Pradesain Pabrik Corn Oil dengan Kapasitas 3000 Ton/Tahun

Azzahra, Azizah and Adiputra, Maya Riski (2019) Pradesain Pabrik Corn Oil dengan Kapasitas 3000 Ton/Tahun. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 02211646000044_02211646000046_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
02211646000044_02211646000046_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2023.

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Pemerintah Indonesia selalu melakukan peningkatkan produktivitas sektor pertanian dengan mengoptimalkan sumber daya alam. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat memproduksi bahan pangan yang lebih banyak serta meningkatkan pendapatan rumah tangga. Indonesia merupakan produsen jagung terbesar di ASEAN (The Association of Southeast Asian Nations) (Mantau, 2016). Hal ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara ASEAN dalam mengelola hasil tani jagung. Salah satu pengolahan jagung yaitu digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak nabati.
Pembuatan minyak nabati dari jagung ditujukan untuk keperluan pangan seperti minyak sayur, minyak goreng, margarin, ataupun salad dressing. Selain itu, juga untuk keperluan non-pangan (non-edible oil) seperti bahan pelembab dan pewangi dalam industri kosmetik, bahan tambahan dalam pembuatan sabun, industri farmasi, ataupun digunakan dalam industri oleokimia dan biodiesel. Minyak jagung (edible oil) merupakan minyak yang kaya akan asam lemak tidak jenuh, yaitu asam linoleat dan linolenat. Kedua asam lemak tersebut dapat menurunkan kolesterol darah dan menurunkan resiko serangan jantung koroner. Minyak jagung juga kaya akan tokoferol (Vitamin E) yang berfungsi untuk fungsi stabilitas terhadap ketengikan. Didalam minyak jagung terdapat vitamin-vitamin yang terlarut yang dapat digunakan juga sebagai bahan non-pangan yaitu obat-obatan. Minyak jagung dapat digunakan sebagai alternatif untuk pencegahan penyakit jantung koroner (Dwiputra dkk, 2014). Tetapi pemanfaatan jagung di Indonesia untuk diproduksi menjadi minyak jagung masih rendah, padahal ketersediaan jagung di Indonesia melimpah.
Berdasarkan data import dari Badan Pusat Stasistik pada tahun 2014 (BPS), impor minyak jagung mencapai 2017,314 ton. Dari data tiap tahunnya impor minyak jagung hampir mengalami peningkatan di dalam negeri. Tingginya angka import minyak jagung menunjukaan meningkatnya konsumsi dalam negeri terhadap minyak jagung. Menandakan masyarakat Indonesia telah mengetahui manfaat lebih dari minyak terutama dari segi kesehatan dari setiap bahan pangan yang dikonsumsi.
Pabrik direncanakan beroperasi secara kontinyu 24 jam selama 330 hari per tahun dengan kapasitas produksi 3000 ton/tahun. Bahan baku jagung didapat dari perkebunan di daerah Tuban memiliki kapasitas produksi 526.515 ton/tahun. Pabrik direncanakan didirikan di daerah Kabupaten Tuban, Jawa Timur pada tahun 2020 karena dekat dengan sumber bahan baku, memiliki posisi pemasaran yang strategis, memiliki akses jalan raya yang baik, dekat dengan pelabuhan, dekat dengan sumber air sungai sehingga kebutuhan air mudah terpenuhi, serta mudah dalam proses perizinan pendirian pabrik.
Proses yang digunakan pada pradesain pabrik minyak jagung adalah metode ekstraksi proses pressing. Proses pembuatan minyak jagung (corn oil) dengan proses ini dapat dibagi dalam beberapa tahap, antara lain :
A. Tahap Persiapan Bahan Baku
Jagung yang didapat dari Kabupaten Tuban Proses pembuatan minyak jagung diawali dengan pemisahan bahan baku tanaman jagung menjadi biji jagung di Corn Sheller. Biji jagung akan menuju penampung biji jagung dengan bucket conveyor. kemudian biji jagung dibawa ke grinder untuk dikecilkan ukuran dari biji jagung lalu disimpan didalam bin pecahan biji jagung Selanjutnya pecahan biji jagung tersebut diangkut menggunakan screw conveyor menuju sterilizer yang bertujuan untuk memasak biji jagung (pada suhu 150 deg C) telebih dahulu sebelum mengalami proses ekstraksi pressing.
