Strategi Pengembangan Startup Digital Di Pontianak Dengan Pendekatan Design Thinking

Andriyati, Lailatul (2023) Strategi Pengembangan Startup Digital Di Pontianak Dengan Pendekatan Design Thinking. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 6032211235-Master_Thesis.pdf] Text
6032211235-Master_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 September 2025.

Download (20MB) | Request a copy

Abstract

Kemajuan teknologi telah mempengaruhi perkembangan startup digital secara global. Meski demikian, perkembangan startup digital di Indonesia masih belum pesat, dengan tingkat kewirausahaan yang rendah (3,1%). Menyadari potensi ekonomi yang sangat besar dari startup, pemerintah mengambil inisiatif dengan program pengembangan startup digital. Pada tahun 2021, survei yang dilakukan oleh Masyarakat Industri Kreatif Digital Indonesia (MIKTI) mengungkapkan Pontianak memiliki startup paling sedikit (9 startup atau 0,74%), sehingga diperlukan keterlibatan aktif dan kolaborasi dari beragam pemangku kepentingan dalam ekosistem digital. Pemangku kepentingan utama meliputi pemerintah, akselerator, universitas, inkubator, mahasiswa/talenta, komunitas, dan startup digital. Untuk menyelidiki tantangan kontekstual yang dihadapi oleh pemangku kepentingan startup digital di Pontianak, kami menggunakan survei dan wawancara langsung dengan perwakilan dari kelompok pemangku kepentingan dan enam startup digital (Bujang Kurir, Angkuts, IndoFarm, betukang.id, Qara'a, dan Spairum). Analisis pemangku kepentingan digunakan untuk memilih responden, dan wawancara mendalam dianalisis menggunakan pemikiran desain, dilengkapi dengan diskusi dalam forum yang terfokus (FGD) untuk sintesis. Penelitian ini mengidentifikasi adanya dua faktor penting yang mendorong kolaborasi dan mengatasi hambatan pengembangan startup digital di Pontianak. Pertama, aktivasi Ekosistem Digital Lokal muncul sebagai elemen penting yang memerlukan pembentukan lingkungan yang mendukung untuk mempromosikan kemitraan lintas sektor, memfasilitasi berbagi informasi tanpa batas, dan mengoptimalkan alokasi sumber daya di antara para pemangku kepentingan. Kedua, Pengembangan Digital-Sociopreneurship dan Peningkatan Kompetensi dari pemangku kepentingan yang muncul sebagai kontributor penting bagi pertumbuhan startup, menekankan pemberdayaan pelaku startup melalui program pengembangan digital-sociopreneurship untuk meningkatkan kemampuan mereka mengatasi tantangan pasar dan mendorong inovasi. Selain itu, pemangku kepentingan harus memprioritaskan peningkatan kompetensi pelaku startup, termasuk keterampilan digital dan ketajaman kewirausahaan, untuk mendukung dan memandu startup digital dengan lebih baik dalam perjalanan pertumbuhannya. Berdasarkan tantangan dan solusi yang teridentifikasi, diperlukan strategi pengembangan startup di Pontianak yang komprehensif. Pertama, direkomendasikan pembuatan Platform Kolaboratif yang memfasilitasi interaksi reguler dan pertukaran antar pemangku kepentingan, mendorong budaya kolaborasi dan pemecahan masalah bersama. Kedua, Prakarsa Penguatan Pendidikan dan Pelatihan sangat penting untuk membekali calon wirausahawan dan pelaku usaha rintisan dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berkembang dalam lanskap startup digital yang dinamis. Ketiga, Pemberian Dukungan Finansial harus didorong melalui insentif dan dukungan dari lembaga keuangan dan investor untuk mendukung startup digital di Pontianak. Terakhir, Membangun Kesadaran melalui kampanye untuk membantu menarik talenta, investor, dan dukungan masyarakat dan juga pemerintah, sehingga tercipta lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan startup
======================================================================================================================================
Technological advancements have profoundly influenced the global digital startup landscape; however, the development of digital startups in Indonesia encounters challenges stemming from a scarcity of digital talent and a low entrepreneurship rate (3.1%). Acknowledging the immense economic potential of startups, the government has taken initiative with a digital startup development program. In 2021, a survey conducted by the Indonesia Digital Creative Industry Society (MIKTI) revealed Pontianak to have the fewest startups (9 startups or 0.74%), necessitating active engagement and collaboration from diverse stakeholders in the digital ecosystem. Key stakeholders include the government, accelerators, universities, incubators, students/talent, communities, and digital startups. To investigate the contextual challenges faced by digital startup stakeholders in Pontianak, we employed direct surveys and interviews with representatives from stakeholder groups and six digital startups (Bujang Kurir, Angkuts, IndoFarm, betukang.id, Qara'a, and Spairum). Stakeholder analysis was employed to select respondents, and in-depth interviews were analyzed using design thinking, complemented by focus group discussions (FGD) for synthesis. Our findings underscore two pivotal factors that foster collaboration and surmount obstacles for digital startup development in Pontianak. First, the activation of the Local Digital Ecosystem emerged as a critical element, necessitating the establishment of a supportive environment that promotes cross-sector partnerships, facilitates seamless information sharing, and optimizes resource allocation among stakeholders. Second, Digital-Sociopreneurship Development and Stakeholder Competency Improvement emerged as essential contributors to startup growth, emphasizing the empowerment of startup actors through digital-sociopreneurship development programs to bolster their ability to tackle market challenges and drive innovation. Additionally, stakeholders must prioritize the enhancement of their competencies, including digital skills and entrepreneurial acumen, to better support and guide digital startups through their growth journey. Based on the identified challenges and solutions, we propose a comprehensive startup development strategy for Pontianak. Firstly, we advocate for the creation of Collaborative Platforms that facilitate regular interactions and exchanges among stakeholders, fostering a culture of collaboration and joint problem-solving. Secondly, Strengthening Education and Training initiatives are pivotal to equip aspiring entrepreneurs and startup actors with the necessary skills and knowledge to thrive in the dynamic digital startup landscape. Thirdly, Providing Financial Support should be encouraged through incentives and support from financial institutions and investors to bolster digital startups in Pontianak. Lastly, Building Awareness through impactful awareness campaigns will help attract talents, investors, and community and government support, thus nurturing a conducive environment for startup growth

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: ekosistem digital lokal, digital-sociopreneurship; startup digital, stakeholder startup, analisis stakeholder, metode design thinking digital startup, startup stakeholder, stakeholder analysis, design thinking method, local digital ecosystem, digital-sociopreneurship.
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory > HB615 Entrepreneurship.
H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD30.28 Planning. Business planning. Strategic planning.
H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD45 Technological innovations
H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD62.5 New business enterprises. Business incubators.
H Social Sciences > HF Commerce > HF5548.32 Electronic commerce.
H Social Sciences > HF Commerce > HF5548.34 Mobile commerce.
Divisions: Interdisciplinary School of Management and Technology (SIMT) > 61101-Master of Technology Management (MMT)
Depositing User: Lailatul Andriyati
Date Deposited: 25 Aug 2023 02:32
Last Modified: 25 Aug 2023 02:32
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/102881

Actions (login required)

View Item View Item