Kumalasari, Silvia Dewi (2016) Analisis Perbandingan Antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
4412100012-undergraduate-theses.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview |
Abstract
Daging sapi merupakan komoditi utama daging di Indonesia, salah satu daerah dengan
konsumsi daging sapi tertinggi yakni DKI Jakarta. Sehingga dibutuhkan pasokan sapi dari Salah
satu daerah pemasok sapi terbesar di Indonesia yakni NTT sebagai sentra produksi untuk
pemenuhan permintaan daging sapi DKI Jakarta. Namun kondisi pengiriman sapi dari NTT –
Jakarta tidak sesuai dengan animal welfare, sehingga dioperasikan kapal ternak dengan
kapasitas 500 sapi, dengan rute NTT – Jakarta dengan tujuan untuk menurunkan harga daging
sapi di Jakarta. Dalam pengoperasiannya kapal tersebut pada pengiriman kedua dan ketiga
kapal tidak bermuatan dikarenakan pemilik sapi lebih memilih menggunakan pengiriman cara
lama. Sehingga perlu dilakukan analisis perbandingan distribusi sapi NTT – Jakarta pengiriman
cara lama dengan moda kapal ternak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui moda terpilih
pengiriman sapi dari NTT – Jakarta berdasarkan 3 aspek yakni unit biaya pengiriman, waktu
pengiriman dari peternakan hingga rumah pemotongan hewan, dan, produksi daging sapi. Serta
dari moda terpilih tersebut didapatkan pola operasi yang optimum untuk distribusi sapi NTT –
Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode komparasi dan
optimasi dengan memperhatikan variabel-variabel yang berpengaruh. Dari penelitian ini
didapatkan hasil perbandingan yang paling menguntungkan untuk distribusi sapi NTT – Jakarta
untuk pelabuhan asal Tenau Kupang yakni skenario 1 dengan hasil perbandingan total 9 miliar
rupiah dan untuk skenario 2 dengan pelabuhan asal Waingapu, hasil perbandingan total 8,9
miliar rupiah, dengan moda terpilih kapal ternak, pola operasi port to port, rute Waingapu –
Jakarta. Berdasarkan hasil optimasi perhitungan didapatkan pola operasi port to port yakni
Larantuka – Jakarta dan Waingapu – Jakarta, serta pola operasi multiport yakni Tenau Kupang
– Ende – Jakarta dan Maumere – Labuan Bajo – Jakarta. Dengan jumlah armada total yang
dibutuhkan selama satu tahun yakni 52 armada dengan kapasitas 500 ekor sapi untuk satu
armada.
===================================================
Beef is the one of major commodity in Indonesia, for an example Jakarta as the Special
Capital Region has the highest consumption of beef. As the result, it demanding supply of
cattle from one of the Indonesia largest beef supplier region specifically from East Nusa
Tenggara as the center production for demanding beef in Jakarta. However, as the matter of fact
about the shipping cattle condition from East Nusa Tenggara to Jakarta does not required with
animal welfare, thus it operated livestock vessel with capability to consist of 500 cows with
route from East Nusa Tenggara to Jakarta, and has purpose to reduce price of beef in Jakarta.
At the second and third operating of the vessel are not loaded because cattle owners prefer to
use the old method distribution. So it needs making a comparative analysis of old method cattle
distribution from East Nusa Tenggara to Jakarta. The advantage of this research is to find out
the chosen method to delivery cattle from East Nusa Tenggara to Jakarta from 3 aspects, the
unit cost of shipping, delivery time from the farm to the slaughterhouse, and the production of
beef. From those chosen methods, it obtained optimum pattern operation of the cattle
distribution from East Nusa Tenggara to Jakarta. Depend on this research, it results a
comparison of the most profitable for the distribution of cattle from East Nusa Tenggara to
Jakarta for scenario 1 from Tenau Kupang as an origin port with the comparison of total 9
billion and for scenario 2 from Waingapu as an origin port with the comparison of the total 8.9
billion rupiah, with the chosen method of livestock vessel, port to port operating patterns, route
from Waingapu to Jakarta. Based on the optimization calculation, it results pattern port to port
operations from Larantuka to Jakarta and from Waingapu to Jakarta, as well as the operating
pattern multiport Tenau Kupang - Ende - Jakarta and Maumere - Labuan Bajo - Jakarta. With
a total fleet size required for one year with 52 fleet with a capacity of 500 head of cattle for the
fleet with total fleet size demand for one year with 52 fleet capability to consist of 500 cows for
one fleet.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSTrl 387.544 Kum a |
Uncontrolled Keywords: | distribusi sapi, optimasi, perbandingan antar moda |
Subjects: | H Social Sciences > HE Transportation and Communications > HE566.S3 Sailing ships |
Divisions: | Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Sea Transportation Engineering > 21207-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | EKO BUDI RAHARJO |
Date Deposited: | 05 Nov 2019 05:51 |
Last Modified: | 05 Nov 2019 05:51 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/71602 |
Actions (login required)
View Item |