Model Transportasi Pengiriman Ikan Segar Untuk Industri Pengolahan Ikan: Studi Kasus Industri Surimi di Jawa Tengah

Christianingrum, Margie Wiendy (2018) Model Transportasi Pengiriman Ikan Segar Untuk Industri Pengolahan Ikan: Studi Kasus Industri Surimi di Jawa Tengah. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 4414100012-Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
4414100012-Undergraduate_Theses.pdf - Accepted Version

Download (8MB) | Preview

Abstract

Kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan KP No 2 tahun 2015 tentang larangan penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seine nets), tak hanya berdampak pada nelayan, namun juga berdampak pada industri surimi, terutama industri surimi yang berada di Jawa Tengah. Lebih dari 80% pabrik surimi tidak beroperasi lagi karena kesulitan mendapatkan bahan baku (ikan demersal). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan model logistik pengangkutan ikan bahan baku surimi yang optimum dari masing-masing opsi lokasi pemasok dengan menggunakan bahan baku ikan alternatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode optimasi. Dari hasil analisis yang telah dilakukan bahan baku alternatif pengganti yang akan digunakan adalah ikan tenggiri, ikan kakap merah, ikan tigawaja dan ikan beloso. Alat angkut yang digunakan adalah kapal pengangkut ikan. Dari proses optimasi, skenario pengiriman melalui titik hub PPS Kendari memiliki biaya satuan yang paling minimum yakni Rp. 2,686 per kg. 5 rute yang terpilih dalam model tersebut antara lain, Rute 1 PPN Sungai Liat – PPP Tasik Agung dengan kargo ikan terkirim 13.389 ton/tahun, Rute 3 PPS Kendari – PPP Tasik Agung (16.750 ton/tahun), Rute 4 PPS Kendari – PPN Pekalongan (16.848 ton/tahun), Rute 5 PPN Ambon – PPS Kendari (21.570 ton/tahun), dan Rute 7 PPI Likupang – PPS Kendari (6.131 ton/tahun). Penambahan biaya transportasi akan menambah biaya produksi sebesar 15%.
=========================================================================== The policy that has been issued by the government through The Regulation of Maritime and Fisheries Affairs Ministry Number 2 of 2015 on the prohibition of the use of trawls and seine nets, not only affects the fishermen, but also impacts the surimi industry, especially surimi industry in Central Java. More than 80% surimi factories not operating anymore due to difficulty in obtaining raw materials (demersal fish). The purpose of this research is to determine the optimum logistics model of fish transportation of surimi raw materials from each supplier location option by using alternative fish raw materials. The method to be used in this research is the optimization method. From the results of the analysis that has been done, alternative replacement raw materials to be used is mackerel fish, red snapper, tigawaja fish and beloso fish. Type of vessel used in this research is a fish carrier. The delivery scenario through the hub point of PPS Kendari has the lowest unit cost of Rp. 2,686 per kg. 5 routes selected in the model include, Route 1 PPN Sungai Liat – PPP Tasik Agung with fish cargo shipments of 13.389 tons/year, Route 3 PPS Kendari – PPP Tasik Agung (16.750 tons/year), Route 4 PPS Kendari – PPN Pekalongan (16.848 tons/year), Route 5 PPN Ambon – PPS Kendari (21.570 tons/year), and Route 7 PPI Likupang – PPS Kendari (6.131 tons/year). The addition of transportation costs will increase the production cost by 15%.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Optimasi, Kapal Pengangkut Ikan, Kebijakan Cantrang, Surimi
Subjects: V Naval Science > VM Naval architecture. Shipbuilding. Marine engineering > VM276.A1 Fuel (Including supplies, costs, etc.)
V Naval Science > VM431 Fishing boats
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Sea Transportation Engineering > 21207-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Margie Wiendy Christianingrum
Date Deposited: 28 Jun 2021 06:28
Last Modified: 28 Jun 2021 06:28
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/55633

Actions (login required)

View Item View Item