Aziz, Muhammad Rinaldi Fauzan (2019) Optimasi Penggunaan Sediment Trap Pada Alur Pelayaran Barat Surabaya Menggunakan Pemodelan Transpor Sedimen (Studi Kasus: Alur Pelayaran Barat Surabaya, Jawa Timur). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
03311540000014-Undergraduate_Theses.pdf Download (5MB) | Preview |
Abstract
Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia. Merupakan pelabuhan yang cukup strategis baik itu menuju, atau dari wilayah timur Indonesia bagi perkembangan ekonomi dan transportasi laut. Karena hal tersebut, diperlukan penanganan dan monitoring bagi alur pelayaran agar lalu lintas kapal yang menuju dan dari Pelabuhan Tanjung Perak tidak terganggu dan tetap stabil. Lokasi penelitian ini berada pada wilayah Alur Pelayaran Barat Surabaya, Jawa Timur dengan 3 kondisi berbeda yaitu Pre-Survey, Post-Survey kondisi 1 yang memiliki sediment trap dan Post-Survey kondisi 2 yang tidak memiliki sediment trap. Penelitian ini menggunakan pemodelan 3D untuk melihat aktifitas hidrodinamika yang terjadi dan mempengaruhi perairan tersebut. Hasil dari pemodelan ini adalah pola arus, yang akan mempengaruhi pola sebaran sedimen pada area Alur Pelayaran Barat Surabaya. Model 3D dibentuk berdasarkan input parameter berupa pasang surut, debit sungai, dan angin yang ada di daerah penelitian. Pasang surut yang dimodelkan pada Pre-Survey memiliki nilai RMSE dan MAE sebesar 0,0307 meter dan 0,0244 meter. Post-Survey kondisi 1 memiliki nilai sebesar 0,0336 meter dan 0,0276 meter. Post-Survey kondisi 2 memiliki nilai sebesar 0,0563 meter dan 0,0289 meter. Serta arus pada Pre-Survey sebesar 0,3 m/s, pada Post-Survey kondisi 1 sebesar 0,2 m/s, dan pada Post-Survey kondisi 2 sebesar 0,4 m/s. Pola sebaran sedimen yang terbentuk dapat dilihat dari adanya perbedaan antara Post-Survey kondisi 1 dan kondisi 2 dimulai dari awal pemodelan hingga akhir pemodelan. Pada area alur pelayaran memiliki nilai yang dominan hampir sama dimulai dari -0,005 meter hingga 0,0175 meter. Nilai penambahan maksimal yang dimiliki oleh kondisi 1 senilai 0,072 meter sedangkan pada kondisi 2 senilai 0,062 meter pada area sediment trap. Walaupun kondisi 1 memiliki nilai maksimal yang lebih besar dari kondisi 2, hal tersebut hanya terjadi di beberapa titik saja, dan dikarenakan pada kondisi 1 memiliki sediment trap sehingga kenaikan dasar laut lebih terpusat ke beberapa titik dan tidak tersebar seperti yang terjadi pada kondisi 2.
================================================================================================================================
Tanjung Perak Port is one of the largest ports in Indonesia. It is a strategic port that either leads to, or from eastern Indonesia for economic development and sea transportation. Because of this, it is necessary to handle and monitor the shipping channel so that ship traffic to and from Tanjung Perak Port is not disturbed and remains stable. The location of this study is in the West Shipping Channel of Surabaya, East Java, with 3 different conditions namely Pre-Survey, Post-Survey condition 1 which has sediment traps and Post-Survey condition 2 that does not have sediment traps. This research uses 3D modeling to see the hydrodynamic activities that occur and affect these waters. The results of this modeling are current patterns, which will affect the pattern of sediment distribution in the Surabaya West Shipping Channel. The 3D model is formed based on input parameters in the form of tides, river discharge, and wind in the research area. The tide modeled on the Pre-Survey has a value of RMSE and MAE of 0.0307 meters and 0.0244 meters. Post-Survey condition 1 has a value of 0.0336 meters and 0.0276 meters. Post-Survey condition 2 has a value of 0.0563 meters and 0.0289 meters. The Pre-Survey current is 0.3 m / s, in Post-Survey condition 1 is 0.2 m / s, and Post-Survey condition 2 is 0.4 m / s. The pattern of distribution of sediments formed can be seen from the difference between Post-Survey conditions 1 and condition 2 starting from the beginning of modeling to the end of the modeling. In the shipping channel area, the dominant value is almost the same starting from -0.005 meters to 0.0175 meters. The maximum addition value owned by condition 1 is 0.072 meters while in condition 2 is 0.062 meters in the sediment trap area. Even though condition 1 has a maximum value greater than condition 2, it only occurs at a few points, and because in condition 1 it has a sediment trap so that the rise of the seabed is more concentrated to several points and not spread like what happened in condition 2.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Additional Information: | RSG 551.303 Azi o-1 2019 |
Uncontrolled Keywords: | Alur Pelayaran, Arus, Pemodelan Hidrodinamika, Sediment Trap. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GC Oceanography Q Science > QE Geology > QE571 Sedimentation and deposition. Sediment transport. Erosion. T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC175.2 Sediment transport V Naval Science > VM Naval architecture. Shipbuilding. Marine engineering > VM161 Ships--Hydrodynamics V Naval Science > VM Naval architecture. Shipbuilding. Marine engineering > VM293 Shipping--Indonesia--Safety measures |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Muhammad Rinaldi Fauzan Aziz |
Date Deposited: | 12 Jul 2023 03:51 |
Last Modified: | 12 Jul 2023 03:51 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/65432 |
Actions (login required)
View Item |