Saputra, Febrian Adi (2017) Analisa Perubahan Ionosfer Akibat Gempa Bumi Sumatra Barat Tanggal 2 Maret 2016. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3513100020-Undergraduate-Theses.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview |
Abstract
Pada saat gempa bumi terjadi, ada tiga jenis gelombang yang dihasilkan, yaitu : (1) Gelombang Acoustic (kecepatan 1 km/s) yang dihasilkan dekat dari pusat gempa bumi, gelombang tersebut menyebar dan naik hingga ketinggian lapisan F di ionosfer dalam waktu 10 menit atau lebih. (2) Gelombang gravity (kecepatan 0.3 km/s) yang dihasilkan dari gelombang tsunami akibat dari gempa bumi yang besar, dan (3) Gelombang Rayleigh (kecepatan 4 km/s) yang dihasilkan dari gelombang permukaan dan merambat menjauh mengelilingi bumi dari pusat gempa bumi. Gelombang Acoustic yang dihasilkan secara tegak lurus dari kerak bumi selama gempa merambat ke ionosfer, lalu membuat penyimpangan kerapatan elektron. Fenomena ini terdeteksi sebagai CIDs (Coseismic Ionosphere Disturbances), yaitu fluktuasi TEC yang terjadi 15 menit hingga 1 jam setelah gempa terjadi. Akibat dari penyimpangan tersebut , gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh satelit GNSS akan mengalami delay ketika melewati ionsfer kira-kira 300km dari permukaan bumi. Variasi ionosfer diamati pada saat time-delay ini berdasarkan kuantitas Total Electron Content (TEC). Nilai TEC dinyatakan dalam TECU, dimana 1 TECU sama dengan 1016 elektron/m2. Nilai anomali TEC tersebut akan menggambarkan besaran gangguan akibat adanya gempa.
Indonesia sebagai negara yang sering terjadi gempa, perlu dilakukan pemantauan untuk mengetahui perubahan atmosfer akibat gempa, salah satunya yaitu dengan analisa TEC pada lapisan ionosfer. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan perubahan TEC dua hari sebelum, saat, dan dua hari sesudah terjadinya gempa bumi di Sumatra Barat pada tanggal 2 Maret 2016 dengan metode pengolahan data GNSS dari stasiun CORS milik Badan Informasi Geospasial (BIG) yang berada di daerah Sumatra, yaitu stasiun CAIR, CBKT, CPAR, CPDG, dan CSEL. Hasil dari pengolahan data menunjukkan anomali TEC muncul pada waktu 11 – 15 menit setelah gempa dengan besar anomali 2 – 3,5 TECU yang direkam oleh satelit GPS nomor 17 dan 0,5 – 1,7 TECU yang direkam oleh satelit Glonass nomor 14.
=================================================================
When earthquake occured, there are three types of waves that generated: (1) Acoustic wave (speed 1 km / s) produced close to the epicenter, it propagates upward and reach elevation of the F layer’s ionosphere within 10 minutes or more. (2) Gravity wave (speed 0.3 km/s), generated from tsunami wave resulted from large earthquakes, and (3) Rayleigh wave (speed 4 km / s) resulted from surface wave and propagate away from the epicenter. Acoustic waves generated perpendicularly from the earth's crust during an earthquake propagate to the ionosphere, then create electron density aberrations. This phenomenon detected as CIDs (Coseismic Ionosphere Disturbances), it is TEC fluctuations that occur 15 minutes to 1 hour after the earthquake occurs. As a result of its deviations, the electromagnetic waves emitted by GNSS satellites will be delayed as they pass through the ionsfer approximately 300km from the earth's surface. The ionospheric variation is observed at this time-delay based on the quantity of Total Electron Content (TEC). The TEC value is expressed in TECU, where 1 TECU equals 1016 electrons / m2. The TEC anomaly value will illustrate the magnitude of the disturbance caused by the earthquake.
Indonesia as a frequent earthquake country, monitoring needs to be done to determine the atmospheric changes caused by the earthquake, one of them is by TEC analysis on the ionosphere layer. In this research, we observe the change of TEC two days before, when and two days after the earthquake in West Sumatra on March 2nd, 2016 with GNSS data processing method from CORS station owned by Geospatial Information Agency (BIG) located in Sumatera area, CAIR, CBKT, CPAR, CPDG, and CSEL stations. Results from data processing showed TEC anomalies appearing at 11 to 15 minutes after an earthquake with anomalous magnitude anomali 2 – 3.5 TECU recorded by GPS satellites number 17 and 0.5 – 1.7 TECU recorded by Glonass satellite number 14.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Gempa bumi, GNSS, Ionosfer, Total Electron Content, Earthquake |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G109.5 Global Positioning System |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Febrian Adi Saputra |
Date Deposited: | 17 Nov 2017 07:08 |
Last Modified: | 06 Mar 2019 04:33 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/43927 |
Actions (login required)
View Item |