Primaningtyas, Dian Kusuma Putri (2021) Pengaruh Durasi Pencampuran pada Proses Mixing Beton Terhadap Performa Beton Geopolimer Berbasis High-Calcium Fly Ash dengan Molaritas NaOH 14M. Undergraduate thesis, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
10111710010099-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2023. Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Beton geopolimer berbahan dasar fly ash merupakan salah satu inovasi pengembangan teknologi beton. Penggunaan fly ash tipe C dalam pembuatan beton geopolimer masih sangat terbatas. Hal ini dikarenakan fly ash tipe C mengandung CaO yang cukup tinggi yaitu lebih dari 10% sehingga memiliki waktu setting yang sangat cepat. Proses pembuatan beton geopolimer harus memperhatikan waktu dan metode pencampuran. Durasi pengadukan tidak boleh terlalu singkat maupun terlalu lama karena dapat berpengaruh pada beton yang dihasilkan baik beton segar maupun beton jadi. Namun, penelitian beton masih mengikuti metode pencampuran dengan durasi yang berbeda dengan batasan penelitian masing-masing peneliti. Sehingga perbedaan metode pelaksanaan dalam pembuatan beton sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui durasi pencampuran yang efektif guna mencapai performa dan workabilitas yang lebih baik pada beton yang dihasilkan.
Pembuatan benda uji dalam penelitian ini menggunakan metode pencampuran kering. Pencampuran material dilakukan dengan menggunakan concrete mixer secara berurutan, dimulai dari memasukkan agregat kasar, agregat halus, superplasticizer, semen geopolimer, dan air. Pembuatan semen geopolimer dalam metode ini dilakukan dengan mencampurkan dan menghaluskan fly ash, Na2SiO3.5H2O dan NaOH dalam bentuk padatan sesuai mix design dengan menggunakan ballmill. Proses mixing beton menggunakan variabel lama pengadukan selama 10, 20, dan 30 menit dengan komposisi mix design yang sama. Benda uji yang digunakan yaitu silinder dengan ukuran 10 x 20 cm sebanyak 14 buah dan silinder dengan ukuran 15 x 30 cm sebanyak 4 buah pada masing-masing variasi. Pengujian pada benda uji meliputi uji slump, uji kuat tekan, uji UPV, uji permeabilitas, uji resistivitas, dan uji porositas. Pengujian dilakukan saat beton berumur 7, 14, dan 28 hari. Pengujian slump dilakukan dengan metode slump loss untuk mengetahui workabilitas pada beton. Perawatan benda uji dilakukan dengan paparan udara sekitar.
Hasil pengujian beton geopolimer pada penelitian ini diketahui bahwa variasi lama pengadukan 10 menit direkomendasikan sebagai metode pelaksanaan pada penelitian selanjutnya. Hal ini dikarenakan workabilitas dan performa beton geopolimer yang dihasilkan lebih baik dengan kuat tekan mencapai 63,22 Mpa saat umur beton 28 hari.
================================================================================================
Geopolymer concrete based on fly ash is one of the innovation in concrete technology development. Fly ash type C is very limited used in the manufacture of geopolymer concrete. It cause fly ash type C contains high CaO more than 10%, so it has very fast setting time. The manufacture process of geopolymer concrete must be concern to the time and method of mixing. The duration of mixing should not be too short or too long because it can affect the properties of the concrete, both fresh concrete and hardened concrete. However, concrete research still follows mixing methods with different durations in limitations of each researcher’s. The differences in implementation methods of concrete manufacture are very common. Therefore, it is necessary to conduct research to determine the effective mixing duration in order to get better performance and workability concrete result.
The manufacture of the sample used the dry mixing method. The material is mixed using a concrete mixer in sequence, from adding the coarse aggregate, fine aggregate, superplasticizer, geopolymer cement, and water. Geopolymer cement is made by mixing and refining fly ash, Na2SiO3.5H2O, and NaOH in solid form according to the mix design using ballmill. The mixing duration variable is used for 10, 20, and 30 minutes with the same mix design composition. The sample used were 14 cylinders of 10 x 20 cm sizes and 4 cylinders of 15 x 30 cm sizes. The tests on the concrete sample include the slump test, compressive strength test, UPV test, permeability test, resistivity test, and porosity test. Tests were carried out when the concrete was 7, 14, and 28 days old. The slump test is using the slump loss method to determine the workability of the concrete. The treatment of the sample is by exposure to ambient air.
The test result, it is known that the variation of 10 minutes of mixing time is recommended as an implementation method in further research. It because the workability and performance of the geopolymer concrete is better with a compressive strength reach to 63,22 Mpa when the concrete is 28 days old.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Beton geopolimer, metode pencampuran kering, lama pengadukan, performa, workabilitas, Concrete geopolymer, dry mixing methods, mixing duration, performance, workability |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA418.16 Materials--Testing. T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA681 Concrete construction T Technology > TH Building construction > TH880 Sustainable buildings. Sustainable construction. Green building |
Divisions: | Faculty of Vocational > Civil Infrastructure Engineering (D4) |
Depositing User: | Dian Kusuma Putri Primaningtyas |
Date Deposited: | 27 Aug 2021 06:30 |
Last Modified: | 27 Aug 2021 06:30 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/90131 |
Actions (login required)
View Item |