Dewi, Ni Luh Putu Disa Pracita (2020) Perancangan Motion Graphic 2D Dongeng Rare Angon Sebagai Upaya Pelestarian Dongeng Daerah Bali. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
08311540000050_Undergraduate_Thesis.pdf Download (4MB) | Preview |
Abstract
Mendongeng merupakan salah satu cara untuk menanamkan unsur pekerti kepada pendengar, beberapa hal seperti kesibukan orang tua dan perkembangan teknologi, menyebabkan kebiasaan mendongeng mengalami penurunan. Menurut Made Taro, anak-anak lebih memilih menonton TV atau bermain game melalui gadget, anak-anak lebih mengenal cerita dan dongeng yang mereka lihat di televisi, yang sebagian besar berasal dari budaya luar negeri. Di sisi lain, banyak bentuk tradisi lisan serta kesusastraan daerah yang sudah beredar di masyarakat sejak lampau, dan perlu dilestarikan. Salah satunya adalah dongeng daerah Bali atau disebut dengan Satua Bali. Pentingnya dongeng daerah bagi anak adalah untuk memberikan pengahayatan nilai moral dan budaya karena secara sosio-antropologi sesuai dengan kepribadian anak sebagai anggota masyarakat di suatu daerah atau kebudayaan tertentu. Masuknya budaya luar negeri akan berpengaruh pada karakter dan jati diri anak. Dengan hadirnya fenomena tersebut, maka penulis merancang sebuah media digital motion graphic 2D sebagai upaya pelestarian dongeng daerah sekaligus unsur-unsur sosial budaya yang terkandung di dalamnya. Dongeng yang penulis angkat adalah dongeng Rare Angon. Tutur Rare Angon adalah sastra kuno yang telah beredar di masyarakat Bali sejak lama yang mengandung nilai-nilai spiritual dan filasafat kehidupan manusia. Pengumpulan data perancangan dilakukan melalui proses wawancara kepada tokoh pendongeng dan praktisi di bidang animasi. Kuesioner digunakan untuk menguji hasil rancangan terhadap target audiens, lalu dilengkapi dengan studi eksisting dan prototyping. Pada perancangan ini, penulis melakukan eksplorasi gaya visual dengan memasukkan unsur-unsur budaya Bali pada elemen ilustrasi, seperti pakaian adat, lingkungan, dan kesenian, untuk mengangkat nilai budaya yang terkandung di dalam dongeng tersebut. Selain memasukkan pesan-pesan secara visual, penulis menggunakan gaya penceritaan lisan dengan narator sebagai pemandu cerita sehingga dapat menyampaikan pesan-pesan moral secara lisan kepada pendengar. Penulis berharap, motion graphic dongeng Rare Angon dengan gaya visual yang diadaptasi dari unsur budaya Bali, mampu menjadi daya tarik dan meningkatkan minat anak-anak untuk menonton dongeng daerah Bali serta melestarikan unsur budaya yang terkandung di dalam dongeng tersebut. Selain itu, dapat memacu lebih banyak lagi dongeng daerah Bali yang diangkat dalam bentuk digital motion graphic maupun perpaduan media lain yang lebih interaktif.
===============================================================================================================================
Storytelling is one way to instill an element of character to the listener, some things such as busy parents and technological developments, causing the habit of storytelling has decreased. According to Made Taro, children prefer watching TV or playing games through gadgets, children are more familiar with the stories and fairy tales they see on television, most of which come from foreign cultures. On the other hand, many forms of oral traditions and regional literature have been circulating in society since long ago, and need to be preserved. One of them is the Balinese folktale or called Satua Bali. The importance of local folktale for children is to provide an appreciation of moral and cultural values because socio-anthropologically is in accordance with the personality of the child as a member of the community in a particular area or culture. The entry of foreign culture will affect the character and identity of children. With the presence of this phenomenon, the authors designed a 2D digital motion graphic media as an effort to preserve the Indonesian local folktale as well as the socio-cultural elements contained therein. The story to be design is Rare Angon. Rare Angon is an ancient literature that has been circulating in Balinese society for a long time which contains spiritual values and philosophies of human life. Design data collection is done through an interview process to storytellers and practitioners in the field of animation. Questionnaires are used to test the design of the target audience, then supplemented by existing studies and prototyping. In this design, the author explores the visual style by incorporating elements of Balinese culture in the elements of illustration, such as traditional clothing, the environment, and art, to elevate the cultural values contained in the fable. In addition to inserting messages visually, the author uses the style of verbal telling with the narrator as a guide for the story so that it can convey moral messages verbally to the listener. The author hopes that Rare Angon's fairytale motion graphic with visual style adapted from elements of Balinese culture, can be an attraction and increase children's interest in watching fairytales in Bali and preserve cultural elements contained in these fables. In addition, it can stimulate even more fairytale areas of Bali that are raised in the form of digital motion graphics or other interactive media blends
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Additional Information: | RSDP 778.523 5 Dew p-1 2020 |
Uncontrolled Keywords: | Budaya, Dongeng, Motion graphic |
Subjects: | P Language and Literature > PN Literature (General) > PN1993 Motion Pictures T Technology > TR Photography > TR897.7 Computer animation |
Divisions: | Faculty of Creative Design and Digital Business (CREABIZ) > Visual Communication Design > 90241-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Ni Luh Putu Disa Pracita Dewi |
Date Deposited: | 26 Apr 2023 04:29 |
Last Modified: | 26 Apr 2023 04:29 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/74689 |
Actions (login required)
View Item |