Supomo, Wila Prakasita Scotiswara (2021) Permatecture: Komplek Perumahan Edukasi Sebagai Siklus Hidrologi yang Seimbang. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
08111740000033-Undergreduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2023. Download (8MB) | Request a copy |
Abstract
Setelah Perang Dunia II, terjadi ledakan populasi manusia (dari 10 juta menjadi 6 miliar jiwa) yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kebutuhan hunian dan makanan. Penerapan pembangunan hunian rapat dan revolusi hijau untuk meningkatkan jumlah pangan menimbulkan permasalahan rusaknya keseimbangan siklus hidrologi. Air tanah setiap hari dieksploitasi untuk pertanian, namun tidak bisa diproduksi kembali karena jalur infiltrasi terhalang oleh hunian. Kerusakan siklus hidrologi ini tentunya mengancam keberlangsungan kehidupan yang ada di lingkungan tersebut. Untuk itu diperlukan sebuah inovasi baru terkait konsep hunian dan lahan yang ramah dan dapat memperbaiki serta menjaga keberlangsungan siklus hidrologi. Salah satu konsep yang mungkin untuk memperbaiki dan menjaga siklus hidrologi adalah konsep permatektur. Di mana konsep ini memungkinan manusia untuk hidup seiring dengan alam. Konsep desain ini mengambil lokasi di Desa Gandri, Kab. Ngawi, Jawa Timur. Dimana desa ini merupakan desa yang mengalami krisis air dikarenakan pertumbuhan penduduk dan agrikultur yang terus menerus berkembang. Melalui desaini ini, siklus hidrologi diterapkan secara berkelanjutan dengan cara mendesain bangunan yang ada di komplek hunian ini sesuai dengan komponen siklus hidrologi. Bangunan yang ada di komplek hunian ini berfungsi sebagai komponen hujan, komponen filtrasi, komponen run-off, komponen penguapan, komponen kondensasi, dan komponen adveksi. Penerapan siklus hidrologi ini akan membuat air tidak hanya terus menerus diabil dari alam. Akan tetapi air yang ada di komplek hunian ini akan diolah kembali sehingga akan mewujudkan sebuah komlplek hunian yang mandiri dalam memenuhi kebutuhana air. Harapannya dengan adanya konsep desain ini, siklus hidrologi yang ada pada komplek hunian tersebut dapat dijaga keberlangsungannya.
====================================================================================================
After World War II, there was an increasing human population (from 10 million to 6 billion people), increasing the need for shelter and food. The application of residential development and the green revolution to increase the amount of food creates problems in the balance of the hydrological cycle. Air is exploited every day for agriculture, but cannot be reproduced because the pathways are blocked by habitation. This damage to the hydrological cycle certainly threatens the sustainability of life in the environment. For that, we need an innovation related to the concept of housing and land that is friendly and can improve and maintain the sustainability of the hydrological cycle. One of the possible concepts to improve and maintain the hydrological cycle is the concept of permatecture. Where this concept allows humans to live in harmony with nature. This design concept takes place in Ds. Gandri, Ngawi, East Java. This village experiencing a water crisis due to population growth and agriculture that continues to develop. Through this design, the hydrological cycle is applied sustainably by designing the buildings in this residential complex according to the hydrological cycle components. The buildings in this residential complex function as rain components, filtration components, run-off components, evaporation components, condensation components, and advection components. The application of the hydrological cycle will make water not only continuously taken from nature, but the water in this residential complex will be reprocessed so that it will create a residential complex that is independent in meeting water needs. With this design concept, it is hoped that the hydrological cycle in the residential complex can be maintained.
Actions (login required)
View Item |