Arahan Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Tanaman Pangan Di Kabupaten Tuban

Amir, Novyanda Albar (2025) Arahan Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Tanaman Pangan Di Kabupaten Tuban. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5015201007-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5015201007-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (13MB) | Request a copy

Abstract

Produksi panen padi Kabupaten Tuban mengalami penurunan dari 671.975 ton pada tahun 2020 menurun menjadi 640.456 ton pada tahun 2023. Jumlah petani di Kabupaten Tuban mengalami penurunan dari 297.611 jiwa menjadi 224.606 jiwa selama tahun 2019 hingga 2023. Selain itu, terjadi perlambatan kenaikan PDRB pada sektor pertanian sebesar 1,89% dari tahun 2022. Persentase kemiskinan di Kabupaten Tuban berada di peringkat kelima terbawah di Provinsi Jawa Timur. Masterplan agropolitan yang masih belum disesuaikan dengan rencana pengembangan agropolitan di RTRW Kabupaten Tuban menjadi salah satu permasalahan di Kabupaten Tuban. Hal ini didukung dengan adanya permasalahan sistem hulu pertanian seperti kebutuhan pupuk, kekeringan, harga jual rendah, hingga hasil produksi dijual langsung ke tengkulak yang menjadi permasalahan utama dalam penurunan jumlah produksi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengembangan kawasan agropolitan berbasis tanaman pangan di Kabupaten Tuban. Penelitian ini terdiri lima tahapan analisis yaitu, analisis delphi untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan agropolitan; kedua, analisis SLQ, shift share, dan tipologi klassen untuk mengidentifikasi wilayah yang memiliki komoditas unggulan tanaman pangan padi; ketiga, analisis skalogram guttman dan gravity model untuk menentukan sistem sub pusat agropolitan; keempat, analisis deskriptif untuk mengidentifikasi potensi dan masalah; dan kelima, perumusan arahan pengembangan kawasan agropolitan. Hasil penelitian ini diperoleh lima aspek dan 25 variabel yang menjadi faktor berpengaruh. Arahan pengembangan pada aspek kecamatan pengumpul bahan baku difokuskan pada pendirian industri penggilingan padi di area Gudang penyimpanan, dan pelibatan petani dalam gapoktan. Pada aspek desa penghasil bahan baku difokuskan pada pemerataan pembagian pupuk, pelebaran jaringan irigasi, pemerataan alsintan, dan pelatihan teknologi pertanian. Pada aspek sumber daya alam diarahkan pada mempertegas mencegah alih fungsi lahan LSD dan membangun jaringan irigasi. Aspek sumber daya manusia difokuskan pemberian insentif dan diinsentif kepada petani, pelatihan penggunaan teknologi pertanian, dan penunjukan penyuluh dari pihak akademik. Aspek kelembagaan diarahkan pada penunjukan penyuluh dari pihak akademik, dan melanjutkan program subsidi saprodi dan alsintan
====================================================================================================================================
The rice harvest production in Tuban Regency declined from 671,975 tons in 2020 to 640,456 tons in 2023. The number of farmers in the regency also decreased, from 297,611 people in 2019 to 224,606 people in 2023. In addition, there was a slowdown in the agricultural sector’s GRDP growth by 1.89% compared to 2022. The poverty rate in Tuban Regency ranks as the fifth highest in East Java Province. The agropolitan master plan, which has yet to be aligned with the agropolitan development plan in the Tuban Regency Spatial Plan, is one of the issues facing the region. This is further compounded by upstream agricultural system problems, such as fertilizer shortages, drought, low selling prices, and the direct sale of harvests to middlemen, which are the main issues contributing to the production decline. Based on these conditions, this study aims to formulate development directions for agropolitan areas based on food crops in Tuban Regency. This research consists of five stages of analysis: first, Delphi analysis to determine the factors influencing agropolitan development; second, SLQ, shift-share, and Klassen typology analysis to identify regions with leading rice commodity production; third, guttman scalogram and gravity model analysis to determine the agropolitan sub-center system; fourth, descriptive analysis to identify potentials and problems; and fifth, the formulation of development directions for agropolitan areas.
The research identified five aspects and 25 variables as influencing factors. Development directions for the raw material collection sub-districts focus on establishing rice milling industries near storage warehouses and involving farmers in farmer groups. For raw material-producing villages, the focus is on equitable fertilizer distribution, expansion of irrigation networks, equal distribution of agricultural machinery and tools, and agricultural technology training. In terms of natural resources, the direction is to reinforce land use regulations to prevent the conversion of sustainable agricultural land and to build irrigation networks. The human resources aspect focuses on providing incentives and disincentives to farmers, training in the use of agricultural technology, and appointing agricultural extension agents from academic institutions. The institutional aspect is directed toward appointing academic-based extension agents and continuing subsidies for agricultural inputs and machinery.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Delphi, SLQ, Shift Share, Skalogram, Gravity Model, Analisis Deskripsi, Agropolitan, Padi, Scalogram, Descriptive Analysis, Rice.
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD30.28 Planning. Business planning. Strategic planning.
H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races
N Fine Arts > NA Architecture > NA9053 City planning
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Regional & Urban Planning > 35201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Novyanda Albar Amir
Date Deposited: 04 Aug 2025 12:29
Last Modified: 04 Aug 2025 12:32
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/127277

Actions (login required)

View Item View Item