B. Pembentukan Produk
Proses awal refinery corn oil adalah bahan crude corn oil dalam keadaan pada suhu 50 deg C dan tekanan 1 atm dipompa dari tangki menuju Heat Exchanger untuk dipanaskan hingga suhu 105 deg C. Selanjutnya, crude corn oil dimasukkan ke dalam tangki degumming. Proses degumming adalah proses penghilangan gum atau lendir menggunakan H3PO4 (85%) sebanyak 0,05% dari rate produk masuk. Gum ini merupakan senyawa organik nonfat yang terkandung sebagai impurities. Setalah melalui proses degumming crude corn oil dialirkan dengan pompa menuju Vacuum Dryer. Proses bleaching ini dengan adanya penambahan bleaching earth ke dalamnya. Kondisi operasi pada tangki bleaching adalah 1 atm dan suhu 110 deg C. Aliran yang keluar dari tangki bleaching kemudian dialirkan dengan pompa menuju alat filtarasi untuk memisahkan minyak dari bleaching earth.
C. Tahap Pemurnian
Filtrat berupa minyak dari Niagara filter kemudian dialirkan ke tangki penampungan Proses deodorisasi sebagai tahap terakhir dalam pemurnian minyak, merupakan proses pelucutan oleh uap air (steam) yang kemudian diinjeksikan ke dalam minyak pada suhu tinggi 240 deg C dan tekanan vacuum (0,0079 atm). Pada kondisi ini asam-asam lemak bebas (FFA) serta senyawa-senyawa odor akan teruapkan selanjutnya ditampung pada tangki penampung. Bottom product kolom deodorizer (D-320) berupa Refined Corn Oil dengan FFA (maks.0,03%) dipompa dan didinginkan melalui Cooler dialirkan menuju Corn Oil Storage.
Pabrik Minyak Jagung (Refined Corn Oil) ini direncanakan beroperasi secara kontinyu selama 24 jam dengan waktu produksi 300 hari/tahun. Operasi pabrik Minyak Jagung (Refined Corn Oil) ini memiliki perencanaan sebagai berikut :
1. Kapasitas produksi
a. Corn Oil : 3000 ton / tahun
b. Pakan Ternak : 71164,68 ton/ tahun
c. FFA : 236,09 ton / tahun
2. Lokasi Pabrik: Tuban, Jawa Timur
3. Analisa ekonomi
a. Komposisi modal :
-Modal sendiri 40%
-Modal pinjaman 60%
b. Bunga Bank : 12,5%
c. Total modal investasi :Rp 236.831.139.061,96
d. Total biaya produksi :Rp 176.945.888.871,31
e. Hasil penjualan/ Tahun :Rp Rp285.581.290.752
f. Internal Rate of Return : 26,19
g. Pay Out Time : 6,65 Tahun
h. Break Even Point : 37,20 %
Dari hasil uraian diatas, ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis, Minyak Jagung (Corn Oil) ini layak untuk didirikan.
================================================================================================
The Indonesian government always enhances the productivity of the agricultural sector by optimizing natural resources. This is done in the hope that it can produce more food and increase household income. Indonesia is the largest corn producer in ASEAN (The Association of Southeast Asian Nations) (Mantau, 2016). This is an opportunity for Indonesia to be able to compete with ASEAN countries in managing corn crops. One processing of corn is used as a raw material for making vegetable oils.
Making vegetable oil from corn is intended for food purposes such as vegetable oil, cooking oil, margarine, or salad dressing. In addition, it is also for non-edible oil such as moisturizing and fragrance ingredients in the cosmetics industry, additives in soap making, the pharmaceutical industry, or used in the oleo chemical and biodiesel industries. Corn oil (edible oil) is an oil that is rich in unsaturated fatty acids, namely linoleic and linolenic acids. Both of these fatty acids can reduce blood cholesterol and reduce the risk of coronary heart attack. Corn oil is also rich in tocopherol (Vitamin E) which functions for the function of stability against rancidity. In corn oil there are dissolved vitamins that can be used also as non-food ingredients, namely medicines. Corn oil can be used as an alternative for the prevention of coronary heart disease (Dwiputra et al., 2014). But the use of corn in Indonesia to be produced into corn oil is still low, even though the availability of corn in Indonesia is abundant.
