Studi Perbandingan Perencanaan Timbunan Jalan Dengan Material Tanah/Sirtu Dan Mortar Busa (Foamed Mortar) Pada Jalan Tol Solo - Kertosono Section Saradan - Nganjuk STA 150+225 - STA 154+400

Kurniawan, Muhammad Teguh Priyatna (2017) Studi Perbandingan Perencanaan Timbunan Jalan Dengan Material Tanah/Sirtu Dan Mortar Busa (Foamed Mortar) Pada Jalan Tol Solo - Kertosono Section Saradan - Nganjuk STA 150+225 - STA 154+400. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 3113100058-Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
3113100058-Undergraduate_Theses.pdf - Published Version

Download (35MB) | Preview

Abstract

Jalan Tol Solo – Kertosono merupakan bagian dari proyek Jalan Tol Trans Jawa. Jalan Tol Trans Jawa adalah jaringan jalan tol antar kota di Pulau Jawa dengan tujuan utamanya untuk menghubungkan 2 (dua) kota terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya. Proyek Jalan Tol Solo – Kertosono direncanakan memiliki panjang total ± 177,12 km dan berada dalam cakupan Provinsi Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Jalan tol ini terdiri dari 2 ruas jalan yaitu Ruas Jalan Tol Solo – Ngawi dan Ruas Jalan Tol Ngawi – Kertosono.
Jalan Tol Solo – Kertosono dibangun di atas suatu timbunan jalan dengan ketinggian timbunannya 1,5 s.d. 7 meter. Kondisi tanah dasarnya adalah tanah yang relatf lunak yang memilki kedalaman ± 20 meter dengan nilai N-SPT rata – rata berkisar 5 s.d. 13 sehingga memiliki daya dukung yang rendah dan pemampatan tanah yang relatif besar. Oleh karena itu, perlu adanya desain perencanaan konstruksi timbunan jalan dari material yang aman dan cukup ringan agar pemampatan tanah dasar yang terjadi dapat diminimalisir. Diperlukan juga perencanaan perbaikan tanah dasar dan perencanaan perkuatan timbunan agar timbunan menjadi lebih stabil.
Perencanaan timbunan jalan dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) material yang berbeda, yaitu material tanah sirtu dan material ringan mortar busa sebagai material timbunan. Metode perbaikan tanah dasar menggunakan metode pra – pembebanan (pre-loading) yang dikombinasikan dengan Prefabricated Vertical Drain (PVD) kedalaman penuh sedalam tanah lunak. Metode perkuatan antara lain geotextile sebagai perkuatan lereng timbunan dan micropile / tiang pancang sebagai perkuatan tanah dasar untuk mencegah kelongsoran.
Dari hasil analisis diketahui bahwa perencanaan timbunan dengan material mortar busa memiliki nilai pemampatan tanah yang lebih kecil daripada perencanaan timbunan dengan material tanah sirtu. PVD yang digunakan sebagian besar memakai pola segitiga dengan jarak 1 m. Selain itu, perencanaan timbunan dengan material mortar busa jauh lebih stabil sehingga tidak membutuhkan perkuatan, sedangkan untuk perencanaan timbunan dengan material tanah sirtu membutuhkan perkuatan geotextile woven sebanyak 4 – 6 lapis dan tiang pancang sebanyak 4 – 16 batang sebagai perkuatan tanah dasar. Total biaya material perencanaan untuk timbunan material mortar busa ± 7 (tujuh) kali lebih besar daripada total biaya material perencanaan untuk timbunan tanah sirtu.

==================================================================================================================

Solo – Kertosono Toll Road is part of the Trans Java Toll Road Project. Trans Java Toll Road is an intercity toll road network in java island with its primary objective is to connecting 2 (two) of the largest cities in Indonesia, namely Jakarta and Surabaya. Solo – Kertosono Toll Road Project is planned to have total length about 177,12 km and within the scope of Central Java to East Java. This road has 2 part, namely Solo – Ngawi Road and Ngawi – Kertosono Road.
This toll road built on a road embankment with a heap of 1,5 to 7 meters. The ground condition is relatively soft soil with the depth of ± 20 meters and N-SPT value’s average around 5 to 13 so it has low carrying capacity and big soil compaction. Therefore, it is necessary to design construction planning of road embankment from safe material and light enough in order so the soil compaction can be minimized. Also, it is necessary to make construction planning of soil improvement and reinforcement planning of embankment to make the embankment more stable.
Road embankment Planning is done by using 2 (two) different materials, namely soil material and foamed mortar lightweight material as the embankment material. The soil improvement method uses pre – loading method, combine with Prefabricated Vertical Drain (PVD) full depth as deep as soft soil itself. Then, the reinforcement planning include geotextile as embankment reinforement and micropile or spun pile as soil reinforcement to prevent slope sliding.
From the analysis result, its is known that the embankment planning with foamed mortar material has a smaller settlement value than the embankment planning with soil material. PVD used mostly triangle pattern with 1 m distance. In addition, the planning of the foamed mortar material is more stable so it doesn’t use reinforcement, while for planning of soil material needs woven geotextile reinforcement as much as 4 - 6 layers and spun pile as much as 4 – 16 bars as soil reinforcement. The total cost of material planning for foamed mortar ± 7 (seven) times greater than total cost of material planning for soil material.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Jalan Tol Solo – Kertosono, Prefabricated Vertical Drain, Mortar Busa, Geotextile, Micropile
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA749 Soil stabilization
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Muhammad Teguh Priyatna Kurniawan
Date Deposited: 21 Nov 2017 01:55
Last Modified: 08 Mar 2019 03:32
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/44397

Actions (login required)

View Item View Item