Fitoremediasi Tanah Tercemar Pelumas Bekas Menggunakan Akar Wangi (Vetiveria zizanioides)

Winata, Alif Yoga (2018) Fitoremediasi Tanah Tercemar Pelumas Bekas Menggunakan Akar Wangi (Vetiveria zizanioides). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of merged_2.pdf]
Preview
Text
merged_2.pdf - Accepted Version

Download (2MB) | Preview

Abstract

Polusi lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas industri dan kendaraan telah meningkat pesat. Banyak bengkel-bengkel yang tidak tahu bagaimana cara mengelola sampah mereka. Untuk menyingkirkan masalah mereka, pelumas yang sudah terpakai langsung dibuang di tanah atau daerah perairan. Pengelolaan limbah berbahaya yang buruk dari pelumas yang dihasilkan berdampak pada tercecernya pelumas bekas yang tersebar di tanah dalam jumlah besar. Pelumas bekas mengandung kompleks campuran hidrokarbon yang mempengaruhi tanaman secara merugikan dengan menciptakan kondisi yang membuat nutrisi penting seperti nitrogen dan oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman tidak tersedia bagi mereka dan menyebabkan masalah parah pada ekosistem tanah dan rhizosfer. Efek zat beracun pada organisme, populasi dan komunitas berkisar dari sedang sampai mematikan. Fitoremediasi tanah yang terkontaminasi menawarkan pendekatan ramah lingkungan dan hemat biaya untuk membersihkan polutan beracun di lingkungan. Tidak seperti teknologi remediasi lainnya, fitoremediasi tidak invasif dan pada prinsipnya mempertahankan proses biologis tanah tetap aktif. Metode ini menggunakan tanaman untuk detoksifikasi, pemulihan dan pemurnian media lingkungan. Kisaran aplikasi fitoremediasi cukup luas mulai dari logam berat hingga polutan organik seperti hidrokarbon minyak bumi. Analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan pupuk memiliki efek positif dan terukur pada kadar klorofil. Pupuk spesifik dapat merangsang pengalihan unsur tertentu, termasuk logam berat, agar lebih tersedia bagi bentuk tanaman dan meningkatkan akumulasi logam di tanaman. Toleransi yang terhadap berbagai tekanan lingkungan adalah alasan penting untuk penggunaan akar wangi dalam fitoremediasi. Akar wangi dapat bertahan pada rentang suhu antara -14 dan 55 ° C dan bertahan dalam kondisi ekstrim. Akar wangi dapat tumbuh di berbagai tingkat nutrisi dan faktor abiotik yang tidak mencukupi. Telah ditunjukkan bahwa kadar air merupakan faktor yang sangat penting dalam hal pertumbuhan. Dengan tekanan kadar air yang berbeda, hal itu dapat menghasilkan hasil degradasi yang berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan degradasi pelumas bekas pada konsentrasi 4% oleh akar wangi pada tiap variabel A1 = 19,65%, A2 = 17,78%, A3 = 16,45%, B1 = 21,68%, B2 = 19,37%, B3 = 20,04% dengan kondisi optimal pada penambahan pupuk sebesar 80 gram dan frekuensi penyiraman 1 kali sehari.
=========================================================================================================
Environmental pollution caused by industrial activities and vehicles has increased greatly. Many garageshops do not have any idea how to treat their waste. In this case, to get rid of their problems, spent lubricants are often spilled on the ground or water body. Poor hazardous waste management of spent lubricants results in large proportion of scattered spent lubricant on the ground. Spent lubricant contains complex of mixed hydrocarbon affect plants adversely by creating conditions which make essential nutrients like nitrogen and oxygen needed for plant growth unavailable to them and caused severe problem on soil and rhizosphere ecosystem. The effect of toxic substances on organisms, populations and communities ranges from temporary stress to lethality. Phytoremediation of Contaminated soil offers an eco-friendly, cost-effective approach to cleaning toxic pollutants in the environment. Unlike other remediation technologies, phytoremediation is not invasive and in principle maintains the biological processes of the soil remain active. This method uses plants to detoxify, restore and purify environmental media. The range of phytoremediation applications is quite extensive ranging from heavy metals to organic pollutants such as petroleum hydrocarbons. Statistical analysis showed that the addition of fertilizer had a positive and measurable effect on chlorophyll levels. Specific fertilizers may stimulate transfer of certain elements,including heavy metals, to more available to plants forms and enhance accumulation of the metals in the plants. The tolerance to a wide range of environmental stresses was important reason for the usage of Vetiveria zizanioides in phytoremediation. Vetiver could withstand temperature ranges between -14 and 55 °C and survive in many extreme condition. It could grow in various level of insufficient nutrient and severe abiotic factors. It has been shown that moisture content is a very important factor in terms of growth. Both high and low moisture content have adverse effects. Research shows that degradation ability of Vetiveria zizanioides on spent lubricant contaminated soil for 4% concentration for every variable A1 = 19,65%, A2 = 17,78%, A3 = 16,45%, B1 = 21,68%, B2 = 19,37%, B3 = 20,04% with optimum condition in addition 80 grams of fertilizer and once a day watering frequency.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSL 628.55 Win f-1 3100018077678
Uncontrolled Keywords: Pemupukan, Fitodegradasi, Fitoremediasi, Pelumas bekas, Akar wangi, Kelembaban.
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD192.5 Bioremediation
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Environment Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Alif Yoga Winata
Date Deposited: 06 Dec 2020 07:49
Last Modified: 25 Feb 2021 05:00
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/53808

Actions (login required)

View Item View Item