Syahputra, Mahmud Erfandi and Parasandi, Defina (2017) Ekstraksi Minyak Atsiri dari Daun Nilam (Pogostemn cablin Benth) dengan Menggunakan Metode Microwave Hydrodistillation dan Solvent-Free Microwave Extraction. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
2313100085-2313100087_Undergraduate-Thesis.pdf - Published Version Download (6MB) | Preview |
Abstract
Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman menghasil minyak atsiri yang cukup penting sebagai komoditi ekspor Indonesia dan menyumbang devisa sekitar 60% dari total ekspor minyak atsiri nasional. Dan saat ini produksi minyak nilam (Pogostemon cablin Benth) masih sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Umumnya, pengambilan minyak nilam masih menggunakan metode konvensional yaitu menggunakan hydrodistillation, steam-hydrodistillation, dan steam distillation yang membutuhkan waktu cukup lama untuk menghasilkan minyak dengan mutu yang bagus. Oleh karena itu saat ini telah dikembangkan metode untuk mengekstraksi minyak atsiri yang lebih efektif dan efisien salah satunya adalah metode microwave-assisted extraction. Dari beberapa metode microwave-assisted extraction tersebut, metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave extraction merupakan metode yang masih potensial untuk digunakan mengekstraksi minyak nilam. Tujuan pada penelitian ini adalah membandingkan pengaruh penggunaan metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave extraction terhadap yield minyak nilam yang dihasilkan serta menentukan kondisi operasi optimum pada proses ekstraksi minyak nilam dengan menggunakan metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave extraction yang meliputi daya microwave, rasio bahan baku terhadap volume solvent, rasio bahan terhadap volume distiller, kondisi bahan, ukuran bahan, dan waktu ekstraksi. Selain itu, pada penelitian ini juga akan dibandingkan kualitas dari minyak nilam yang diperoleh dengan menggunakan metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave extraction dengan standar yang ada (SNI 06-2385-2006 dan ISO 3757:2002(E)).
Bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi daun nilam segar dan kering. Pada ekstraksi dengan metode microwave hydrodistillation dilakukan pada ukuran bahan baku utuh, setengah utuh (dipotong ukuran ±50% dari ukuran bahan baku utuh), dan cacah (dipotong hingga ukurannya ≤10% dari ukuran bahan baku utuh, daya microwave 150 W, 300 W, 450 W, dan 600 W, rasio antara massa bahan baku terhadap volume solvent adalah 0,3, 0,4, 0,5, dan 0,6 g/ml, dan dengan waktu ekstraksi selama 180 menit. Pada ekstraksi dengan metode solvent-free microwave extraction dilakukan pada ukuran bahan baku utuh, setengah utuh (dipotong ukuran ±50% dari ukuran bahan baku utuh), dan cacah (dipotong hingga ukurannya ≤10% dari ukuran bahan baku utuh, daya microwave 150 W, 300 W, 450 W, dan 600 W, rasio antara massa bahan baku terhadap volume distiller adalah 0,06, 0,08, 0,10, dan 0,12 g/ml, dan dengan waktu ekstraksi selama 90 menit.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa ekstraksi minyak nilam menggunakan metode solvent-free microwave extraction menghasilkan yield yang lebih besar jika dibandingkan dengan metode microwave hydrodistillation. Kondisi operasi optimal untuk ekstraksi daun nilam segar dan kering dengan menggunakan metode microwave hydrodistillation diperoleh ketika menggunakan daya microwave 450 W, ukuran bahan cacah, dan rasio massa bahan baku terhadap volume solvent 0,3 g/ml. Kondisi operasi optimal untuk ekstraksi daun nilam segar dengan menggunakan metode solvent-free microwave extraction diperoleh ketika menggunakan daya microwave 300 W, ukuran bahan cacah, dan rasio massa bahan baku terhadap volume distiller 0,06 g/ml. Sedangkan kondisi operasi optimal untuk ekstraksi daun nilam kering dengan menggunakan metode solvent-free microwave extraction diperoleh ketika menggunakan daya microwave 450 W, ukuran bahan utuh, dan rasio massa bahan baku terhadap volume distiller 0,06 g/ml. Berdasarkan hasil pengujian terhadap sifat fisik dari minyak nilam menunjukkan bahwa minyak nilam yang diperoleh dengan metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave extraction memiliki kualitas (berat jenis dan kelarutan) yang sama. Sedangkan pengujian terhadap sifat kimia dari minyak nilam menunjukkan bahwa kadar patchouli alcohol dari minyak nilam yang diperoleh dengan metode solvent-free microwave extraction lebih besar jika dibandingkan dengan yang diperoleh menggunakan metode microwave hydrodistillation. Berdasarkan hasil pengujian terhadap sifat fisik dan kimia, minyak nilam hasil ekstraksi menggunakan metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave extraction telah sesuai dengan standar kualitas SNI 06-2385-2006 dan ISO 3757 : 2002 (E)).
