Faisal, Farhan Adib (2020) Sistem Informasi Geografis Untuk Analisa Daerah Rawan Banjir Menggunakan Metode Skoring dan Pembobotan (Studi Kasus: Kota Tangerang). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
03311640000085-Undergraduate_Thesis.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis telah memberikan manfaat pada berbagai bidang, salah satunya merupakan pengawasan bencana. Sistem informasi geografis sebagai pengawasan bencana dilakukan guna meminimalisir dampak dari bencana tersebut. Banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia, salah satunya adalah Kota Tangerang. Pemetaan daerah rawan banjir di Kota Tangerang ini bertujuan untuk mengidentifikasi daerah mana saja yang berpotensi untuk terjadinya banjir, sehingga daerah tersebut dapat dianalisis untuk melakukan pencegahan dan penanganan.
Dalam penelitian ini daerah rawan banjir diidentifikasi menggunakan metode skoring dimana setiap parameter-parameter yang digunakan diberi nilai sesuai dengan pengklasifikasiannya masing-masing. Hasil dari proses scoring kemudian dioverlay dan dilakukan proses pembobotan dengan memberi bobot di setiap parameter untuk mengetahui tingkat kerawanan banjir di Kota Tangerang. Parameter banjir yang digunakan antara lain ketinggian lahan, kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah, tutupan lahan, dan jangkauan sungai. Data dasar spasial yang digunakan adalah data pada tahun 2015. Informasi spasial direpresentasikan dalam bentuk gambar peta, sedangkan atribut informasi spasial direpresentasikan dalam bentuk tabel dengan penggunaan parameter dan nilai bobot yang berbeda dalam pemetaan kerawanan banjir di Kota Tangerang.
Hasil dari pengolahan menunjukkan tingkat kerawanan banjir di Kota Tangerang yang terbagi menjadi empat kelas kerawanan yakni tingkat kerawanan banjir “aman” yang berada di ih kok Kecamatan Benda dengan luas 0,831 ha, tingkat kerawanan banjir “sedikit rawan” berada di Kecamatan Jatiuwung yaitu seluas 155,897 ha, tingkat kerawanan banjir “rawan” terjadi di Kecamatan Pinang yang luasnya 1.360,161 ha, sedangkan untuk tingkat kerawanan banjir “sangat rawan” berada di Kecamatan Benda yaitu seluas 1.358,454 ha. Faktor kemiringan lereng 3-8% dan Sebagian besar jenis tanah berupa aluvial yang rentan terhadap perubahan tanah menyebabkan Kecamatan Benda berpotensi menjadi daerah yang sangat rawan bencana banjir.
====================================================================================================================
The development of Geographic Information System technology has provided benefits in various fields, one of which is disaster surveillance. Geographical information systems as disaster surveillance are carried out to minimize the impact of disasters. Flooding is a disaster that often occurs in Indonesia, one of which is in Tangerang city. The mapping of flood-prone areas in Tangerang city aims to identify areas which have the potential for flooding, so the area can be analyzed for prevention and treatment.
In this research, flood-prone areas were identified using the scoring method where each parameter used was assigned a value according to its respective classification. The results of the scoring process are then overlaid and a weighting process is carried out by giving weight to each parameter to determine the level of flood hazard in Tangerang City. Flood parameters used include land height, slope, rainfall, soil type, land cover, and river coverage. The basic spatial data used is data from 2015. Spatial information is represented in the form of a map image, while the attributes of spatial information are represented in table form using different parameters and weight values in the flood hazard mapping in Tangerang City.
The results of the processing show the level of flood vulnerability in Tangerang city which is divided into four classes of vulnerability namely the level of flood vulnerability "safe" which is in Benda Subdistrict with an area of 0.831 ha, the level of flood vulnerability "slightly prone" is in Jatiuwung District which is 155,897 ha, the level of “prone to” flood vulnerability occurs in Pinang Subdistrict which covers an area of 1,360,161 ha, while the level of “very prone” flood vulnerability is in Benda Subdistrict with total area 1,358,454 ha. The slope factor is 3-8% and most of the soil types are alluvial which are susceptible to land changes causing the Benda Subdistrict to become a very flood prone area.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Banjir, Pembobotan, Pemetaan, Sistem Informasi Geografis, Skoring. Flood, Weighting, Mapping, Geographic Information Systems, Scoring. |
Subjects: | T Technology > T Technology (General) T Technology > T Technology (General) > T57.5 Data Processing |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Farhan Adib Faisal |
Date Deposited: | 12 Aug 2020 03:11 |
Last Modified: | 31 May 2023 07:14 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/77374 |
Actions (login required)
View Item |