Tempat Individualis: Batas Ruang Privasi pada Kamp Pengungsi di Pulau Lombok berdasarkan Media Seluler

Putra, Wayan Lingga Hutama (2025) Tempat Individualis: Batas Ruang Privasi pada Kamp Pengungsi di Pulau Lombok berdasarkan Media Seluler. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 6013231005-Master_Thesis.pdf] Text
6013231005-Master_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (11MB)

Abstract

Teori placemaking merupakan teori yang membahas bagaimana cara menciptakan tempat (place) yang tercipta dari tiga elemen pembentuk yaitu bentuk (form), aktivitas (activity) dan makna (meaning). Teori placemaking kemudian berkembang menjadi teori digital placemaking yang dipengaruhi oleh adanya teknologi. Tempat yang tercipta dalam teori tersebut nyatanya menghadirkan kesenjangan sosial sehingga memunculkan istilah kaum marginal sehingga tercipta teori radical placemaking. Kaum marginal yang terpilih adalah pengungsi internal di Pulau Lombok yang tinggal dalam bangunan terbengkalai dengan keterbatasan berekspresi. Teori utama yang digunakan adalah teori proxemic. Jika dalam teori proxemic semakin dekat jarak menyebabkan privasi semakin tinggi, maka dalam pengungsi internal, semakin jauh jarak maka privasi akan semakin tinggi sehingga muncul pertanyaan perancangan mengenai bagaimana cara menciptakan tempat bagi pengungsi internal di Pulau Lombok?.
Tujuan dari perencanaan adalah untuk menciptakan rancangan skematik bangunan kamp bagi pengungsi internal di Pulau Lombok yang didasarkan atas privasi yang dapat mendorong terjadinya aktivitas digital berdasarkan karakter dari setiap individu. Kebaruan dari perencanaan terlihat dari penerapan teori proxemic yang tidak lagi digunakan untuk berinteraksi, namun untuk mengasingkan diri dari kepadatan pengungsi.
Respons arsitektur terhadap pengungsi internal di Asrama Transito dipengaruhi oleh situasi dan kondisi atau karakteristik dari pengungsi, sehingga kerangka berpikir yang digunakan adalah force-based framework. Berlandaskan teori proxemic, metode yang digunakan bersifat kualitatif dan kuantitatif yang digabung dengan metode datascape.
Hasil dari perencanaan adalah tempat individualis yang dapat mendorong terjadinya aktivitas digital dengan pengaturan terhadap sirkulasi yang dipertegas dengan batas ruang sebagai respons terhadap jenis privasi yang ditekankan. Tercapainya aktivitas digital pada pengungsi menyebabkan pengungsi dapat mencapai tempat yang dapat menghubungkan antara pengungsi satu dengan lainnya. Tempat individualis yang tercipta bersifat dinamis yang dapat berada pada lanskap, interior, dan bangunan.
=====================================================================================================================================
Placemaking theory discusses how to create a place, consisting of three elements: form, activity, and meaning. Placemaking theory later evolved into digital placemaking, influenced by technology. The places created in this theory, in reality, create social disparities, giving rise to the term "marginalized groups," leading to the creation of radical placemaking theory. The marginalized groups selected were internally displaced persons (IDPs) on Lombok Island, who live in abandoned buildings and have limited freedom of expression. The primary theory used was proxemic theory. While in proxemic theory, closer distances lead to greater privacy, for IDPs, greater distances lead to greater privacy. This raises the design question of how to create a place for IDPs on Lombok Island.
The goal of the planning was to create a schematic design for a camp for IDPs on Lombok Island, based on privacy and encouraging digital activities based on the characteristics of each individual. The novelty of the planning is evident in the application of proxemic theory, which is no longer used for interaction, but rather for isolation from the crowds of refugees.
The architectural response to internally displaced persons (IDPs) at the Transito Dormitory is influenced by the refugees' circumstances and characteristics, thus employing a force-based framework. Based on proxemic theory, the methods employed are qualitative and quantitative, combined with datascape methods.
The resulting design is an individualistic space that encourages digital activity, with circulation arrangements emphasized by spatial boundaries in response to the emphasized privacy. The achievement of digital activity allows refugees to achieve a space that connects them with one another. The individualistic space created is dynamic, encompassing the landscape, interior, and building.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Aktivitas Digital, Force Based Framework, Metode Datascape, Pengungsi Internal, dan Tempat Individualis, Digital Activities, Force Based Framework, Datascape Method, Internally Displaced Persons, and Individualist Places
Subjects: N Fine Arts > NA Architecture > NA109.G7 Architecture--Conservation and restoration
N Fine Arts > NA Architecture > NA2750 Architectural design.
N Fine Arts > NA Architecture > NA2750.N27 Architectural design--Evaluation.
N Fine Arts > NA Architecture > NA7115 Domestic architecture. Houses. Dwellings
Divisions: Faculty of Architecture, Design, and Planning > Architecture > 23101-(S2) Master Thesis
Depositing User: Wayan Lingga Hutama Putra
Date Deposited: 04 Aug 2025 12:41
Last Modified: 04 Aug 2025 12:41
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/126264

Actions (login required)

View Item View Item