Based on import data from the Statistic Central Agency in 2014 (BPS), corn oil imports reached 2017,314 tons. From the annual data, imports of corn oil have almost increased in the country. The high import figures for corn oil indicate an increase in domestic consumption of corn oil. It indicates that Indonesian people already know more about the benefits of oil, especially in terms of the health of every food consumed.
The plant is planned to operate continuously 24 hours for 330 days per year with a production capacity of 3000 tons / year. The raw material for corn obtained from plantations in the Tuban area has a production capacity of 526,515 tons / year. The factory is planned to be established in Tuban Regency, East Java in 2020 because it is close to raw material sources, has a strategic marketing position, has good highway access, close to the port, close to river water sources so that water needs are easily met, and easy in the process of licensing the establishment of a factory.
The process used in plant design corn oil mills is a pressing process extraction process. The process of making corn oil (corn oil) with this process can be divided into several stages, including:
A. Stage of Raw Material Preparation
Corn obtained from Tuban Regency The process of making corn oil begins with the separation of the raw material of corn plants into corn kernels at Corn Sheller. Corn kernels will lead to corn seed storage with a conveyor bucket. then corn kernels are brought to the grinder to reduce the size of the corn kernels and then stored in corn seed fragments. The corn kernels are then transported using a screw conveyor to the sterilizer which aims to cook corn seeds (at 150oC) before undergoing pressing extraction process.
B. Product Formation
The initial process of a corn oil refinery is crude corn oil in a condition at 50oC and a pressure of 1 atm is pumped from the tank to the Heat Exchanger to be heated to a temperature of 105 oC. Furthermore, crude corn oil is put into degumming tanks. The degumming process is the process of removing gum or mucus using H3PO4 (85%) as much as 0.05% of the rate of product entry. This gum is a nonfat organic compound contained as impurities. After going through the degumming process crude corn oil is flowed with a pump to Vacuum Dryer. The bleaching process is with the addition of earth bleaching into it. The operating conditions for the bleaching tank are 1 atm and the temperature is 110 ° C. The flow that comes out of the bleaching tank is then flowed by the pump to the filtration device to separate the oil from earth bleaching.
C. Purification Phase
The filtrate in the form of oil from Niagara filter is then flowed into the storage tank. The deodorization process as the last step in oil refining is a process of discharging by steam (steam) which is then injected into oil at high temperatures 240 ° C and vacuum pressure (0.0079 atm) . In this condition free fatty acids (FFA) and odor compounds will be evaporated and then accommodated in the storage tank. Bottom product of column deodorizer (D-320) in the form of Refined Corn Oil with FFA (max. 03.03%) pumped and cooled through a Cooler is flowed towards Corn Oil Storage.
This Refined Corn Oil Plant is planned to operate continuously for 24 hours with a production time of 300 days / year. Refined Corn Oil has a plan as follows:
1. Production capacity
a. Corn Oil: 3000 tons / year
b. Animal Feed: 71164.68 tons / year
c. FFA: 236.09 tons / year
2. Factory Location: Tuban, East Java
3. Economic analysis
a. Capital composition:
- Own capital 40%
- Capital loan 60%
b. Bank Interest: 12.5%
c. Total investment capital: Rp 236,831,139,061.96
d. Total production costs: Rp 176,945,888,871.31
e. Sales / Year: Rp. Rp.285,581,290,752
f. Internal Rate of Return: 26,19
g. Pay Out Time: 6.65 Years
h. Break Even Point: 37.20%
From the results of the description above, in terms of both technical and economic aspects, Corn Oil is suitable to be established.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSK 641.331 5 Azz p-1 2019
Uncontrolled Keywords: Corn Oil, Deodorization, Minyak Nabati, Pressing Extraction
Subjects: T Technology > TP Chemical technology > TP156 Crystallization. Extraction (Chemistry). Fermentation. Distillation. Emulsions.
T Technology > TP Chemical technology > TP370 Food processing and manufacture
T Technology > TP Chemical technology > TP669 Oils, fats, and waxes
Divisions: Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Azizah Az-zahra
Date Deposited: 31 Oct 2021 13:13
Last Modified: 31 Oct 2021 13:13
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/61431

Actions (login required)

View Item View Item