===========================================================================
Patchouli plant is one of essential oil which important as Indonesia export commodity and contribute foreign exchange about 60% from total foreign exchange of essential oil. Production of patchouli oil that are still very potential to be developed in Indonesia. Generally, the distillation of essential oil from patchouli cablin benth still use conventional method such as hydrodistillation, steam-hydrodistillation, and steam distillation which takes a long time to produce essential oil with a good quality. Because of its, there was provided the method of essential oil extraction which more effective and efficient was microwave assisted extraction. From the methods of microwave assisted extraction, microwave hydrodistillation and solvent-free microwave extraction method is potential method for patchouli oil extraction.The purpose of this research is to compare the yield from the method of microwave hydrodistillation and solvent-free microwave extraction and to learn the optimal operating conditions for oil extraction Pogostemon cablin Benth by the method of microwave hydrodistillation and solvent-free microwave extraction which includes the microwave power, the ratio to the volume of solvent, the ratio to the volume of distiller, the condition of material, the size of material and the time of extraction. Except of its, this research is to compare the quality from the method of microwave hydrodistillation and solvent-free microwave extraction by standard of SNI 06-2385-2006 dan ISO 3757:2002(E).
Materials used in the study include fresh and dried patchouli leave. In the extraction with microwave hydrodistillation methods done on materials size was the whole leaves, half cut leaves, and chopped leaves, the microwave power 150, 300, 450, and 600 W, the ratio of raw material with a volume solvent was 0,3, 0,4, 0,5, dan 0,6 g/ml, and the extraction time for 180 minutes. In the extraction with solvent-free microwave extraction methods done on materials size was the whole leaves, half cut leaves, and chopped leaves, the microwave power 150, 300, 450, and 600 W, the ratio of raw material with a volume distiller was 0,06, 0,08, 0,10, dan 0,12 g/ml, and the extraction time for 90 minutes.
From the research results it can be seen that the extraction of patchouli oil using solvent-free microwave extraction method is produce yields higher when compared to the extraction is done with microwave hydrodistillation method. Optimal operating conditions for the extraction of fresh and dried patchouli leaves by using microwave hydrodistillation methods obtained when using microwave power 450 W, with chopped leaves, and the ratio of raw material with a volume solvent is 0,3 g/ml. Optimal operating conditions for the extraction of fresh patchouli leaves by using solvent-free microwave extraction methods obtained when using microwave power 300 W, with chopped leaves, and the ratio of raw material with a volume distiller is 0,06 g/ml. Optimal operating conditions for the extraction of dried patchouli leaves by using solvent-free microwave extraction methods obtained when using microwave power 450 W, with whole leaves, and the ratio of raw material with a volume distiller is 0,06 g/ml. Test for physical properties of patchouli oil showed that the essential oil obtained by using the microwave hydrodistillation and solvent-free microwave extraction methods have the same quality (density and solubility). While the test for the chemical properties of patchouli oil showed that the patchouli alcohol content obtained by solvent-free microwave extraction method has higher when compared with those obtained using the microwave hydrodistillation method. Test for physical and chemical properties of patchouli oil showed that the essential oil obtained by using the microwave hydrodistillation and solvent-free microwave extraction methods have compatible with SNI 06-2385-2006 dan ISO 3757 : 2002 (E)).
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pogostemon cablin Benth, microwave hydrodistillation, solvent-free microwave extraction, minyak nilam |
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Parasandi Defina |
Date Deposited: | 22 Sep 2017 07:48 |
Last Modified: | 06 Mar 2019 03:14 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/43772 |
Actions (login required)
View Item |