan simulasi diseminasi nilai budaya menggunakan Modified Axelrod Model dan Shannon entropy untuk mengukur tingkat keberagaman nilai antar individu dalam suatu unit, serta metode ENVOA yang merupakan pengembangan dari Shannon entropy untuk mengukur ketidaksesuaian antara nilai individu dengan nilai standar organisasi. Pengumpulan data dilakukan melalui survei terhadap 164 responden pemangku kepentingan eksternal, terdiri dari 87 orang tua/wali mahasiswa dan 77 alumni ITS. Hasil pengukuran pada kondisi eksisting menunjukkan entropi group tinggi, berkisar antara 1,4 hingga 1,6, yang mencerminkan tingginya keberagaman nilai individu dan setelah simulasi diseminasi yang menunjukkan adanya potensi homogenitas nilai budaya dengan penurunan entropi lebih dari 80% pada beberapa unit. Penurunan tertinggi terjadi pada Bidang Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Teknologi dan Sistem Informasi dengan pengurangan entropi hingga 92% dari 1,562 menjadi 0,123. Sementara itu, strategi pemangku kepentingan eksternal menunjukkan rata-rata peningkatan entropi sebesar 4,3%, menandakan rendahnya tingkat keselarasan nilai eksternal terhadap individu dalam organisasi. Sebaliknya, strategi top-down menghasilkan penurunan entropi sebesar 2,9%, dan strategi bottom-up menunjukkan kenaikan sebesar 1,4%. Analisis polarisasi nilai mengindikasikan bahwa nilai-nilai resmi ITS seperti Etika dan Integritas, Kreativitas dan Inovasi, serta Tanggung Jawab Sosial mengalami penurunan setelah simulasi diseminasi, sedangkan nilai alternatif seperti Transparansi, Kesejahteraan, dan Pembelajar justru meningkat. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan agar ITS mengembangkan strategi komunikasi nilai yang lebih adaptif, serta mempertimbangkan integrasi nilai-nilai alternatif yang lebih relevan dengan harapan eksternal untuk memperkuat keselarasan budaya organisasi secara menyeluruh.
===================================================================================================================================
Organizational culture is a crucial foundation in shaping the character and strategic direction of an institution. Institut Teknologi Sepuluh Nopember has established a set of cultural values as a guideline to achieve its vision and mission. However, the measurement of these cultural values has so far focused on internal perspectives and has not considered the experiences of external stakeholders such as alumni and parents/guardians of students. In the Human Experience Management approach, the experiences and expectations of external stakeholders are critical, as they are the direct users of the services and educational outcomes of the institution and serve as a benchmark for public expectations regarding the organization’s reputation and achievements. This study simulates the dissemination of cultural values using the Modified Axelrod Model and Shannon entropy to measure the diversity of values among individuals within a unit, and the ENVOA method, an extension of Shannon entropy to assess the misalignment between individual values and the organization’s standard values. Data were collected through a survey of 164 external stakeholders, consisting of 87 parents and 77 ITS alumni. The existing condition showed high group entropy, ranging from 1.4 to 1.6, indicating significant value diversity. After simulation, several units showed more than 80% entropy reduction, with the highest reduction (92%) in the Division of Human Resources, Organization, and Information Technology and Systems. Meanwhile, the external stakeholder strategy resulted in an average entropy increase of 4.3%, indicating a low level of alignment between external values and individual values. In contrast, the top-down strategy reduced entropy by 2.9%, while the bottom-up strategy showed a 1.4% increase. Value polarization analysis indicated a decline in official ITS values such as Etika dan Integritas, Kreativitas dan Inovasi, and Tanggung Jawab Sosial, while alternative values such as Transparansi, Kesejahteraan, and Pembelajar increased. These findings suggest that ITS should develop more adaptive value communication strategies and consider selectively integrating alternative values that are more aligned with external expectations to strengthen overall cultural alignment.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Budaya Organisasi, Pemangku Kepentingan Eksternal, ENVOA, Modified Axelrod Model, Makro Ergonomi, Jejaring Sosial. |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Industrial Engineering > 26201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Putri Dwi Cahyani |
Date Deposited: | 30 Jul 2025 03:05 |
Last Modified: | 30 Jul 2025 03:05 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/123103 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |