Perubahan Permukiman Tradisional Dari Habitus Nelayan Menjadi Petani Pada Masyarakat Adat Papua

Widyastomo, Deasy (2020) Perubahan Permukiman Tradisional Dari Habitus Nelayan Menjadi Petani Pada Masyarakat Adat Papua. Doctoral thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of disertasi.pdf] Text
disertasi.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (13MB) | Request a copy
[thumbnail of 08111460010001 -Desertation.pdf] Text
08111460010001 -Desertation.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (15MB) | Request a copy

Abstract

Fenomena menunjukkan bahwa terjadi perubahan habitus masyarakat adat Sentani akibat perubahan pekerjaan dari nelayan menjadi petani. Perubahan habitus menyebabkan perubahan perilaku, tata nilai, dan ekspresi sosial masyarakat. Hal ini terlihat pada arsitektur permukiman tradisional masyarakat adat Sentani. Tujuan penelitian ini adalah membahas tentang perubahan arsitektur permukiman tradisional ditinjau dari perubahan bentuk, ruang dan makna. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif melalui komparasi yang dilakukan dalam dua tahap. Pertama, membandingkan permukiman nelayan tradisional masyarakat adat Sentani tahun 1903 melalui kajian referensi dengan permukiman nelayan Sentani saat ini. Kedua, membandingkan permukiman nelayan dan petani Sentani saat ini. Lokus penelitian ini adalah kampung Ayapo di danau Sentani sebagai habitus nelayan dan kampung Kehiran di daratan Sentani sebagai habitus petani. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dengan partisipan, gambar terukur dan foto. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa perubahan habitus nelayan menjadi petani dipengaruhi oleh perubahan sekumpulan sumber daya atau yang disebut modal; yakni: modal budaya, modal sosial, modal ekonomi dan modal simbolik. Hal ini menyebabkan adanya tujuh perubahan habitus masyarakat adat Sentani, yakni perubahan kepercayaan kepada alam dan leluhur (mangnaro) menjadi kepercayaan kepada Tuhan (Hubharo Mando), relasi sosial kolektivistik menjadi individualistik, struktur keluarga multiple family menjadi nuclear family, roles atau peran kepala suku (Ondoafi) yang kuat menjadi lemah, aktivitas masyarakat nelayan menjadi petani, nilai-nilai adat sakral menjadi tidak sakral, dan peran masyarakat adat berdasarkan gender menjadi tidak berdasarkan gender. Perubahan habitus yang merupakan bagian dari budaya suku Sentani menyebabkan perubahan pada jenis, cara, pelaku, ruang dan makna pada arsitektur permukiman tradisional suku Sentani. Hasil penelitian ini menguatkan teori budaya bahwa perubahan habitus terjadi bersama-sama dengan perubahan arsitektur.
=======================================================================================================================
The recent phenomenon of Sentani’s indigenous people indicates that there have been changes in their habitus, mostly affected by changes in livelihood, from fishermen to farmers. These changes shifted people's behavior, values, and social expressions. Indeed, this can be seen in the architecture of their traditional settlement. Therefore, this study examines those architectural transformation by looking at the changes of form, space, and meaning. This research applied a qualitative approach through comparative study, carried out in two stages. First was comparing the traditional fishing settlements of Sentani indigenous peoples in 1903 through archive study with the current Sentani fishing settlements. The second stage was comparing the settlements of fishermen and farmers of present Sentani. The locus of this research is Ayapo village on Lake Sentani as a fisherman habitus and Kehiran village on the Sentani mainland as a farmer's habitus. The data collection methods are observation, in-depth interviews with participants, measured images and photographs. Findings of the research show that changes in the habitus of fishermen to farmers are influenced by changes in a set of resources or so-called capital: cultural, social, economic, and symbolic capital. This has caused the occurrence of seven changes in the habitus of the Sentani indigenous people, namely: changes from the belief in nature and ancestors (mangnaro) to trust in God (Hubharo Mando), collectivistic social relations to individualistic one, multiple-family structures to nuclear families, the weakening roles of tribal leaders (Ondoafi), the activities of fishing communities to farming, the less sacred traditional values, and the convergent role of indigenous people based on gender. The changes of habitus as of taken place at the Sentani culture lead to changes in types, ways, actors, space, and meanings of the traditional settlement’s architecture of the Sentani tribe. The findings of this study supported and reinforced the cultural theory, suggesting that changes in habitus are in parallel with architectural changes.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Additional Information: RDA 728.1 Wid p-1
Uncontrolled Keywords: habitus, sumber daya, permukiman tradisional, masyarakat adat Sentani.
Subjects: N Fine Arts > NA Architecture > NA7115 Domestic architecture. Houses. Dwellings
Divisions: Faculty of Architecture, Design, and Planning > Architecture > 23001-(S3) PhD Thesis
Depositing User: Deasy Widyastomo
Date Deposited: 28 Feb 2025 07:31
Last Modified: 28 Feb 2025 07:31
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/75039

Actions (login required)

View Item View Item