Penetapan Kawasan Agropolitan Berbasis Tanaman Pangan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten

Falah, Aldi Ramadhan Nur (2019) Penetapan Kawasan Agropolitan Berbasis Tanaman Pangan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 08211540000117_Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
08211540000117_Undergraduate_Theses.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Agropolitan berasal dari dua kata, yaitu agro yang berarti petanian dan metropolis yang berarti kota atau titik sentral dari berbagai kegiatan. Dengan demikian, agropolis atau agro-metropolis didefinisikan merupakan kota pertanian dan pengembangan kawasan agropolitan merupakan pengembangan berbagai aspek kehidupan untuk mendukung kawasan agropolis sebagai pusat pelayanan berbasis aktivitas ekonomi pertanian. Kabupaten Pandeglang sendiri adalah salah satu kabupaten di Provinsi Banten yang mana dalam salah satu arahan pengembangannya sendiri diarahkan untuk kegiatan pertanian. Dalam sektor ekonomi pun, Kabupaten Pandeglang didominasi oleh sektor pertanian. Namun dalam penetapannya, kawasan agropolitan harus memiliki kriteria-kriteria tertentu agar bisa dikatakan sabagai kawasan agropolitan. Berdasarkan pedoman yang ada, dirasa masih banyak daerah-daerah di Kabupaten Pandeglang yang belum memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Makadari itu diperlukan studi lanjutan dalam rangka mengetahui kawasan mana yang tepat untuk dijadikan sebagai kawasan agropolitan. Yang dimana untuk mengetahui kawasan mana yang tepat, diperlukan terlebih dahulu mengetahui kriteria kawasan agropolitan yang sesuai dengan Kabupaten Pandeglang. Dari sana akan muncul variabel-variabel kriteria, yang salah satunya adalah komoditas unggulan. Maka perlu diketahui pula komoditas unggulan apa yang terdapat di masing-masing kecamatan yang ada, sehingga kedepannya dapat dikelompokan pula berdasarkan komoditas unggulan serta jarak antar kecamatan sehingga membentuk suatu klaster. Selanjutnya klaster tersebut dilakukan penilaian dengan menggunakan variabel-variabel kriteria yang lainnya, untuk mengetahui kawasan mana yang cocok. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan melalui motode Location Quotient dan Shift Share, serta metode pembobotan dari variabel-variabel yang ada untuk mengetahui kawasan mana yan tepat untuk dijadikan kawasan agropolitan. Jika dilihat dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Pandeglang memiliki komoditasnya masing-masing. Namun setelah dilakukan analisa lebih lanjut dengan cara penilaian dari ketersediaan variabel lain dari masing-masing kawasan, kawasan cocok untuk dijadikan sebagai kawasan agropolitan hanya di terdapat pada Kecamatan Cikeusik, Sobang, Munjul, dan Cigeulis.
=================================================================================================================================
Agropolitan comes from two words, namely agro, which means agricultural and metropolis which means city or central point of various activities. Thus, agropolis or agro-metropolis is defined as a city of agriculture and development of Agropolitan area is the development of various aspects of life to support the Agropolis area as an activity-based service center Agricultural economy. Pandeglang District itself is one of regencies in Banten province which in one of his own development directions directed for agricultural activities. In the economic sector, Pandeglang district was dominated by agriculture sector. But in the assignment, the Agropolitan region must have certain criteria in order to be said as an Agropolitan area. Based on existing guidelines, there are still many areas in Pandeglang district that have not fulfilled these criteria.
It is necessary to further study in order to know which area is appropriate to serve as an Agropolitan area. Where to find out which area is right, it is necessary to know the criteria of Agropolitan region in accordance with Pandeglang District. From there it will appear criteria variables, one of which is the flagship commodity. So, it is important to know what excellent commodity in each sub-district, so that in the future can be grouped based on the commodity and the distance between sub-districts to form a luster.Furthermore, the cluster is taken into assessment using other criteria variables, to find out which area is suitable. In this study, the approach was used through
Location quotient methods and Shift Share methods, as well as the weighted method of existing variables to determine which area is appropriate to be used as an Agropolitan area. If viewed from the research results it can be concluded that the subdistricts in Pandeglang Regency have their respective commodities. However, after further analysis by judging from the availability of other variables of each region, the area is suitable to serve as an Agropolitan area only in the Sub district Cikeusik, Sobang, Munjul,
and Cigeulis.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSPW 338.14 Fal p-1 2019
Uncontrolled Keywords: Agropolitan, Penetapan, Klaster, Komoditas Unggulan
Subjects: T Technology > T Technology (General) > T58.62 Decision support systems
Divisions: Faculty of Architecture, Design, and Planning > Regional and Urban Planning > 35201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Aldi Ramadhan Nur Falah
Date Deposited: 16 Apr 2025 02:13
Last Modified: 16 Apr 2025 02:13
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/66509

Actions (login required)

View Item View Item