Lilian, Nellyana (2021) Analisis Komparasi Teknis dan Ekonomis Kapal Bertenaga Listrik dan Konvensional : Studi Kasus MV. Iriana. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
04411640000017_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Konsumsi bahan bakar yang tinggi pada kapal mengakibatkan tingginya emisi gas buang serta tingginya biaya bahan bakar. Konsumsi bahan bakar ini dapat di kurangi dengan penggantian sistem propulsi yang ada di kapal menjadi sistem propulsi elektrik. Sistem propulsi elektrik ini menggunakan motor listrik, di mana sumber daya dari motor listrik ini berasal dari generator. Sehingga, pada sistem elektrik propulsi ini sudah tidak lagi menggunakan main engine. Namun, pembangunan kapal dengan sistem propulsi diesel-elektrik ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Saat ini muncul Kapal Iriana, sebagai kapal bertenaga listrik pertama di Indonesia, kapal ini tidak menggunakan diesel-mekanik namun menggunakan diesel-elektrik. Kapal ini memerlukan biaya pembangunan sebesar $20.000.000.000, hampir dua kali lipat lebih mahal dibandingkan kapal diesel-mekanikal.
Setelah dilakukan analisis teknis dan ekonomis, kapal listrik memiliki panjang ruang mesin yang lebih kecil dibandingkan kapal konvensional, sehingga kapasitas muatan untuk kapal listrik jauh lebih besar sebanyak 4%, sedangkan volume ruang mesin memiliki perbedaan 21%. Jika ingin memiliki kapasitas muatan yang sama dengan kapal listrik, maka konvensional diharuskan menambah panjangnya menjadi 2%. Emisi gas buang CO2 kapal listrik lebih sedikit 35% dibandingkan dengan kapal konvensional. Kapal listrik hemat bahan bakar 38%-41% dari kapal konvensional, namun memiliki biaya kapital lebih tinggi 53%-54% dibandingkan dengan kapal konvensional dan memiliki biaya pemeliharaan yang lebih tinggi 2-3% dari kapal konvensional. Unit biaya yang dihasilkan oleh kapal listrik pada jarak 541 nm adalah Rp212/ton-nm, sedangkan kapal konvensional dengan panjang sama dengan kapal listrik sebesar Rp241/ton-nm, dan kapal konvensional dengan ruang muat yang sama dengan kapal lstrik sebesar Rp284/ton-nm. Keuntungan kapal listrik 20%-24% lebih banyak dibandingkan kapal konvensional. Kapal listrik memiliki keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan kapal konvensional lain, namun memerlukan perhatian yang lebih khususnya pada saat pembangunan agar tidak terjadi kendala yang dapat merugikan pemilik kapal.
=================================================================================================
High fuel consumption on ships results in high exhaust emissions as well as high fuel costs. This fuel consumption can be reduced by replacing the existing propulsion system on board with an electric propulsion system. This electric propulsion system uses an electric motor, where the power source of this electric motor comes from a generator. So, the electric propulsion system no longer uses the main engine. However, building a ship with this diesel-electric propulsion system requires a lot of money. Currently, the Iriana Ship appears, as the first electric powered ship in Indonesia, this ship does not use diesel-mechanics but uses diesel-electric. This ship required a construction cost of $ 20 billion, almost twice as much as a diesel-mechanical vessel.
After technical and economic analysis is carried out, electric ships have a smaller engine room length than conventional ships, so that the cargo capacity for electric ships is much larger by 4%, while the engine room volume has a difference of 21%. If you want to have the same load capacity as an electric ship, then conventional is required to increase its length to 2%. Electric ship's CO2 emission is 35% less compared to conventional vessels. Electric vessels are 38%-41% fuel-efficient than conventional vessels, but have a 53%-54% higher capital cost compared to conventional vessels and have 2-3% higher maintenance costs than conventional vessels. The unit cost generated by an electric ship at a distance of 541 nm is IDR 212/ton-nm, while a conventional ship with the same length as an electric ship is IDR 241/ton-nm, and a conventional ship with the same load space as an electric vessel is IDR 284/ton-nm. Profit of electric vessels are 20% -24% more than conventional ships. Electric ships have a higher profit than other conventional ships, but require more attention, especially during construction, so that there are no obstacles that can harm the ship owner.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Diesel-elektrik, Diesel-mekanikal, Emisi Gas Buang CO2, Unit Biaya |
Subjects: | V Naval Science > VM Naval architecture. Shipbuilding. Marine engineering > VM773 Ship propulsion, Electric |
Divisions: | Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Marine Transportation Engineering > 21207-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Nellyana Lilian |
Date Deposited: | 10 Mar 2021 04:01 |
Last Modified: | 10 Mar 2021 04:01 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/83989 |
Actions (login required)
View Item |