Candra, Ahmad Fahrian Aditya (2025) Pemetaan Kawasan Penurunan Tanah Kecamatan Tanggulangin. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![]() |
Text
5016201089-Undergraduate _Thesis.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Bencana lumpur Lapindo yang terjadi sejak Mei 2006 di Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur, merupakan salah satu bencana lingkungan terbesar di Indonesia yang
berdampak panjang dan kompleks. Fenomena ini tidak hanya menyebabkan semburan lumpur
yang meluas, tetapi juga memicu terjadinya penurunan tanah (land subsidence), banjir
berkepanjangan, dan perubahan signifikan pada struktur serta fungsi penggunaan lahan.
Penurunan tanah tercatat tidak hanya terjadi di titik erupsi utama, tetapi juga menyebar hingga
ke Kecamatan Tanggulangin yang berada sekitar 1,5 km dari titik pengeboran BJP-1. Dampak
lingkungan dan sosial yang ditimbulkan, seperti terganggunya akses jalan, rusaknya fasilitas
pendidikan dan kesehatan, serta rusaknya lahan pertanian milik masyarakat, menuntut adanya
pemetaan yang akurat untuk mendukung penanggulangan dan perencanaan wilayah terdampak.
Melalui pemanfaatan teknologi foto udara, dilakukan pemetaan kawasan terdampak dengan
menghasilkan orthophoto serta peta tutupan lahan terbaru untuk melihat perubahan dalam
kurun waktu lima tahun. Hasil analisis menunjukkan adanya perubahan signifikan, seperti
peningkatan luas badan air (tambak) sebesar ±203,74 Ha akibat konversi dari lahan sawah,
berkurangnya luas bangunan sekitar 9,86 Ha karena terdampak banjir, serta peningkatan
genangan banjir secara keseluruhan hingga mencapai selisih ±339 Ha. Selain itu, beberapa
saluran air baru yang dibangun belum menunjukkan efektivitas dalam mengurangi banjir.
Identifikasi tutupan lahan dengan menggunakan foto udara juga berjalan dengan baik dan
memenuhi kriteria teknis yang ditetapkan, sehingga proses interpretasi citra dapat dilakukan
secara optimal. Hasil pemetaan ini memperlihatkan bahwa foto udara merupakan alat yang
efektif untuk memantau dampak jangka panjang dari bencana lingkungan, terutama dalam
konteks perubahan penggunaan lahan dan identifikasi daerah terdampak. Peta yang dihasilkan
diharapkan dapat menjadi dasar penting dalam mendukung mitigasi bencana dan proses
pemulihan wilayah yang terdampak. Informasi ini juga penting sebagai arahan dalam
perencanaan tata ruang serta upaya perlindungan terhadap masyarakat dan aset vital di kawasan
rawan bencana seperti Tanggulangin.
########################################################################################################################
The Lapindo mudflow disaster, which has been ongoing since May 2006 in Tanggulangin
District, Sidoarjo Regency, East Java, is one of the largest environmental disasters in Indonesia,
with long-lasting and complex impacts. This phenomenon has not only caused widespread mud
eruptions but has also triggered land subsidence, prolonged flooding, and significant changes
in land structure and land use. Land subsidence has been recorded not only at the main eruption
site but also spreading as far as Tanggulangin Subdistrict, located approximately 1.5 km from
the BJP-1 drilling site. The environmental and social impacts, such as disrupted road access,
damaged educational and health facilities, and destroyed agricultural land owned by the
community, necessitate accurate mapping to support disaster response and planning for the
affected areas. Through the use of aerial photography technology, mapping of the affected area
was conducted, producing orthophotos and the latest land cover maps to observe changes over
a five-year period. The analysis results show significant changes, such as an increase in water
body area (ponds) of ±203.74 Ha due to conversion from rice fields, a decrease in building
area of approximately 9.86 Ha due to flooding, and an overall increase in flood inundation
reaching a difference of ±339 Ha. Additionally, some newly constructed water channels have
not yet demonstrated effectiveness in reducing flooding. Land cover identification using aerial
photos also proceeded smoothly and met the established technical criteria, enabling optimal
image interpretation. The mapping results demonstrate that aerial photographs are an effective
tool for monitoring the long-term impacts of environmental disasters, particularly in the context
of land-use changes and the identification of affected areas. The resulting maps are expected
to serve as a crucial foundation for supporting disaster mitigation and the recovery process in
affected areas. This information is also important as guidance for spatial planning and efforts
to protect communities and vital assets in disaster-prone areas such as Tanggulangin.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Lapindo mudflow, land subsidence, flooding, aerial photography, land cover map, orthophoto, land use change, mitigation, disaster, Tanggulangin, Sidoarjo, Lumpur Lapindo, penurunan tanah, banjir, foto udara, peta tutupan lahan, orthophoto, perubahan penggunaan lahan, mitigasi, bencana, Tanggulangin, Sidoarjo. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.212 ArcGIS. Geographic information systems. |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Ahmad Fahrian Aditya Candra |
Date Deposited: | 01 Aug 2025 09:26 |
Last Modified: | 01 Aug 2025 09:26 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/126217 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |